“Pelajaran tentang ekonomi sudah diterima sejak duduk di bangku sekolah dasar, tapi hingga saat ini, saya masih belum juga menjadi kaya!“, demikianlah keluhan sahabat saya. Rasa frustasinya muncul ketika Ia dihadapkan pada kenyataan krisis ekonomi yang sedang melanda negerinya.
“Kadang, saya menyesal juga, mengapa tidak belajar pelajaran ekonomi dengan sangat baik waktu itu!” Keluhnya lagi. Memang, saya akui, sahabat saya ini kerap mengeluh akhir-akhir ini, mulai dari padatnya jadwal kegiatannya yang kemudian berlanjut pada masalah ekonomi yang melanda negeri dan melanda rumah tangga keluarganya yang kemudian secara langsung menyerang perekonomiannya.
Saya pandangi isi dompet saya, ya…saya mungkin tidak jauh berbeda dengannya. Saya juga mungkin memiliki keadaan yang lebih parah.
“Saya tidak tahu berbisnis, yang saya tahu adalah menawarkan jasa saya dan pura-pura tidak mengharapkan balasan!” Katanya lagi.
“Saya sudah mencoba berbisnis, tapi jujur! Saya terlalu sibuk untuk menolong orang lain!” imbuhnya lagi.
Kasiannya sahabat saya ini, keluh saya dalam hati. Haruskah saya menemaninya untuk mengambil kelas ekonomi yang berfokus pada mata kuliah mempercepat proses menjadi kaya?. Adakah yang akan menawarkan kami mata pelajaran ini ?