DIA


Seperti kutuk aku jatuh dibawah kakinya

Entah seberapa jauh aku berlari

Entah seberapa lama aku pergi

Aku selalu kembali kepadanya seperti metronome

Mengayun datang dan pergi, lalu datang lagi dan demikian seterusnya

Aku lelah

Dia pun sudah lelah

Lelah dengan semua yang aku lakukan pada Dia

Lelah dengan semua yang Dia lakukan padaku

Sadar aku meninggalkan Dia

Tidak sadar aku kembali pada Dia

Bagiku Dia sudah lama mati

Bagi hidupku Dia masih hidup dan selalu hidup

Jauh di tempat dimana aku tidak dapat menjamah Dia

Jauh di tempat dimana aku tidak dapat mengontrol Dia

Aku lupa kapan terakhir kali aku melupakan Dia

Tapi, aku tidak pernah lupa kapan pertama kali menemukan Dia

Dia selalu kembali

Kembali dalam setiap kemasan waktu

Kembali dalam rupa dan bentuk yang sama

Sama ketika pertama kali aku menemukan Dia

Aku kehilangan Dia dalam kesibukan hariku

Aku kehilangan Dia dalam pikiranku akan orang lain

Tapi Aku selalu menemukan Dia dalam keheningan hariku

Tapi aku selalu menemukan Dia dalam pikiranku akan orang lain

Dia, yang selalu datang dan kembali

Datang dan kembali lagi

Kembali dan datang lagi

Kembali dan datang, Dia

 

 

Teruntuk Dia, yang tidak pernah bisa pergi

Manila, September 17 2017

 

Terinspirasi dari lagu BOBBY IKON dengan judul IN LOVE.

 

IMG-20170913-WA0007
Tampak Belakang Adik kandung saya yang Bungsu, Palangka Raya

 

Iklan

8 pemikiran pada “DIA

  1. Bisa juga sih ya…
    silahkan diganti dengan nama objek atau subjek yang diinginkan.
    Menulis puisi bebas seperti ini (Kalau ini layak disebut puisi), pemaknaannya diserahkan kepada si pembaca. Ia tidak ? hee

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s