Ketika semuanya berakhir


15492275_1426185957391426_8026869264736307919_n

Keterangan gambar: Ketika saya ikut menyambut dan menemani teman-teman dari Indonesia untuk jalan-jalan menikmati hari di Manila, The Philippines beberapa waktu yang lalu.

Semester sudah berakhir, maka babak baru mulai dibuka. Saatnya liburan! Saatnya membereskan semua hal yang tidak nyaman dan menempatkan semua hal pada tempatnya. Ini sayang saya lakukan sehari ini. Saya membereskan semua kertas-kertas yang sudah tidak terpakai lagi, menyimpan sampah-sampah yang masih berguna dan membuat rumah yang kami tempati layak untuk dijadikan hunian untuk masa liburan ini.

Saya memutuskan untuk tidak pulang kampung dalam masa liburan ini, karena saya memiliki alasan yang kuat. Uang untuk pulang kampung, saya alihkan untuk membiayai masa persiapan saya sebelum saya masuk ke tahap dan babak baru dalam hidup saya. Semester baru yang mau tidak mau, tinggal menghitung hari saja.

Ketika membereskan beberapa barang yang tidak seberapa saya miliki, saya menemukan banyak sekali barang-barang yang seharusnya tidak saya simpan dan sudah seharusnya saya buang atau saya sumbangkan. Saya tidak tahu, mengapa saya begitu baik hati menyimpan semua barang-barang yang saya label sebagai ‘sampah’ saat ini. Ya…sesuai dengan prinsip hidup saya akhir-akhir ini, HIDUP SEDERHANA. Maka, saya memutuskan untuk memuat hanya sedikit dan se-efisien mungkin apapun yang saya miliki dan membuang atau menyumbangkan apa saja yang tidak saya maksimalkan penggunaannya.

Ketika semester ini berakhir, kekhawatiran sayapun mencuat. Bagaimana tidak, saya harus dengan sangat sabar menunggu nilai yang merupakan hasil kerja saya selama kurang lebih 6 bulan kemarin. Saya tidak yakin apakah saya sudah melaksanakan semuanya dengan baik. Saya tidak yakin dengan kemampuan diri saya, sehingga baik bagi saya untuk menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan pasrah deh! Saya tidak mau terlalu ambil pusing dan mati dengan penuh kekhawatiran.

Setelah semuanya berakhir, saya pun memutuskan untuk hidup sederhana dan hidup ‘saat ini’ atau at present tanpa berusaha mengabaikan masa lalu, tapi juga terus memandang kedepan. Ah…hidup ini memang petualangan yang sangat menyenangkan.

Ketika semuanya berakhir….maka selalu ada awal yang baru.

Salam.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s