Akhir-akhir ini, sahabat saya terus-terus saja menghubungi saya tanpa henti. Persis 24 jam ini. Saya tahu, tugas kami sangat banyak, mulai dari sekolah dan juga pekerjaan. Tapi, sikapnya membuat saya juga harus menyatakan sedikit proses. Bagaimana tidak, ia terus saja menghubungi saya dan memaksakan saya untuk mendengarkan ceritanya. Saya sempat berpikir bahwa Ia nampaknya berubah menjadi sangat manja akhir-akhir ini.
Bukannya saya tidak ingin mendengarkan ceritanya atau mau membantu beban yang Ia alami. Hanya saja, sahabat saya ini menceritakan kisah yang sama terus dan terus, lebih dari setahun ini. Saya bahkan hafal kalimat-kalimat yang Ia kirimkan pada saya. Ya…saya juga tidak bisa protes. Karena ini adalah masalah Cinta. Siapa sih yang tidak sakit kepala ketika berhadapan dengannya. Menarik!
Sahabat saya ini membagikan perasannya sebagai seorang kekasih yang merindukan kekasihnya. Kadang saya dibuat binggung olehnya. Perasaan cintanya ada berdasarkan mood-nya saat itu. Kadang, dapat terjadi sehabis Ia mendengarkan musik. Kadang juga sehabis Ia menyaksikan drama romantis di televisi. Ah…dia memang masih kekanak-kanakan pikir saya waktu itu.
Saya sudah lama bersahabat dengannya dan mungkin saya tahu, bahwa Ia adalah sosok pribdi yang kurang ‘cinta’. Ya, Ia kelebihan protein, karbohidrat dan mineral lainnya, tapi kurang zat cinta. Apa yang bisa saya lakukan ? Selain dengn sabar mendengarkan kisahnya dengan sabar. Saya harap, Ia bisa menemukan solusinya segera.
Dear, sahabat. Kalau kau membaca ini, tolong pahami. Kadang, sahabatmu ini tidak mampu berbicara langsung dihadapanmu karena rasa tidak enak.
Salam.