Hujan di Manila


water-rain-raindrops-drops

Dalam beberapa hari ini, lebih tepatnya sudah satu minggu ini, hujan deras disertai dengan angin kencang melanda Manila dan sekitarnya. Perubahan cuaca seperti ini, sudah bukan hal baru lagi, karena setiap tahun akan terus seperti ini adanya. Tapi, ya…tidak masalah. Alhasil, saya harus sekuat tenaga untuk menyesuaikan diri, karena saya secara terang-terangan mengalami yang namanya ‘tidak enak badan’, atau bisa dikatakan sakit. Ya..suhu badan saya naik turun lalu diiringi dengan sakit kepala yang saya agak ragu menentukan penyebabnya. Tapi, secara keseluruhan, saya baik-baik saja. Saya masih bisa menanganinya sampai sejauh ini.

Saya tinggal di lantai 27 sebuah gedung, karena hujan hari ini, saya bisa merasakan fenomena yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Saya merasa berada di dalam kumpulan awan. Ya, awan hujan yang berwarna abu-abu dan entah kenapa saya melihatnya menarik dan cantik. Saya agak takut untuk menikmatinya karena sedikit menyeramkan. Tapi, sejauh ini saya menyukainya.

Hujan memang membawa berkat tersendiri disamping itu juga membawa hal yang tidak diinginkan. Hujan di Manila selalu membawa angin kencang bersamanya, sehingga hal ini membawa rasa takut bagi para warga sekitar. Angin kencang dapat menyebkan pohon-pohon tumbang, dan kelas-kelas diliburkan. Sejak pertama kali berada di Manila, saya mulai familiar dengan istilah ‘walang pasok’ atau tidak masuk/turun ke kantor/sekolah. Karena keadaan angin kencang, terbilang tidak begitu aman untuk siswa, pelajar dan mereka yang dapat dikatakan ‘lemah’. Kadang, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sekolah juga tidak dapat bertanggung jawab penuh. Ia bukan?.

Berbeda dengan di Indonesia, hujan merupakan berkat tapi juga kesialan bagi siswa/siswi. Saya ingat betul dulu, ketika hujan lebat turun dan saya harus turun sekolah. Saya memberanikan diri untuk menggunakan jas hujan dan mengayuh sepeda melintasi angin yang mungkin tidak seberapa dan kilat yang saling bersahut-sahutan satu dengan yang lain. Saya ingat betul bagaimana saya harus pergi kesekolah tanpa menggunakan alas kaki dan hal-hal menarik lainnya. Sering, saya harus pergi sekolah seorang diri karena ya…tidak ada teman-teman saya yang mau pergi bersama saya dalam keadaan hujan seperti itu. Sungguh pengalaman yang menyenangkan. Sekarang, kalau dipikir lagi, semangat dan kekuatan saya itu, entah kemana larinya ya?.

Hujan di Manila, bagi saya adalah waktu untuk mengenal diri sendiri. Bersatu dengan diri saya sendiri dan saling bercakap-cakap satu dengan yang lain. Mengingat kembali masa-masa yang telah lalu dan selanjutnya mengumpulkan banyak semangat untuk berjuang dan melangkahkan kaki ke arah yang baik, masa depan. Ya..saya sangat memerlukannya, saya membutuhkannya. Karena, sakit psikologis yang saya alami dalam beberapa waktu ini. Aneh ya..Tapi, ya sudahlah..saya memang seperti itu adanya.

Hujan di Manila….

Salam.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s