Berburu Alamat Rumah


Exercise Amalgam Dart

Tinggal di luar negeri dengan aktivitas yang kebanyakan adalah rumah-rumah sakit-klinik dan kembali lagi, terasa sudah cukup bagi saya. Tapi, ketika diberikan tugas untuk melakukan kunjungan rumah ke komunitas, saya benar-benar harus mengakui, pengalaman pertama adalah hal yang sangat tidak menyenangkan hati.

Ketika saya ditugaskan untuk melakukan kunjungan rumah pertama saya, saya benar-benar bersemangat, “Pengalaman baru” seru saya dalam hati. Tapi, ketika saya harus mencari alamat rumah mereka dan melakukan kunjungan rumah. Saya tidak pernah bisa membayangkan akan mendapatkan banyak hujaman sakit kepala seperti ini.

Mungkin seperti lagu dari Ayu Ting-Ting, “Kemana…Kemana…kemana…kucari,..dirimu dimana?“.

Saya mencoba berpikir positif dan melakukan hal yang perlu saya lakukan dalam koridor positif. Tapi, nampaknya usaha saya masih kurang dan belum sepenuhnya!

Jaman teknologi seperti ini, seharusnya saya dapat memanfaatkan layanan GPS yang sudah sangat mudah di bawa ditangan. Tapi, masalah yang saya hadapi tidak memungkinkan saya untuk menggunakan GPS. Kadang saya ketawa juga, lucunya masalah saya ini.

Ah, masalah ini akan menjadi sumber sakit kepala saya untuk beberapa menit kedepan, semoga saya dapat mengatasinya!

Sahabat saya berkomentar “Sebenarnya, apa yang ingin kau sampaikan dengan tulisan singkatmu ini, sebagai pembaca, saya binggung mau memberikan komentar apa. Saya rasa, ada yang kau sembunyikan!

Saya memang tidak dapat membohongi Sahabat saya yang keseharian bersama saya. Sahabat saya benar, ada yang saya sembunyikan dari tulisan saya kali ini. Mencari alamat rumah, lebih dapat diartikan sebagai mencari ‘diri’ klien saya. Proses pencarian ini bersifat lebih dalam, mengarungi kejiwaan seseorang yang padanya saya menaruh perhatian saya.

Ketika saya menjelaskan maksud saya ini, sahabat saya langsung berujar, “Tambahkanlah lagi kalimat pada tulisanmu, Kawan!

dan inilah yang saya lakukan!

Iklan

21 pemikiran pada “Berburu Alamat Rumah

  1. Ia Bu, Saya sedang di FIlipina saat ini. Saya sudah dua tahun berada disini. Tiga bulan disini, memang stress, Bu. Saya harus beradaptasi dengan cuaca, makanan dan juga keadaan lingkungan yang ada disini. Kebetulan saya tinggal di Ibu Kotanya, Manila.
    Tapi, sekarang sudah biasa Bu. Sudah berbaur dengan warga masyarakat disini. Malah sudah tidak dianggap warga sini hehehe

    Disukai oleh 1 orang

  2. Lumayan lah Bu, hehehehe. Setidaknya bisa untuk menawar harga sayur di pasar tradisional hehehe.
    Awalnya dua tahun Bu, tapi ini diperpanjang satu tahun lagi.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Oh gitu, ada teman ngeblog juga dari Kalteng tepatnya dari Kinipan. saya lupa Kabupatennya apa. Pak Desfortin namanya, di postingan saya sering ada komentar beliau
    Btw, sdh ada juga grup WA sesama teman ngeblog, mungkin mba Ayu mau gabung? ada diskusi atau kelas ttg menulisnya

    Disukai oleh 1 orang

  4. Kinipan ? Wah, Ini baru pertama kalinya saya mendengar nama daerah ini, Bu. Bapak Desfortin ya, nanti Ayu coba cek di blog ibu ya.
    Wah…Ayu senang sekali kalau bisa ikut bergabung, bisa bu, bisa!
    Tolong add Ayu ya, di 0812-3003-8196.

    Disukai oleh 1 orang

  5. Bang Ical….Sebagai bagian dari negari tercinta, kita sudah sepatutnya saling hormat menghormati dan saling mengasihi satu sama lain. Tujuannya adalah untuk memajukan negeri tercinta ini. Menulis juga demikian, bagian dari perjuangan kita bersama untuk memajukan kehidupan bangsa.
    hehehehe….
    Ayu berasa seperti orang yang sednag orasi. Maafkan ya…hahahaha

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s