Seharusnya tulisan ini ku terbitkan saat proses pergantian bulan beberapa waktu yang lalu. Tapi, karena berat hati untuk menerbitkannya dan perasaan tidak puas yang lebih tajam dibandingkan klik ‘publish’, maka terjadilah keterlambatan ini. Tema menulis bulan ini adalah September yang membahagiakan. Jujur, sulit untuk menjawab tantangan ini karena bulan ini adalah bulan penuh warna abu-abu. Selain karena mendung yang menyelimuti kota hampir tiap harinya, juga perasaan hati yang ikut terbawa karena sendunya.

…

September, tidak ada bagian dariku yang meminta kau untuk datang dan menyapa tahun ini

Tapi, kau ada disana dan banyak orang menantikan kedatanganmu kecuali aku

Kata mereka kau bulan penuh antusiasme, tapi entah kenapa tidak teriak hatiku

Aku jalani setiap harimu dengan menuliskan “I am grateful for…” Setiap selesai hari untuk menjernihkan hati

Tapi, tidak ada jejak yang berarti

…

Aku memang seharusnya bersyukur, bersyukur karena diberi kesempatan untuk merasakan September dan berbahagia karenanya

Aku memang seharusnya bersyukur karena merasakan banyak senyum dan kebahagiaan selama bulan ini

Seharusnya….

…

Tapi, ketika aku melihat kembali jejak-jejak tulisanku, aku menemukan sebagian besar hari kelabu

Penuh dengan depresi dan perubahan suasana hati yang tidak menentu

Aku yang terombang ambing dan kehilangan arah, aku yang kehilangan diriku

Aku yang buntu

…

Tapi, dalam penatnya aku kutemukan diriku kembali, disana yang penuh luka

Untukmu September, cukup sampai disini saja.

#Obrolin #OMC #YukMenulis