Angin Topan dan Pembicaraan dua Sahabat


Orang-orang yang tinggal dan hidup di Manila dan sekitarnya adalah orang-orang yang pemberani!“, kata sahabat saya suatu ketika.

Sejak kedatangan saya kembali ke tanah perantauan beberapa waktu yang lalu, sahabat saya ini tidak pernah berhenti bercerita pengalamannya hidup sendiri ketika saya tinggal beberapa waktu yang lalu ke tanah air. Maklum, Ia adalah orang yang banyak berbicara, bercerita dan mengekspresikan diri. Mudah sekali bagi saya untuk mengetahui bahwa Ia sedang dalam masalah. Rumusnya hanya kalau dia diam, dia stress, kalau dia banyak bicara, dia bahagia. Orang yang sangat sederhana, batin saya.

Kalimat yang diutarakan oleh sahabat saya diatas bukanlah tanpa alasan. Sambil Ia bercerita, Saya mencoba untuk memahami permasalahan dan juga bagaimana jalan pikirnya saat itu.

Ia mengawali ceritanya dengan kejadian hujan lebat yang disertai dengan topan kencang baru-baru ini. Sekolah-sekolah bahkan diliburkan karena intensitas hujan yang sangat tinggi disertai dengan banjir dimana-mana. Belum lagi dengan angin kencang yang rasanya sanggup untuk mencabut beberapa pohon pisang dari akarnya (Maaf, perumpamaan saya mungkin berlebihan).

Mengenai bencana alam, sebelum saya memutuskan untuk merantau, saya tidak pernah tahu kalau daratan Filipina adalah negara yang dinobatkan sebagai negara yang paling banyak ditimpa bencana alam. Angin kencang adalah langganan tahunan, hujan lebat apalagi, gempa…jangan ditanya!. Setelah hidup dalam beberapa waktu di Manila, yang merupakan Ibu kotanya, akhirnya saya paham betul. Kondisi geografis negeri ini sungguh membuatnya rawan bencana.

Saya dan sahabat saya mungkin saja berlebihan. Tapi, untuk dua orang yang lama hidupnya tinggal di daratan Kalimantan yang tidak pernah terkena goncangan gempa dan angin kencang (Banjir bukanlah hal yang luar biasa, apalagi untuk saya yang tinggal dan hidup di tepi sunggai), wajar saja kami merasa shock! dan terkesan berlebihan.

Karena alasan inilah, Saya dapat memahami bagaimana sahabat saya menaruh hormat untuk warga masyarakat yang hidup di Manila dan sekitarnya.

Mungkin, bagi sahabat-sahabat yang tinggal di daerah rawan bencana (Seperti angin topan, banjir atau gempa bumi), kejadian seperti yang saya dan sahabat saya alami ini bukanlah hal yang baru. Saya sungguh salut dan mengacungkan jempol tinggi-tinggi tanda kekaguman. Saya dan sahabat saya membuktikan, bahwa tidak mudah memang untuk tinggal dan hidup di daerah yang sudah di garis merahkan sebagai daerah rawan bencana, rawan kematian.

Sehabis bercerita dan pulang kembali ke tempat kediaman saya, saya tiba-tiba memiliki keinginan untuk segera pindah dan meninggalkan tanah perantauan ini secepatnya. Apalagi akhir-akhir ini banyak teror dan pembunuhan dimana-mana. Ah…apakah angin topan ini pertanda bahwa sudah tiba saatnya?, ataukah saya yang memang sudah menyerah dengan keadaan.

 

Manila, 27 Juli 2017. Ketika angin topan melanda.

10 pemikiran pada “Angin Topan dan Pembicaraan dua Sahabat

  1. Mereka menyebutnya, Gorio atau Typhoon Gorio. Badai ini membawa angin kencang dan disertai hujan lebat yang sangat. Patauan satelit melaporkan, badai ini hanya melewati Filipina dan menuju kearah Northwest (Jepang, dst). Tapi efeknya terasa banget di daratan.

    Suka

  2. Ayu tidak terlalu lama tinggal di Manila, disini hanya untuk merantau sebentar. Heheheheh…

    Letak geografisnya Ayu kurang tahu, tapi jalur gunung berapi aktif, banyak dimiliki oleh negara ini.Beberapa pulaunya sih..dan uniknya, mereka juga sering dilalui berbagai macan dan jenis topan yang mereka beri nama dari A sampai Z. Semakin ke arah Z semakin ganas ini topan. Saat ini, sedang dalam serbuan topan dagan huruf awalan G, yang sedihnya titik episentrumnya cukup dekat dengan Ibukotanya atau tempat tinggal Ayu sekarang, jadi berasa benar horornya…hehehehe

    Disukai oleh 1 orang

  3. Mau mengungsi kemana, Kak…huhuhuhu

    Ambil kesan positifnya saja ya Kak. Dengan adanya bencana begini, Ayu sudah menelurkan beberapa tulisan ngaco dalam beberapa hari ini hehehehehehehe.

    Disukai oleh 1 orang

  4. Kadang aku kalo denger berita ada badai di Filipina, malah jadi takut ke Filipina. Tapi, penduduk sana kayanya lebih berani hidup dengan badai.

    Disukai oleh 1 orang

  5. Ia Mas Yosadya, Filipina memang terkenal dengan bencana alamnya. Tidak hanya badai, gempa bumi pun sering melanda. Kalau dilihat, memang warga sini sangat ahli dalam hal hidup ‘menghadapi bencana’. Mereka sudah sangat siap dengan bencana. Penanganan pertama, evakuasi seperti untuk penanggulangan bencana gempa bumi sudah menjadi kegiatan rutin yang ada disini.
    Takut boleh, apalagi kalau kita tidak pernah mengalami hal demikian. Tapi, jangan sampai Takut mengalahkan semangat kita untuk hidup dan belajar banyak.

    Salam dan terima kasih atas kunjungannya.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar