Pagi ini, saat saya sedang nongkrong di study hall, tepatnya di asrama putri tempat saya tinggal. Bak sampah di ruangan ini, penuh dan over-loaded. Saya amati tidak ada seorang pun yang berniat untuk memindahkan isinya dan mengosongkan bak sampah ini. Memang, akhir-akhir ini petugas kebersihan yang sedianya bertugas untuk membersihkan bak sampah sedang tidak turun karena libur dari institusi tempat bekerja.

Saya berharap ada orang yang dengan baik hati membereskan bak sampah tersebut. Menunggu dan menunggu hingga akhirnya saya sudah tidak tahan lagi. Kesadaran ini lambat sekali datangnya dan saya langsung mengambil plastik dan memindahkan isi dari bak sampah tersebut. Beruntungnya saya, salah satu penghuni asrama (China citizens) yang memang tinggal satu asrama dengan saya mengulurkan tangannya dan membantu saya membereskan sampah tersebut. Tidak memerlukan waktu yang lama, akhirnya sampah-sampah yang mengganggu pemandangan ini berhasil disingkirkan dan diamankan di tempat yang semestinya.

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa, Tidak akan ada perubahan jika tidak ada aksi. Menunggu juga merupakan aksi tapi ini tidaklah cukup. Perlu tindakan nyata dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan melakukan perubahan. Mengharapkan orang lain untuk melakukan perubahan sah-sah saja, tapi apakah salah jika kita sendiri yang menjadi si ‘pengubah’ yang diharapkan tersebut ?. Tidak ada motif lain, hanya untuk menyingkirkan perasaan “geli” didalam hati yang sangat mengganggu karena sesuatu yang tidak pada tempatnya.

Salam berkarya, Sobat.