Saya baru saja pulang dari kampus setelah kurang lebih 30 menit menerima pengantar mata kuliah Intructional Media dari dosen saya yang memang ahli dibidang ini. Saya bisa dibilang beruntung karena saya adalah satu-satunya international student di kelas. Saya merasa tidak nyaman dengan ini karena saya melihat betapa berusahanya dosen saya untuk berbicara dengan Bahasa Inggris dan juga para teman-teman saya. Kadang saya berpikir, ini bukan salah saya sepenuhnya, “mereka bersedia menerima international student, so…mereka pastinya sudah siap untuk menggunakan bahasa international didalam setiap kesempatan akademik”.
Saya, bersemangat pada awal mata kuliah ini. Jujur saja, saya meyukai teknologi dan berbagai macam hal yang terkait didalamnya. saya menyukainya. Awal perkuliahan, saya sudah ditumpuk dengan serentetan tugas yang lumayan lah…Tapi, saya beruntung pertama karena saya diperbolehkan untuk ikut ambil bagian didalam kegiatan perkuliahan ini, kedua karena saya masih hidup saat ini (saya membayangkan saya akan jatuh pingsan karena histeris) dan ketiga, saya diberi kesempatan untuk menunjukkan siapa saya kepada dunia (yang ini agak lebay).
Saya yang awalnya tertutup dan agak misterius yang kebangetan, mulai membuka diri terhadap orang lain dan terhadap berbagai macam fenomena ajaib dilingkungan kampus. Contohnya, hari ini saya menggunakan pakaian harian yang sangat dan super sederhana untuk pergi kekampus. Pakaian ini biasanya saya gunakan untuk bermain di rumah (asrama) dan mungkin sesekali jalan-jalan. Tidak masalah dan saya sangat menyukainya. Sebelumnya, saya memang bersekolah ditempat dimana ‘kekakuan’ menjadi hal nomor satu yang patut untuk selalu diingat. Sebagai contoh, pakaian harus seragam, rapi, wangi dengan sepatu hitam, kulit yang harus disemir hingga mengkilap. Disini, saya tidak menemukan hal seperti itu, khususnya pada mahasiswa. Nilai yang saya ambil adalah soal ‘kebebasan yang bertanggung jawab”. Saya ingat dengan sebuah tulisan yang dipajang di atas pintu perpustakaan sekolah beberapa waktu yang lalu intinya “Jangan khawatir dengan apa yang kamu pakai ketika masih bersekolah, karena saat sekolah bukan pakaian yang menjadi perhatianmu, tapi otakmu, seberapa banyak ilmu yang bisa kamu serap dan kamu pergunakan “. Wow…saya sangat setuju dengan hal ini. Sebagai hasil, banyak mahasiswa yang pakaiannya ngak karu-karuan, tapi adalah ilmuan yang luar biasa di kampusnya. Istilah “Don’t ever judge the book by its cover” sangat tepat disematkan disini.
Humm…saya tidak tahu apa yang harus saya bagikan lagi. Saat ini, saya sedang menunggu waktu habis makan siang agar saya dapat mengurus macam-macam hal di Registar office. Saya masih punya banyak waktu untuk saat ini.
Selanjutnya, saya ingin membicarakan tentang teman kelas saya yang ‘lumayan’ menggiurkan kalau mereka adalah makanan. Saya, ketika pertama datang kemari, sangat terkaget-kaget dengan banyaknya mahasiswa rajin dan bersemangat di area lingkungan sekolah. Waktu saya sekolah di Indonesia, tipical orang-orang rajin seperti ini adalah mereka yang memiliki tampang pas-pasan. Disini, mereka yang rajin dan berdedikasi adalah mereka yang memiliki tampang diatas rata-rata. Saya awalnya tidak terbiasa dengan hal ini, tapi lambat laun, saya mulai bisa beradaptasi dengan pacuan jantung saya ketika saya melihat orang ganteng yang bahagianya menjadi teman sekelas dan juga sejawat saya.
Humm..saya rasa, cukup sekian saja edisi menulis saya untuk saat ini. Saya akan sambung kembali pada masa yang akan datang. Saya punya banyak waktu luang pada semester ini, dan salah satu kegiatan saya adalah mengembangkan bloq ini. saya harap, niatan saya dapat terwujud untuk beberapa waktu yang akan datang.
Salam semangat dan selamat menjalani hari.