Belajar dari Jemuran yang Penuh: Mencari Kesempatan disela Kesempitan


Mencari kesempatan disela kesempitan itu seperti mencari tempat kosong dijemuran pakaian anak asrama dikala hujan lebat melanda.

Tiba-tiba saja ide ini muncul didalam kepala saya. Ya..hari ini adalah hari minggu dan saat ini hujan deras sedang melanda, aneh tapi nyata, jemuran di asrama putri nampak sangat penuh, sesak dan tidak ada tempat kosong barang sedikitpun. Bukan saja tiang jemuran yang penuh, bahkan tiang-tiang-an yang disulap jadi jemuran pakaian-pun sudah penuh, nuh, nuh. Tidak biasanya (sambil mikir serius).
Saya bukanlah orang yang kehabisan akal (sombong dikit kale ya..), saya bertaruh dalam hati. Kalau tidak menemukan tempat jemuran, maka ni pakaian basah harus dibawa kembali ke kamar mandi, lalu dibenamkan disana setidaknya satu malam sampai ada pemilik jemuran yang bersedia untuk mengangkat jemurannya yang sudah kering. Nah, kalau sudah dibenamkan satu malam, maka keesokan harinya, bukannya bau pewangi pakaian yang tersisa, tapi bau apek dan tidak sehat untuk serat pakaian. Benar tidak?. Alasan utama sih, kalau didiamkan semalam, maka sifat malas yang sudah mendarah daging ini akan mengambil alih dan membiarkan tu pakaian bermalam lagi menjadi dua malam atau tiga malam sekalian.
Mencari kesempatan untuk bisa menjemur pakaian diantara sela-sela pakaian teman-teman yang lain itu asik. Segera observasi tempat kosong barang beberapa centi, lalu geser…hehehe. Licik kadang juga sangat penting, demi kebaikan sendiri dan juga kebaikan bersama. Bayangkan saja jika pakaian saya tidak jadi saya jemur, bibi tukang bersih kamar mandi akan protes dan ini hanya akan menjadi perdebatan antara sesama anak asrama dan bahkan bisa dibawa kehadapan sidang tinggi anak asrama. Hohoho,..bukan merupakan gaya saya kalau seperti ini.
Alhasih, saya akhirnya menemukan tempat jemur pakaian yang panjangnya Cuma setengah meter saja, tapi lumayan. Dengan berbekal gantungan pakaian saya mulai menjemur pakaian dan beberapa menit kemudian, pakaian saya yang basah terjemur semua. Puji Tuhan…
Dari sini, saya belajar bahwa, jemuran yang penuh itu seperti halnya masalah. Masalah seperti apapun bentuknya ya namanya masalah. Masalah…(balik lagi), okay kali ini serius. Masalah bagaimanapun juga akan mempunyai titik lemah, nah, titik lemah inilah yang harus saya temukan untuk menghadapi si masalah ini tadi. Kadang, masalah muncul bukan sebagai masalah, tapi merupakan kesempatan yang tersembunyi. Cerdik dan banyak akal adalah bekal untuk menghadapi masalah yang super complit dan ruwet dan bla..dan bla. Kadang saya berpikir, masalah itu bersifat terlalu banyak mikir, sedangkan solusi masalah bersifat sedikit mikir tapi efeknya buat jera si masalah..hehehe
Semoga bermanfaat sobat,
Salam dan doa.

Iklan

Satu pemikiran pada “Belajar dari Jemuran yang Penuh: Mencari Kesempatan disela Kesempitan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s