Membenci lalu Mencintai


Aku membencimu

Membencimu karena kamu

 

Aku membenci kita

Membenci kita karena kita

 

Aku membenci aku

Membenci aku karena aku

 

Aku membencimu, aku membenci kita, aku membenci aku

Aku membancimu, kita dan aku

Kamu, kita dan aku

 

Membencimu karena kamu

Membenci kita karena kita

Membanci aku karena aku

 

Membencimu, membenci kita, membanci aku

Kamu, kita dan Aku

Membenci

Aku mencintaimu

Mencintaimuu karena kamu

 

Aku mencintai kita

Mencintai kita karena kita

 

Aku mencintai aku

Mencintai aku karena aku

 

Aku mencintaimu, aku mencintai kita, aku mencintai aku

Aku mencintaimu, kita dan aku

Kamu, kita dan aku

 

Mencintai kamu karena kamu

Mencintai kita karena kita

Mencintai aku karena aku

 

Mencintaimu, mencintai kita, mencintai aku

Kamu, kita dan Aku

Mencintai

 

Catatan di balik layar:

Saya tidak tahu apa yang sedang saya tulis, saya hanya mencoba untuk bermain kata-kata karena tiba-tiba saja saya dilanda rasa bosan. Ketika sudah selesai, saya terus menerus membacanya berulang-ulang, saya gabungkan spasi satu kalimat dengan kalimat yang lain, kesan saya “Lucu”. Selanjutnya saya putuskan untuk diterbitkan di sini.

Saya tidak tahu, masuk golongan manakah tulisan ini. Pusi bebas ?. Mungkin saya lebih nyaman menyebutnya, “Main-main kata”.

Mengapa menggunakan kata “Benci” dan “cinta ?. Hummm…Tidak ada alasan khusus. Hanya saja kedua kata ini sangat populer, lalu saling kontraindikatif satu dengan yang lainnya. Ketika mendengar kedua kata ini disebutkan, secara langsung kita akan menghubungkannya dengan satu pengalaman tertentu. Apalagi untuk kalangan anak muda.

 

Salam.

23 pemikiran pada “Membenci lalu Mencintai

  1. Permainan kata yang asyik mbak. Dan saya jadi nostalgia dibuatnya.
    Hehe.
    Sama mbk, saya kalau lagi pusing juga suka main2 kata, jd kadang tulisan saya acak jg di blog.

    Disukai oleh 1 orang

  2. Terima kasih Ikha…
    Menulis adalah kebebasan, so puas-puas aja nulis yang aneh-aneh. Sambil main-main juga.
    Semoga mereka yang ahli bahasa dan paragraf tidak demo ya…

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar