Ketika serangan gempa terjadi terakhir, saya merasakan gejala susah bernafas, pening dan hampir tidak bisa berpikir dengan baik. Kejadian ini disebut sebagai panik. Siapa yang tidak panik ketika ada ancaman bahaya yang terus saja menghantuinya. Saya benar-benar ketakutan dan tidak tahu hal benar apa yang harus saya lakukan.
Beberapa jam kemudian, paska kejadian. Saya masih merasakan hal yang membuat saya sakit kepala dan hampir tidak bisa tidur. Ya, itu kejadian dimana hampir setiap saat dan setiap waktu, saya merasakan adanya goyangan atau getaran mendadak di sekitar saya. Lantaia 27 memang bukanlah hal yang baik bagi saya. Saya benar-benar ingin pindah dari sini.
Ketika berada di luar, saya dapat melihat bahwa gedung apartemen saya nampak lebar, kuat dan kokoh. Ada tulisan, “In God we Trust” di bagian atasnya. Mungkin karena hal ini, maka gedung ini seakan menantang langit dan berkata bahwa Ia kokoh dan kuat.
Tapi, saya beanr-benar tidak peduli. Gedung kokoh ini, terus memberikan goncangan yang tidak saya sukai. Tapi, saya juga tidak dapat melakukan apa-apa karena panik dan takut.
Saya menyadari bahwa, masih banyak hal yang tidak saya ketahui didalam diri saya. Sialnya lagi, saya bahkan tidak ingat Tuhan dalam keadaan seperti ini. Saya ternyata masih takut mati!
Saya tidak percaya dengan ramalam atau prediksi dan seterusnya. Dalam keadaan seperti ini mendaraskan doa rosario memang membuat saya tenang dan damai. Dalam kegelapan hati saya, saya berdoa, “Semoga semunaya baik-baik saja. Amin “.