Merajut tenun Kebhinekaan dari negeri seberang


18619896_10210857839634679_5357484370136785207_n

Beberapa hari yang lalu, tepat pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2017, saya bersama teman-teman warga negara Indonesia yang berada di Manila-Filipina merayakan secara bersama-sama hari yang bersejarah ini. Tidak banyak jumlah kami, tapi syukurlah kami bisa saling bertatap muka sambil melakukan upacara bendera sederhana, menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan sekaligus meresapi kembali Pancasila dan  Undang-undang dasar 1945.

Acara ini dilakukan atas nama Warga negera Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras dan juga agama. Sebaran peserta bervariasi dari Sabang sampai Merauke. Setelah di data secara cepat, banyak dari antara peserta yang berasal dari Suku Jawa, Batak, Dayak, Flores, Ambon, dan ada juga yang berasal dari Suku Asmat, Irian Jaya. Bahkan acara ini juga dihadiri oleh beberapa warga negara lain seperti dari Filipina dan Jerman.

18557032_10210857837354622_833597542139339406_n

Selain Upacara Bendera dan menyanyikan beberapa lagu perjuangan, kami juga berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu pemuka agama. Kami tunduk dalam hening doa, doa bagi negara dan juga bangsa.

Doa sederhana yang spontan dihaturkan ini mewakili keinginan kami untuk menjalin tali persaudaraan dengan semua warna negera Indonesia dimanapun berada, menyingkirkan segala perbedaan yang bukannya mempersatukan tapi malah menjadikan kami terpecah-pecah dan juga menghaturkan syukur kami atas negeri tercinta. Tidak lupa, kami juga berdoa meminta kekuatan untuk dapat melanjutkan perjuangan para pendahulu kami untuk mempersatukan dan juga membangun negeri.

Selain merayakan Hari Kebangkitan Nasional, acara ini juga di laksanakan sebagai bentuk keprihatinan atas situasi dan kondisi didalam negeri yang akhir-akhir ini terus diberitakan dibeberapa stasiun televisi dan juga portal-portal berita. Sebagai warga negera, kami juga merasa sangat prihatin dengan situasi dan kondisi yang akhir-akhir ini panas diberitakan dan kami menolak untuk diam dan tidak melakukan apa-apa. Bersatu menyatukan harapan, kami berkeinginan kuat untuk bergerak membantu pemerintah untuk mewujudkan perdamaian bagi semua.

Isu SARA yang kerap mewarnai setiap headline berita bukanlah menjadi halangan untuk menjalin tali persaudaraan dan juga silahturahmi sebagai warga negara. Kami bertekad untuk menjadikan isu-isu tersebut sebagai bahan bakar untuk terus memperjuangkan kebhinekaan diantara sesama warga negera Indonesia yang sejalan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

Acara ini juga sekaligus diselenggrakan sebagai pernyataan sikap kami sebagai warga negera untuk mendukung pemerintahan yang sah sekarang dibawah komando Bapak Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan dan mewujudkan visi dan misi pembangunan Nasional.

18581594_10210857823394273_6788869274996007316_n

Semoga moment Hari Kebangkitan Nasional ini dapat menjadi penyemangat yang baik untuk melanjutkan perjuangan mewujudkan Indonesia yang Makmur, Adil dan Sentosa.

Secara Pribadi, saya sangat terkesan dengan acara kecil ini. Sudah lama rasanya saya tidak melakukan upacara bendera secara bersama-sama. Terakhir adalah beberapa tahun yang lalu (lupa, kapan). Apalagi setingkat perguruan tinggi, Upacara bendera tidak serutin di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah. Sungguh disayangkan, memang.

Acara hari itu juga menyadarkan saya bahwa banyak diantara kami yang sudah banyak lupa dengan lagu-lagu wajib nasional. Untung saja, masih hafal lagu Indonesia Raya dan mengheningkan Cipta. Lagu lainnya, dinyanyikan sambil membuka handphone masing-masing. Lupa!

Terlepas dari apa alasannya, moment saat ini sangat penting bagi kami untuk mengingat kembali nilai-nilai yang berbau kebangsaan. Bagi anak-anak muda (termasuk saya), ini adalah salah satu pukulan untuk tidak hanya mengingat lagu-lagu dengan tema cinta atau galau, tapi juga harus ingat dengan lagu-lagu wajib nasional. Bekal untuk mengajarkan generasi-generasi dibawah kami.

Harapan saya, Semoga moment ini memberi sedikit perubahan bagi diri kami masing-masing dan juga lingkungan sekitar dimana kami berada.

Salam.

17 pemikiran pada “Merajut tenun Kebhinekaan dari negeri seberang

  1. Ia, Flores nampaknya adalah suku yang suka berada dimana-mana. Disini bahkan ada perkumpulan Flobamora Global yang tidak pernah ketinggalan dengan ciri khas tariannya. Mantap!

    Disukai oleh 1 orang

  2. Wah ….tentu rasa harunya luar biasa ya mbak menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu2 nsional di negeri orang? Sampai meleleh air mata tidak mbak Ayu?
    Acaranya dilakukan di mana mbak, di KBRI atau mana?

    Disukai oleh 2 orang

  3. Upacara yang mengharukan😢 apalagi pesertanya dari warga yang berbeda bangsa. Kalau yang terjadi di sekolahku, kebanyakan malah tidak mengikuti upacara dengan hikmat.

    Disukai oleh 1 orang

  4. Nah, mengikuti secara tidak hikmat ini adalah masalah (Bagi saya pribadi). Kadang ini terjadi karena memang kesadaran akan makna dan nilai dari upacara itu sendiri masih belum banyak yang paham betul. Dulu, waktu masih SMA, Saya ingat betul kepala sekolah saya tidak henti-hentinya mengingatkan kami pentingnya upacara bendera dan maknanya. Apalagi untuk anak Pramuka, wah…penting sekali itu.

    Disukai oleh 2 orang

  5. Saya juga masih belum memahami benar, mengapa kita harus repot-repot melakukan upacara bendera. Dulu, waktu keadaan politik negeri kita masih aman-aman saja, upacara bendera tidak banyak memberi arti (maaf kalau saya salah). Tapi, saat ini Upacara bendera dan lagu-lagu nasional menjadi suatu hal yang sangat penting. Kembali kita diingatkan bahwa kita ini warga negera dari Republik ini. Bagian yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.

    Disukai oleh 1 orang

  6. Saya nggak kebayang gimana upacara di negeri orang. Pasti saya langsung nangis. Waktu SD-SMA saya memang paling kurang suka dengan upacara. Tapi semenjak kuliah(di kampus ada upacara tiap Senin), saya merasa upacara itu penting dan pasti merinding waktu pengibaran benderanya.

    Disukai oleh 1 orang

  7. Hi, Kinan Manis. Kadang kita baru bisa menghargai sesuatu saat sesuatu sudah jauh dari genggaman kita. Begitu juga mungkin untuk upacara bendera di negeri orang. Meskipun sederhana, ucapara ini sangat berkesan. Baru terasa betapa asingnya kita dinegara orang dan betapa bangganya kita pada negera kita sendiri. Kadang, terbersit didalam pikiran untuk bekerja lebih keras untuk menyumbangkan banyak hal untuk negeri. Karena sadar, bahwa banyak sekali utang saya sebagai warga negera pada ibu pertiwi.

    Salam.

    Disukai oleh 1 orang

  8. Benar, Mbak Ayu. Saya pikir orang-orang Indonesia harus merasakan ‘jauh’ dari tanah air agar bisa merasakan cinta tanah air yang sebenarnya. Sebagian besar dari mereka masih menganggap ‘remeh’ upacara bendera. Saya berharap upacara di negeri ini tidak hanya sekadar formalitas dan rutinitas. Bisa seperti upacara di negeri jauh sana yang benar-benar bisa membuat upacara bendera adalah sesuatu yang penting dan memiliki kesan yang mendalam.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar