Ada sebuah hal menarik yang terjadi di kelas mahasiswa/I master di tempat saya sekolah. Kelas yang diisi oleh mereka yang rata-rata sudah bekerja dan memiliki penghasilan yang lumayan perbulannya. Mereka yang dapat digolongkan sebagai orang-orang yang memiliki cara berpikir yang jauh lebih dewasa dibandingkan dengan mereka yang masih duduk di bangku undergraduate.
Pada suatu ketika, ada pengumuman libur dari manajemen universitas, waktu libur ini akan diisi dengan kegiatan universitas yang akan dilangsungkan seharian penuh. Menarik bahwa hari itu, bertepatan dengan jam masuk kelas untuk seorang professor keperawatan. Mahasiswa akhirnya saling bertukar informasi dan berujung perdebatan untuk menginformasikan berita tersebut kepada professor yang akan masuk kelas nanti. Tidak ada yang dengan suka rela mengatakan ‘saya saja yang akan memberitahu profesor’. Semua jawaban adalah, ‘maaf..jangan saya’ lalu, ‘kamu saja..’.
Jika dilihat lebih dalam, professor yang dimaksud bukanlah seorang yang menakutkan atau ‘killer’ dimata mahasiswa. Professor ini adalah professor yang sangat baik, mahasiswa/I menyematkan tanda kehormatan di dada beliau sebagai professor paling bersahabat dengan mahasiswa/i. Tapi, anehnya, mahasiswa master yang terkenal dengan kedewasaannya ini malah ‘tidak berani’ mengatakan bahwa ‘Hari ini ada pemberitahuan libur dari universitas, apakah kelas hari ini tetap masuk ?”.
Mungkin, ada banyak alasan mengapa mahasiswa/I ini tidak berani mengatakan hal tersebut diatas kepada profesornya. Hipotesis kuat saya mungkin begini, mereka tidak ingin melewatkan waktu kuliah bersama professor ini. Harapan mereka, tidak ada satu orang pun yang akan mengatakan hal demikian pada professor mereka dan turun belajar seperti biasanya. Saya harap, hipotesis saya benar adanya. Saya sungguh berharap demikian.
Sebagai orang dewasa, kita juga bisa dan sangat diperbolehkan untuk bersikap kekanak-kanakan. Tidak masalah, karena itu adalah bagian dari diri kita. Bersikap kekanak-kanakan dengan dan untuk tujuan yang lebih baik dan mulia.
Singkat cerita, ternyata ada salah satu sahabat yang memberanikan diri menyampaikan informasi tersebut kepada profesornya dan jawaban professor adalah ‘kita tetap masuk kuliah seperti biasa’. Kelas tidak memberikan tanggapan apa-apa, hanya. “Okay”.
Ketika professor masuk kelas, ia melanjutkan kalimatnya kembali…” Kita masuk kuliah setengah dari jam masuk hari biasanya ya…” dan seluruh isi kelas bersorak sorai bahagia.