Bersyukur adalah tindakan sederhana untuk memberikan kembali kepada Sang Pemberi Hidup apa yang menjadi Hak-Nya. Tentu saja itu adalah definisi yang saya formulasikan sendiri berdasarkan pengalaman saya pribadi.
Hari ini, saya menghadiri kuliah pakar selama satu jam lebih yang diadakan oleh sebuah Bank terkemuka di Asia. Pembicara berasal dari Indonesia dan tiada lain dan tidak bukan adalah menteri keuangan Indonesia yang sangat terkenal dengan jabatannya di Word Bank dan juga prestasinya dalam melakukan Tax Amnesty. Saya sangat terkesima dengan pribadi Ibu mentri ini dan secara seketika menjadikan diri saya ‘fans’.
Hal yang membuat saya terkesima adalah kesederhanaannya dan juga betapa Indonesianya beliau. Disamping suksesnya Ia sebagai seorang Wanita dalam kariernya.
Pertemuan hari ini begitu membekas dalam hati saya dan saya belajar banyak hal.
Saya mencoba merenung dan Sebagai seorang sesama wanita, saya bercermin pada diri saya sendiri dengan mencoba mengajukan pertanyaan, “Sudah sampai dimana perjuangan saya?”. Jawaban saya adalah, “Masih belum cukup! Usaha saya belum juga maksimal hingga saat ini, saya perlu banyak belajar dan bertarung lebih banyak lagi”. Saya memang sangat idealis.
Atas pertemuan ini, sosok Ibu Sri Mulyani Indrawati menjadi sangat gimana begitu dimata saya. Ia hadir sebagai pembicara utama dikelilingi oleh mereka yang berasal dari luar negeri, para bule-bule yang sangat diagung-agungkan ketika saya berada di tanah air. Saya benar-benar masih menjadi korban perspektif yang kurang tepat oleh masyarakat. Saya masih menjadi segan ketika bertemu dengan mereka yang memiliki sebutan ‘white skin’. Bagi saya mereka seakan berada di level yang berbeda diatas saya. Betapa bodohnya saya dengan pemikiran ini. Mengapa saya begitu enjoy dalam pengotakan-pengotakan seperti ini?. Sikap saya ini, membuat sahabat-sahabat saya sering mengatakan bahwa saya “Menilai diri saya terlalu rendah dari kenyataannya”. Saya secara tidak langsung, mem-violated diri saya sendiri dan menginjak-injak usaha pribadi saya sendiri.
Selanjutnya, hari ini saya belajar ‘bersyukur’. Berada di antara para orang-orang asing ini, membuka perspektif saya. Saya merasa, benar-benar berada di ‘luar negeri’ dan betapa sangat beruntungnya saya. Dalam hati tergelap saya, saya mengucapkan, “Terima kasih Tuhan, atas kesempatan yang luar biasa ini”. Tidak banyak orang yang dapat merasakan pengalaman seperti yang saya alami saat ini. Tidak banyak orang yang diberi kesempatan untuk merasakan banyak hal-hal yang tergolong ‘rare’ ini. Sungguh, “Terima kasih Tuhan…”.
Pikir saya, memang tiada yang lebih indah selain menjalani dengan benar-benar hidup saat ini, tanpa mem-push-nya terlalu dalam kedalam keadaan tidak sadar saya. Saya ingin, mulai detik ini, detik terdahulu ketika saya menyadarinya, saya ingin seluruh sel-sel dalam tubuh saya merasakan ‘hidup’ yang dianugerahkan kepada saya. Hitam-putih, sedih-gelap, semuanya adalah sama, inilah ‘hidup’.
Dan hanya ‘bersyukur’lah satu-satunya jalan untuk merasakan semua ini. Syukur atas semua pengalaman-pengalaman menarik ini. Terima kasih Tuhan.
Mari bersyukur.
Salam.