Antara Aku dan Profesor Severus Snape


Beberapa hari yang lalu, secara tidak sengaja sahabat saya mengambil foto badan saya yang sedang sibuk memperhatikan sesuatu. Saya lupa tepatnya perhatian pada apa, tapi foto yang dihasilkan cukup mengagetkan saya. Bayangan pertama yang ada di benak saya adalah, Profesor Severus Snape yang merupakan salah satu guru sihir di Hogwards dalam serial Harry Potter yang sangat mendunia itu.

 

C360_2017-08-22-18-29-16-858
Gambar 1. Saya dan baju hangat hitam kesukaan saya.

 

Severus Snape siapa yang tidak kenal dengan guru dari sekolah sihir dalam serial Harry Potter. Tentu saja bagi mereka penggemar Serial Fantasi Harry Potter. Saya bukan penggemar serial ini, tapi sejak saya menyadari peran mengejutkan yang ditampilkan oleh Severus Snape, saya mulai mengorek satu demi satu karya besar J.K Rowling ini.

Profesor Severus Snape atau Profesor Snape adalah tokoh yang tergolong antagonis dalam serial Harry Potter pertama, kedua bahkan ketiga. Pada awal-awalnya Prof. Snape digambarkan sebagai sosok yang menyukai warna hitam dan sangat identik dengan dark magic (Ilmu sihir aliran hitam). Ia secara jelas memang dihubungkan dengan Voldemort yang merupakan penyihir jahat dalam serial Harry Potter. Sosoknya memang misterius, tapi siapa yang pernah menyangka kalau jahatnya Ia adalah bagi kebaikan banyak orang.

Severus Snape sebalum menjadi seorang profesor adalah anak yang lahir dari seorang ayah yang merupakan manusia tulen dan seorang ibu yang merupakan penyihir. Ia lahir dengan menyandang nama ‘half-blood’ dan mewarisi kemampuan sihir yang luar biasa berkat kerja keras dan dedikasinya. Serial Half-Blood Prince dalam Harry Potter ditujukan secara khusus untuk menceritakan soal Severus Snape.

Sebelum masuk ke Sekolah Sihir (yang didapat hanya melewati undangan), Severus Snape bertemu dengan seorang penyihir muda sebaya yang bernama Lily. Ia kelak merupakan Ibu kandung dari Harry Potter. Pertemuannya dengan Lily membuat Ia harus menghadapi bahwa Ia tidak bisa jatuh cinta lagi dengan siapapun selain Lily. Lily memilih untuk menikah dengan Mr. Potter yang kemudian menjadi ayah kandung Harry Potter, sosok yang sangat tidak Ia sukai.

Dalam masa pendidikannya di Hogwards, Snape menunjukkan bakatnya yang mendalam terkait dengan ilmu-ilmu sihir. Ia bisa digolongkan jenius pada masanya. Ia mampu menganalisa ramuan sihir tertentu dan menggantikannya menjadi lebih handal untuk digunakan. Sayangnya, karena kecenderungannya untuk mempelajari banyak hal, Ia tertarik pada sisi gelap dan mempelajari banyak ilmu hitam yang tentu saja menjadi alasan mengapa Lily sangat tidak menyukainya.

Menerima bahwa Lily, teman wanita satu-satunya (Tidak pernah diceritakan ada wanita lain) menolak dirinya dan memilih orang lain, Ia menjauh dari dunia dan memfokuskan dirinya pada hal-hal lain. Tapi, Ia tidak pernah melupakan Lily sampai seumur hidupnya. Dalam diam dan dinginnya Ia, ia ternyata berusaha untuk melindungi orang-orang yang dikasihinya, melindungi Lily dan juga anaknya. Severus Snape bahkan rela untuk memberikan dirinya menjadi mata-mata dan masuk kedalam kelompok penyihir jahat milik Voldemort. Ia merangkap menjadi agen untuk melindungi anak Lily, Harry Potter dan memberikan informasi untuk Albus Dumbledore dan kelompok penyihir yang melawan Voldemort.

Pada akhir cerita Harry Potter, baru kemudian dijelaskan peran besar dan penting seorang Profesor Severus Snape. Ia yang tidak peduli Image jelek orang lain terhadapnya asalkan misinya untuk melindungi orang lain tercapai. Ia yang rela mengorbankan dirinya hanya untuk melindungi cinta terakhir yang Ia miliki. Sedih rasanya melihat akhir hidupnya ditangan Voldemort sendiri (Meskipun sudah jauh hari Ia mampu memprediksi kalau Ia akan mati ditangan Voldemort). Ia yang berkata ‘Aku bersedia’ ketika Dumbledore meminta Ia untuk mengorbankan nyawa.

Meskipun Prof. Snape dikenal jahat bagi banyak orang, Ia tidak meminta pengakuan dari siapapun. Harry Potter, pada akhir serial menyadari jasa besar Prof. Snape dan menggakui dengan bangga bahwa Prof. Snape adalah ” Orang paling berani yang pernah Ia kenal”. Ia bahkan menamai anaknya dengan nama ‘snape’, sebagai penghargaan dan juga pengingat dalam hidupnya.

 

IMG_20170822_184818_659
Gambar 2. Saya dan Profesor Severus Snape

 

Lalu, apa relevansi dan hubungannya Profesor Snape dengan saya ?.Jawabannya adalah tidak ada. Saya hanya kebetulan saja memiliki pose unik yang mirip dengan dirinya lengkap dengan baju berwarna hitam milik saya.Kesamaan yang mungkin kami miliki adalah kecintaan kami akan warna hitam (Selama serial Harry Potter, Prof. Snape tidak pernah mengenakan pakaian lain selain berwarna hitam). Tapi, jujur saja saya sangat mengagumi sosok seperti Profesor Snape.

Meneladani Prof. Snape, Berjuang untuk orang yang kita kasihi itu tidak usah tampil didepan. Diam dan menyokong dari belakang juga merupakan bentuk ungkapan kasih dan dukungan. Rela mengorbankan diri bagi kepentingan orang banyak meskipun tidak dianggap juga hal yang patut dicontoh.

Hidup didunia yang menomorsatukan ‘eksis’, sangat sulit nampaknya untuk menjadi seperti Prof. Snape.

Ah…Mungkinkah saya dapat berlaku demikian.

 

39 pemikiran pada “Antara Aku dan Profesor Severus Snape

  1. Hahahahaha…dirimu yang pertama kali mengatakan ‘berkarisma’. Yang lain pada bilang, ‘horror’, ‘seram’, malah ada yang bilang, ‘gagahnya…’ hahahahha

    Suka

  2. Kata orang sih, hitam itu bukan warna. Tapi lebih menunjukkan ‘ketiadaan’nya suatu cahaya. Tapi, ya sudahlah…

    hahahaha…saya juga pecinta warna hitam. Salam pecinta warna hitam.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Terima kasih…Sejauh ini persamaan kami hanya pada kesukaan terhadap warna tertentu, yakni warna hitam hahahahaha.
    Kesamaan lainnya, masih belum tahu. Perlu merenung banyak nih hahahaha

    Disukai oleh 1 orang

  4. Memang dalam Serial Harry Potter, sosok inilah yang paling bikan baper, “tidak menyangka” kasan buruknya dari seri pertama ternyata adalah bentuk perhatiannya akan kebaikan banyak orang hiks hiks

    Disukai oleh 1 orang

  5. Salam Mas Jagad Bayu!
    Saya setuju sekali, percakapan inilah yang paling saya sukai dari semua percakapan beliau. Ini adalah jawaban atas pertanyaan Dumbledore, ia bukan ?

    Salam Ravenclow!, Saya ngak tahu mau masuk kelompok yang mana…hiks

    Suka

  6. Dari harry potter pertama wawa udah tertarik sama snape lebih daripada yang lain. Ntah kenapa dia punya aura yang menarik. Keren aktingnya.

    Ternyata benar di akhir2 cerita baru ketahuan baiknya dia. Dan di situ wawa jadi makin ngefans sama dia. Hihi.

    Disukai oleh 1 orang

  7. Wah…keren…!
    Kalau Ayu, sama seperti teman-teman yang lain,memandang sebelah mata pada karakter ini. Baru pada saat ketahuan Snape mengirim petronus untuk menyelamatkan Harry dari Dementor, saat itulah jadi sadar. Ternyata caranya melindungi Harry luar biasa!

    Disukai oleh 1 orang

  8. Iyaa.. Snape mengajarkan kita artinya cinta yang tulus.. Duh, jadi pengen nonton Harry Potter lagi…

    Btw, memang mirip fotonya. Hihihi. 👍

    Disukai oleh 1 orang

  9. Hahahahahaha…Hayoooo nonton..
    Ayu baru akhir-akhir ini aja menyadari bahwa ternyata menarik ya…
    Kalau ditonton lagi, entah kenapa kita selalu menemukan perspektif yang berbeda dan kita selalu dapat tambahan pelajaran tantang kehidupan. Dope lah!

    Terima kasih…hahahaha, kebetulan benerrrr

    Suka

  10. Iyaaaa. Memang pengulangan itu nggak selamanya buruk.. Asal nggak mengulang kesalahan yang sama. 😆😆😆

    Emang itu film yang kece sekali. Rekomendasi.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar