Lesa


Lesa

Entah sampai kapan sabarku akan bertahan

Melihat semua kesengsaraan yang kau lakukan pada banyak umat

Tiadalah yang dapat aku lakukan selain berseru kepada Dia yang ada diatas sana

Menuntut keadilan, mungkin

Tapi apalah daya aku ini, jika dibandingkan dengan rencanaNya yang besar

Lesa

Entah sampai kapan kita akan melanjutkan ini semua

Aku seperti orang bodoh yang tiada henti membalas kelakuanmu

Produk dari pemikiran ‘dangkal’ yang ingin minta pengakuan ‘hebat’

Entah sampai kapan aku akan bertahan

Bertahan menanggung semua kebodohan dan kurangnya wawasanmu

Bertahan melihat penghinaan terhadap akal dan ilmu pengetahuan

Ketika aku melihat dirimu dengan membusungkan dada mengatakan, “Ahli”

Ah, Siapakah aku ini

Budak ilmu pengetahuan, Bukan!

Cendekiawan, juga Bukan!

Hanya orang yang memiliki ego besar untuk menunjukkan pada dunia bahwa kau sangat bodoh!

Kau letakkan dimana otakmu?

Bahkan dengkul pun terlalu besar untuk menyimpan kecilnya hatimu

Ah,

Siapakah aku ini yang memberimu penghakiman?

Tidak ada yang menunjuk aku sebagai hakim atas pemikiranmu?

Tidak ada yang menunjuk aku sebagai juri atas kebodohanmu?

Lesa

Aku sudah tidak tahan untuk bermulut manis dengan dirimu

Hanya untuk menunjukkan padamu bahwa seorang yang berilmu seharusnya santun

Padahal aku juga tidak demikian

Lelah aku menunjukkan bahwa “Buah yang baik adalah hasil dari tanaman dan pertumbuhan yang baik”

Aku ini hanya karbitan dan itu tidak jauh dari dirimu!

Aku seperti berkaca didepan air

Ah, Lesa

Sudah, kita hentikan saja semua perdebatan tiada jalan keluar ini

Kau terus memaksaku dengan segala kebodohanmu

Dan aku yang penuh dengan keegoisan mempertahankan diri

Tiada yang akan menang

Aku hanya meramalkan, pada akhirnya kita berdua akan sama-sama hancur

hancur dan kehilangan semua kebodohan dan keegoisan hati

dan siap menyambut kebijaksanaan

Yang menuntun kita pada kebenaran

Yang mendamaikan jalan kita

Yang mengarahkan kita pada Dia yang menonton kelakuan kekanak-kanakan kita dari atas sana

 

Note:

Ini adalah catatan untuk teman diskusi online saya

Semoga kita sama-sama sadar, bahwa kita berdua adalah orang-orang bodoh dan tidak tahu diri. Menolak untuk lupa, bahwa kita sebenarnya tidak tahu apa-apa. Hanya ‘sok’ mengatakan bahwa kita ‘tahu’ padahal jalan kita sangat jauh dari ilmu pengetahuan.

 

Ditulis dengan penuh emosi dan energi negatif,

Depan Laptop, September 15 2017.

Iklan

9 pemikiran pada “Lesa

  1. Hahahaha…Tidak ada yang salah (mungkin) dengan memiliki emosi yang labil. Itu yang saya percayai sampai saat ini. Perasaan marah, sedih, bahagia derajatnya sama dimata saya.
    Semuanya harus sama-sama dirayakan dan dihargai. Mereka adalah bagian dari diri dan membentuk diri.
    Ide yang bagus, tapi Ayu lebih memilih minum es kopi hahahaha

    Suka

  2. Saat ini pukul 9:36 am.
    Waktu d Manila sama seperti waktu Indoensia Barat. Tidak ada perbedaan yang bisa buat jet lang kok… Hahahahaha

    Suka

  3. Oh…Lesa itu nama org ya? Kirain sindiran atau ap, hehe…

    Bhas ap sih? Diskusi yg gak berujung itu lebih tepat disebut debat kusir, dan kecenderungan debat itu memang mempertahankan hukum konsistensi, 😂

    Disukai oleh 1 orang

  4. Hahahahaha… Ia nama orang, tapi d plesetkan juga kok Kak.
    Ya… Bgitulah, kita suka debat kusir. Seperti orang buta yang menuntun orang buta, tinggal siap jatuh kapan saja. Ato masuk jurang hahahahahaha

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s