Lesa
Entah sampai kapan sabarku akan bertahan
Melihat semua kesengsaraan yang kau lakukan pada banyak umat
Tiadalah yang dapat aku lakukan selain berseru kepada Dia yang ada diatas sana
Menuntut keadilan, mungkin
Tapi apalah daya aku ini, jika dibandingkan dengan rencanaNya yang besar
…
Lesa
Entah sampai kapan kita akan melanjutkan ini semua
Aku seperti orang bodoh yang tiada henti membalas kelakuanmu
Produk dari pemikiran ‘dangkal’ yang ingin minta pengakuan ‘hebat’
Entah sampai kapan aku akan bertahan
Bertahan menanggung semua kebodohan dan kurangnya wawasanmu
Bertahan melihat penghinaan terhadap akal dan ilmu pengetahuan
Ketika aku melihat dirimu dengan membusungkan dada mengatakan, “Ahli”
Ah, Siapakah aku ini
Budak ilmu pengetahuan, Bukan!
Cendekiawan, juga Bukan!
Hanya orang yang memiliki ego besar untuk menunjukkan pada dunia bahwa kau sangat bodoh!
Kau letakkan dimana otakmu?
Bahkan dengkul pun terlalu besar untuk menyimpan kecilnya hatimu
Ah,
Siapakah aku ini yang memberimu penghakiman?
Tidak ada yang menunjuk aku sebagai hakim atas pemikiranmu?
Tidak ada yang menunjuk aku sebagai juri atas kebodohanmu?
…
Lesa
Aku sudah tidak tahan untuk bermulut manis dengan dirimu
Hanya untuk menunjukkan padamu bahwa seorang yang berilmu seharusnya santun
Padahal aku juga tidak demikian
Lelah aku menunjukkan bahwa “Buah yang baik adalah hasil dari tanaman dan pertumbuhan yang baik”
Aku ini hanya karbitan dan itu tidak jauh dari dirimu!
Aku seperti berkaca didepan air
…
Ah, Lesa
Sudah, kita hentikan saja semua perdebatan tiada jalan keluar ini
Kau terus memaksaku dengan segala kebodohanmu
Dan aku yang penuh dengan keegoisan mempertahankan diri
Tiada yang akan menang
Aku hanya meramalkan, pada akhirnya kita berdua akan sama-sama hancur
hancur dan kehilangan semua kebodohan dan keegoisan hati
dan siap menyambut kebijaksanaan
Yang menuntun kita pada kebenaran
Yang mendamaikan jalan kita
Yang mengarahkan kita pada Dia yang menonton kelakuan kekanak-kanakan kita dari atas sana
Note:
Ini adalah catatan untuk teman diskusi online saya
Semoga kita sama-sama sadar, bahwa kita berdua adalah orang-orang bodoh dan tidak tahu diri. Menolak untuk lupa, bahwa kita sebenarnya tidak tahu apa-apa. Hanya ‘sok’ mengatakan bahwa kita ‘tahu’ padahal jalan kita sangat jauh dari ilmu pengetahuan.
Ditulis dengan penuh emosi dan energi negatif,
Depan Laptop, September 15 2017.
Upz…jngn emosian gitu
Coba moodnya distabil kan lagi dengan Up Hot Dark Chocolate ..😎
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahahaha…Tidak ada yang salah (mungkin) dengan memiliki emosi yang labil. Itu yang saya percayai sampai saat ini. Perasaan marah, sedih, bahagia derajatnya sama dimata saya.
Semuanya harus sama-sama dirayakan dan dihargai. Mereka adalah bagian dari diri dan membentuk diri.
Ide yang bagus, tapi Ayu lebih memilih minum es kopi hahahaha
SukaSuka
Pasti bukan es Ginseng Coffee ha..ha..
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahahaha…Syukurnya, bukan…lebih memilih Mocca
SukaSuka
Sipz..jm brapa skrng di manila?
SukaDisukai oleh 1 orang
Saat ini pukul 9:36 am.
Waktu d Manila sama seperti waktu Indoensia Barat. Tidak ada perbedaan yang bisa buat jet lang kok… Hahahahaha
SukaSuka
Sipz…
SukaSuka
Oh…Lesa itu nama org ya? Kirain sindiran atau ap, hehe…
Bhas ap sih? Diskusi yg gak berujung itu lebih tepat disebut debat kusir, dan kecenderungan debat itu memang mempertahankan hukum konsistensi, 😂
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahahahaha… Ia nama orang, tapi d plesetkan juga kok Kak.
Ya… Bgitulah, kita suka debat kusir. Seperti orang buta yang menuntun orang buta, tinggal siap jatuh kapan saja. Ato masuk jurang hahahahahaha
SukaDisukai oleh 1 orang