Untuk Ucapan Selamat Jalan yang Tidak mampu terucap


Desa yang merupakan harapan hidup selepas meninggalkan tempat pengungian mengikat kita.

Masih sangat jelas tergambar di-ingatanku senyum selamat datang dan sapaan hangat penuh canda.

Entah kapan terakhir kali aku terlibat percakapan denganmu.

Seingatku, kau ucapkan “Sukses terus lah...” dengan logat Dayak Ma’anyan yang sangat kental dan penuh kerapuhan.

Kau memang sudah sangat tua ketika terakhir kali kita bertemu, tapi aura kehidupan masih kuat terpancar diwajahmu.

Kau yang penuh semangat, bernyanyi dan berteriak di tengah banyak orang dengan suaramu yang serak dan khas.

Dari jauh aku sudah bisa mengenalimu, bahkan ketika kau menyapa, “Ayu….”. Sesuatu yang sangat kurindukan darimu.

Kau yang memang menjadi kesayangan orang-orang desa.

Kau yang menjadi simbol pantang menyerah dan kerja keras.

dan Tuhan menyayangimu…

Aku persembahkan beberapa menit ini untuk mengenangmu

Mengenang usaha, kerja keras dan semangat hidupmu

Mengenang jejak-jejak cinta yang kau tinggalkan

Mengenang senyum, canda dan tawa yang tidak pernah berhenti

Mengenang kasih sayang yang kau berikan cuma-cuma

Mengenang pikiran kritis dan berani yang kau tularkan

Mengenang waktu yang tidak sempat aku habiskan denganmu

Mengenang ucapan selamat jalan yang tidak bisa aku ucapkan

….

Selamat jalan, Dueh…

Damailah dalam kasih Tuhan…

Usai sudah tugasmu di dunia ini, cukuplah bekal yang kau tinggalkan untuk kami

Tidak ada alasan bagimu untuk khawatir, karena kau sudah membesarkan kami dengan penuh cinta

….

Selamat jalan, Dueh..

Terima kasih atas cinta, kasih sayang dan perhatian yang telah kau berikan

Kau kini hidup dalam setiap nafas yang aku terima

Sampai berjumpa kembali

 

21558855_1436488299739560_235183694531588872_n
Untuk ucapan selamat jalan yang tidak mampu terucap (September 12, 2017)

 

 

 

7 pemikiran pada “Untuk Ucapan Selamat Jalan yang Tidak mampu terucap

Tinggalkan komentar