Jatuh pada CINTA


Saya memiliki seorang sahabat yang bisa dibilang sangat dekat dengan saya. Suatu ketika, Ia meminta saya untuk menemaninya jalan dan Ia mulai menceritakan kisahnya. Itu terjadi lebih dari 5 tahun yang lalu. Setelah lima tahun berlalu, Ia akhirnya mengizinkan saya untuk menuliskan kisahnya.

Bagi saya, kisah jatuh cinta adalah kisah yang sangat menarik untuk dibahas dan dipelajari. Bagaimana tidak, setiap kata yang dicurahkan oleh mereka yang sedang jatuh cinta adalah energi yang tidak terbatas. Saya adalah banyak dari banyak orang diluar sana yang ikut berburu kisah-kisah berharga ini.

Sahabat saya ini bukanlah orang yang terkenal, bahkan dikelompok temen-temannya sendiri. Ia tidak pernah terbuka dengan kisah cintanya. Ketika banyak diantara kami yang dengan berbunga-bunga menceritakan kisahnya, Ia selalu menjadi pendengar yang baik dan sesekali memberikan saran. Saran-sarannya saya akui banyak yang berhasil. Ketika ditanya, Ia hanya berkata bahwa ia mendapatkan ide dari novel-novel kisah cinta yang Ia baca.

Saat itu, kami berusaha untuk mengorek kisah cintanya, tapi tidak berhasil. Kami hanya berhasil mengetahui permukaannya dan bagian luarnya saja. Tidak pernah ada yang tahu betul, apakah Ia memiliki kekasih atau mengidamkan seorang kekasih.

Saya adalah orang yang sangat beruntung karena bisa menjadi satu dari sekian banyak orang yang berhasil mengorek kisah cintanya.

Secara lebih jelas, Beginilah Ia menceritakan kisahnya.

Jatuh cinta itu selalu menarik, saya bertemu dengannya ketika kami merayakan perayaan Paskah di Gereja. Kamu pernah mendengar bahwa orang yang jatuh cinta di Gereja akan bertahan lama dan itu benar. Saya jatuh cinta pada sosok keturunan Adam ini lebih dari 7 tahun dalam hidup saya. Orang yang jatuh cinta di Gereja akan berpikir bahwa Tuhanlah yang mempertemukan mereka, ini adalah kesalahan awal, pengertian yang salah. Tapi, ini juga adalah kesalahan terindah yang entah bagaimana selalu membuat saya tersenyum ketika mengenangnya.

Saya adalah orang yang sangat pemalu dan tidak pernah berani untuk mengambil langkah terlebih dahulu. Saya suka menyimpan perasaaan yang saya alami dan menikmatinya seorang diri. Ini adalah kesalahan saya yang selanjutnya. Saya akhirnya membawa diri saya pada keadaan terobsesi. Saya menjadi sangat terobsesi dengan sosok anak Adam ini dan kenyataan itu menyiksa saya untuk tahun-tahun berikutnya.

Saya akui bahwa saya bahagia, meskipun orang yang saya cintai tidak akan pernah tahu bagaimana indahnya jatuh cinta pada makhluk seperti dia. Saya takut, jika Ia tahu akan apa yang saya lakukan, Ia menjadi ketakutan dan menganggap saya sakit jiwa. Saya tidak ingin hal ini terjadi.

Ia orang yang sangat baik, kedekatannya dengan aktivitas keagamaan menarik perhatian saya hingga saat ini. Saya semakin terpesona ketika saya melihat Ia berlutut didepan Altar dan berdoa. Oh, itu adalah pemandangan yang terus saya ulang dan ulang setiap kali saya masuk ke dalam Gereja. Saya akui, hubungan saya dengan Tuhan memang tidak mulus, saya bukan orang yang sangat religius dan Gereja bukan tempat yang akan saya tuju ketika saya menghadapi banyak masalah. Tapi, sejak Ia menjadi objek perhatian saya, Gereja adalah tempat pelarian yang sangat aman. Gereja adalah rumah kedamaian untuk saya. Saya suka ke Gereja dan mendapati Ia disana, duduk dalam keheningannya dan berdoa. Ini adalah pemandangan yang sangat menyejukkan hati saya dan tanpa sadar, saya juga mencontoh apa yang Ia lakukan.

Ia memang sosok yang baik, Ia berusaha baik pada saya, tapi saya selalu salah tingkah ketika berada didekatnya. Saya tidak pernah bisa melihat matanya atau berhadapan dengannya secara langsung. Saya berubah menjadi seekor kucing pemalu atau anjing ketakutan yang akan lari terbirit-birit. Saya tidak pernah berhasil mengendalikan tingkah laku saya ketika saya berada dihadapannya. Ia mungkin saja merasakan keanehan perilaku saya, saya harap demikian. Saya bahkan sanggup dikatakan aneh olehnya. Saya tidak pernah berani untuk mengkomunikasikan perasaan saya padanya. Ia adalah sosok yang akan saya letakkan diatas sana, saya tidak ingin menyentuhnya, saya hanya terobsesi untuk melihatnya dari kejauhan, memujinya dalam kesunyian dan mencintainya dalam kegelapan. Seperti itulah saya.

Hingga suatu waktu, datanglah waktu ketika saya nekat untuk menyatakan cinta padanya. Oh, itu adalah masa-masa yang sangat saya sesalkan dan merupakan masa-masa yang sangat tidak ingin saya kenang sesungguhnya. Tapi, saya harus menceritakannya. Saya mengatakan perasaan saya padanya tepat pada saat ulang tahun saya, entahlah saya lupa. Saya memutuskan untuk mengirimnya text, dan apa yang saya dapatkan adalah, balasannya, yang selanjutnya tidak saya baca dan saya langsung ganti nomor pada saat itu. Saya ingat sekali karena pada waktu itu, saya dan kamu (menunjuk saya) melakukan hal bodoh yang sama. Tapi, saya berusaha untuk menekan perasaan saya, karena saya tidak ingin sahabat-sahabat saya terbebani karena masalah saya. Tapi, saya baik-baik saja. Setidaknya, hal itulah yang saya percayai terjadi pada saya.

Hidup saya selanjutnya adalah buah dari sikap-sikap saya ini. Saya tidak berani untuk berhadapan muka dengannya hingga saat ini. Oh, sungguh saya tidak pernah berani. Saya merasa bahwa saya sudah melakukan dosa yang sangat besar. Ya, saya melakukannya. Saya sungguh melakukannya!

Saya melakukan hal itu karena saya sungguh ingin membuat diri saya sadar bahwa saya jatuh cinta pada orang yang salah, ya, saya tidak sepatutnya melakukan hal itu. Tapi, saya harus menerima akibatnya untuk tahun-tahun berikutnya. Saya bukannya menjauh dari sosok Adam ini, tapi saya semakin jatuh cinta padanya. Saya semakin terobsesi padanya. Saya tahu jatuh cinta berbeda jauh dari terobsesi, tapi inilah yang terjadi. Saya menyamakan kedua kata ini. Saya yang tidak bisa lepas dari dosa saya sendiri. Saya yang sangat keterlaluan pada perasaan saya sendiri. Itulah awal dari hubungan putus nyambung saya dengan diri saya sendiri. Ya, saya!

Bertahun-tahun saya lewati dengan berusaha untuk melupakan perasaan saya. Perasaan saya menghilang sebentar, tapi perasaan yang sama datang kembali. Saya yang terluka tapi menolak lupa. Saya tahu, ada orang dimatanya, dihatinya dan itu bukan saya. Saya tahu itu. Saya hanya terlalu terobesesi pada keegoisan diri saya sendiri. Ya, saya!

Apakah Ia tahu ini?, Ya saya rasa.

Apakah setelah sekian lama, perasaan saya sudah berubah ? Tidak!

Perasaan saya masih tetap sama, sama ketika pertama kali saya melihatnya di depan sana, bercahaya dan mengagumkan. Itu adalah pertama kalinya saya tidak pernah melepaskan mata saya dari pemandangan yang sangat agung, ciptaan Dia yang Maha Kuasa. Perasaannya masih sama ketika saya memutuskan untuk memulai penderitaan saya tahun demi tahun. Masih sama.

Tapi, saya sudah dewasa sekarang, itu bagian dari masa lalu saya. Saya memiliki kehidupan saya sendiri sekarang dan Ia pun demikian.

Sahabat saya mengakhiri kisahnya dengan senyum puas dan bangga. Ini adalah pertama kalinya dalam pertemanan saya dengannya, saya mengakui bahwa Ia adalah yang terbaik di dalam group pertemanan kami. Ia sosok yang berubah instens dari sangat cupu menjadi sangat keren.

 

19 pemikiran pada “Jatuh pada CINTA

  1. Terima kasih danlestari atas pujiannya…
    Akan Ayu sampaikan ke orangnya hehehehehe

    Kita punya kisah cinta masing-masing, itu memberi kita identitatas diri dna kenangan yang indah untuk dikenang…

    lestari juga pasti punya..

    Suka

  2. Klau di daerahku namanya CIDAHA (Cinta dalam hati),selama 7 tahun hrmm …kita yg tidak mengalaminya tentu berfikir, seperti tdk ada laki2 lain. Tapi ya itulah cinta …..

    Suka

  3. Beginilah secret admirer sllu berbuat, “…… terobsesi untuk melihatnya dari kejauhan, memujinya dalam kesunyian dan mencintainya dalam kegelapan”

    Oya, sy jd pnsran ap dosa trbsar yg dimksudkan olh teman Anda itu.

    Kisah cinta yg endingnya mengharukan, mnurut saya, krn bgaimnpun ia mau mnrima kenyataan.

    Disukai oleh 1 orang

  4. Setuju banget Bang Desfortin memnag seperti itulah tanda seorang secret admirer.

    Menurut sahabat saya, dosa terbesarnya adalah ketika ia jatuh cinta dengan orang yang dikaguminya ini. Hampir tidak masuk akal bagi saya hahahahahaha

    Suka

  5. Halo, Mhirza. Saya rasa kita masing-masing memiliki kisah cinta sendiri-sendiri. Saya pun demikian. Kadang iri juga dengan orang-orang yang benar-benar jatuh cinta dan menganggungkan cinta seperti sahabat saya ini. Hahahahaha

    Ayo, tulisan kisan cintanya saya tunggu ya…

    Suka

  6. Itu adalah resiko bagi penulis nampaknya, Mas Mhirza. Tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan kita. tidak apalah….
    Masing-masing orang memiliki ceritanya masing-masing, kadar ‘kece’ atau tidaknya sebuah tulisan, tergantung dari pribadi masing-masing. Apalgi kalau kisah tersebut terkait dengan masalah pribadi hehehehehe.
    Semangat menulis!

    Suka

Tinggalkan komentar