Baiklah, saya harus mengakui bahwa saya adalah pengila hiburan dari Korea Selatan. Saya K-Pop-ers tingkat yang masih waras kalau dibandingkan dengan teman-teman yang ada disekeliling saya (Saya sadar akan hal ini). Kilas balik, saya tidak tahu mengapa saya memiliki kesan yang sangat mendalam dengan industry hiburan dari negeri yang terkenal dengan sebutan negeri ginseng tersebut. Mungkin karena produksi drama-drama romantisnya yang membuat anak-anak muda lupa daratan (dan mungkin Emak-emak juga). Atau karena produk operasi plastic yang benar-benar hampir tidak masuk diakal. Ah, anak milenial mana yang tidak jatuh tersungkur pada kenikmatan dunia level seperti ini. Saya korban-nya.

Selain industry hiburan dalam bentuk drama atau perfilm-an, saya sangat tertarik dengan industry music dari Korea. Saya akui bahwa industry music mereka adalah yang paling berpengaruh se-Asia dan sudah menarik simpati banyak kalangan di Dunia. Musik dari negeri Paman Sam memang masih merajai tangga lagu dunia sampai saat ini, tapi ramalan kedepan, industry music korea mungkin akan menjadi mayoritas yang merajai tangga lagu favorite dunia.

Dalam Industri music, sosok yang sangat menarik perhatian saya adalah penyanyi Kwon Ji Yong atau yang lebih dikenal dengan nama panggung, G-Dragon. Banyak yang mengakui bahwa Ia adalah King of K-Pop, King of Korean Fashion dan masih banyak gelar King yang disematkan dinamanya. Sosoknya sangat fenomenal dan saya akui sangat ketimuran. Ketimuran dalam artian positif seperti sangat sopan. Gaya panggung yang ditampilkannya sangat brutal (kadang), musik-musiknya pun kadang beraliran sangat anti-mainstream, tapi dibalik semua karyanya, Ia adalah orang yang sangat sopan, sensitive dan saking sensitifnya, Ia bahkan pernah mengalami depresi (Saya berani bertaruh kalau Ia nampaknya mengalami gangguan Alam perasaan: Bipolar Disorder). Okay, stop sampai disini. Kembali ke topik awal.

 

 

G-dragon (saya lebih suka memanggilnya dengan sebutan GD) adalah leader dari group Big Bang yang berada dibawah naungan YG Entertaiment, salah satu raksasa bisnis hiburan di Korea Selatan. Ia bukan hanya penyanyi, tapi juga seorang produser dan pencipta lagu. What??. Sangat multitalented dan sangat terkenal dengan perfectionism dan kerja keras yang sangat luar biasa. Inilah sebabnya, Ia menjadi se-sukses ini nampaknya. Tidak heran.

 

 

Sosok GD ini, datang ke Manila pada hari yang bersejarah ini, September 01, 2017 dalam rangka tour dunia albumnya yang bertajuk, ACT III: MOTTE (Entah apa artinya). Saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang hanya bisa berteriak dari rumah, karena tidak sanggup untuk membeli tiket masuk stadium (Sedihnya saya). Saya memang berencana untuk ikut serta dari awal jadwal konsernya diumumkan tapi, untuk kali ini dengan melihat harga tiketnya yang lebih mahal dari harga tiket pulang pergi saya dari Manila-Banjarmasin, maka dengan sangat berat hati saya lepaskan keinginan duniawi yang kelewat duniawi ini. Saya mempercayakan teriakan-teriakan histeris saya pada teman-teman saya yang dengan bangganya mengantri dari jam 8 pagi meskipun acaranya baru saja dimulai jam 8 malam.

 

 

Saya akui, efek dari hysteria masal memang sangat powerful dan GD adalah sumber dari hysteria dan meledakknya Instagram dan Twitter saya dengan hastag #MOTTEinManila. Sontak dalam beberapa jam saja, hastag ini menjadi nomor satu tranding topik di Philippines. Luar biasa!

 

 

Penampilan GD kali ini memang sedikit berbeda dengan penampilannya di negeri lain. Di Manila, Ia tampil dengan Sandara Park, teman satu agensinya yang juga dikenal sebagai teman baiknya. Siapa yang tidak sangat beruntung mendapatkan kesempatan ini? (Rejeki namplok yang sangat kebangetan!). Selain hastag yang saya sebutkan diatas, hastag tentang #daragon juga merabak dimana-mana. Banyak yang berharap keduanya ini berpacaran nampaknya. Okay, Jangan dibahas disini karena saya tidak akan habis dengan semua cerita ini.

Wah…Malam yang panjang. Oh tidak, hari yang sangat panjang !. Beruntung karena hari ini adalah hari libur dan saya juga bahagia karena saya juga akhirnya bisa ikut libur, maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berduka atas kehilangan kesempatan emas menonton konser. Saya mengambil kesempatan libur ini untuk bisa ikut merayakan hari raya kurban bersama teman-teman dan menikmati waktu menggosip ria, melepas kepenatan dan rasa frustasi saya karena tidak bisa melihat konser GD secara langsung.

Dalam benak saya, mungkin inilah kurban yang Tuhan minta dari saya pada hari ini. Merelakan tiket konser untuk sebuah kebersamaan sederhana bersama teman-teman dan bersyukur atas nikmat yang bisa saya rasakan.

 

 

Dan akhirnya, Saya melepas malam dan menyambut pagi dengan seuntai doa sederhana,

“Tuhan, Terima kasih atas hari ini. Terima kasih karena telah menciptakan banyak manusia yang super keren, yang menginspirasi…dan mereka yang selalu membawa anakMu ini kembali kepadamu dalam hening dimalam sepi. Amin”.