Obrolin’s Monthly Challenge: Mereka yang tidak boleh disebut namanya


Bulan oktober memang sudah berlalu beberapa waktu yang lalu, tapi kesan-kesan yang ditinggalkan oleh bulan yang katanya adalah bulan untuk ‘yang tidak bisa disebut namanya’ berpesta dan menikmati kembali dunia. Menurut beberapa kepercayaan, pada bulan inilah pintu neraka terbuka sangat lebar dan iblis-iblis kembali ke bumi untuk menghantui anak cucu Adam, para Roh yang berhembus seperti udara memasuki sela-sela dinding tidur dan meniupkan rayuan manis penuh kebencian bagi mereka yang tersadar.

Mereka yang lahir dibulan ini beraura gelap dan penuh mistis. Mereka lahir ketika dunia nyata dan dunia tidak nyata berada pada titik terdekat untuk saling bersatu dan berbaur. Ini adalah salah satu kisah dari anak yang lahir pada bulan penuh misteri ini.

Saya tidak pernah setuju dengan pendapat Almarhum Nenek saya ketika Ia mengatakan bahwa saya memiliki potensi untuk menghubungkan mereka yang sudah mati dengan mereka yang masih hidup. Ini berawal dari beberapa bulan sejak kelahiran saya, ketika saya tidak pernah berhenti menangis ketika senja tiba. Nenek yang memang sangat familiar dengan hal-hal seperti ini, dengan segera mengambil tindakan. Mendatangi orang yang dengan sengaja mengganggu saya yang masih bayi dan belum bisa apa-apa. Seperti bayi-bayi lainnya, saya waktu itu sangat gembul dan masih lucu-lucunya. Tapi, bagi mereka yang berada disana, saya yang masih bayi adalah sesuatu yang sangat empuk, manis dan lezat.

Menurut Ibu, Nenek adalah pelindung saya waktu itu. Seperti kepercayaan orang Dayak pada umumnya, kepercayaan akan Roh Pelindung sama kuatnya dengan Roh pengganggu. Saya yang masih bayi memiliki daya untuk menarik banyak Roh Pengganggu kesekitar saya. Menurut Ibu saya, itu semua karena darah campuran yang saya miliki. Saya tidak memiliki darah suku Dayak yang Murni, Saya campuran.

Karena tangisan saya yang tidak pernah henti setiap senja tiba hingga malam pukul 10, Nenek tidak mau menunggu lama. Ia pada waktu itu sudah cukup bersabar, sambil terus memberikan perlindungan semampunya. Tapi, akhirnya sabarnya goyah juga. Ia keluar dari rumah dan mendatangi tetangga yang tinggal tidak jauh dari rumah nenek waktu itu. Ia yang waktu itu merupakan sumber dari masalah yang saya alami. Ia mampu mengutus sesuatu yang jahat pada saya yang masih bayi dan membuat saya tidak nyaman berhari-hari. Entah apa yang dibicarakan oleh Nenek saya dan orang ini, tapi kata Ibu sejak saat itu saya berhenti menangis ketika senja datang dan saya bisa tidur nyenyak sebelum jam 10 malam.

Kata Ibu, ketika saya masih sangat muda, saya mampu melihat mereka yang sudah tidak ada. Itu turunan dari darah mama, kakak sepupu saya melewatinya, dan itu tidak ada di adik-adik sepupu saya. Itu hanya ada dan tinggal dalam diri saya. Nenek menutup kemampuan itu ketika saya masih sangat muda dan mengalihkannya pada hal lain. Sesuatu yang butuh waktu bagi saya untuk menyadarinya.

Tidak masuk akal memang, tapi Ibu sejak awal sudah berkata, saya berbeda dari sepupu-sepupu dan saudara-saudara saya yang lain. Kejadian pada masa saya bayi itulah pemicunya dan cinta yang diberikan oleh Nenek saya memberi saya peluang untuk mewarisi kemampuannya untuk berkomunikasi dengan mereka yang sudah tidak ada.

Almarhum Nenek memang sudah lama pergi, kejadiannya ketika saya masih berusia 5 tahunan. Waktu itu, saya tinggal jauh bermil-mil dari nenek. Saya hanya ingat betapa berdukannya Ibu saya ketika menerima kabar duka bahwa nenek saya sudah tidak ada. Saya tidak pernah memimpikannya waktu itu. Tapi, beberapa tahun kemudian ketika saya dan keluarga kembali ke Kalimantan, saya bermimpi nenek datang pada saya.

Saya ingat nenek tidak datang berhadapan muka, tapi membelakangi. Dengan baju kebaya dan sarungnya yang berwarna orange. Ia datang seperti memperingati dan benar apa yang terjadi. Beberapa waktu kemudian ada bencana yang datang ke keluarga kami, keluarga tante dan kakek saya. Saya ceritakan pada Ibu perihal mimpi tersebut dan saya ingat, Ibu hanya membalasnya dengan mengusap air mata.

Saya juga ingat pada beberapa kesempatan, saya bertemu meskipun tidak bertatap muka dengan mereka yang bersimbol warna putih. Ada yang nyata putih dan bersih dan ada yang berbentuk seperti asap rokok, tipis dan kadang padat. Saya bahkan pernah merasakan sentuhan nyata mereka yang sudah tidak ada, memegang perut saya sambil berusaha mencengkram tangan dan kaki saya. Saya juga pernah merasakan bisikan mereka dengan lembut di telinga saya, saking halusnya hingga membuat bulu kuduk saya berdiri. Mereka yang mengganggu hampir setiap malam tidur saya.

Beberapa saat setelah kejadian itu, saya baru sadar bahwa ada orang yang berniat jahat mengirim tulahnya pada saya. Tapi, tidak berhasil membuat saya berubah seperti yang mereka inginkan.

Saya tidak ingin tahu siapa, cukup Ibu saya waktu itu. Saya membalasnya dengan Doa pada Tuhan, Ia yang menguasai alam tidak kasat mata ini.

Tahun berlalu,

Beberapa waktu ketika saya pindah ke Manila, saya bermimpi sesuatu yang sangat serius. Dua orang wanita yang disiksa di tempat tinggal kami, meraung dan meminta berhenti. Saya terbangun pada dini hari hampir tiga malam berturut-turut. Air keran kami sering tiba-tiba mengalir tepat jam 3 pagi. Sahabat saya yang tidur di kamar sebelah kadang mereka ada yang menendang kakinya, dingin. Lelah, saya bertanya pada pemilik tempat tinggal. Katanya, memang dulu ada dua orang yang tinggal ditempat kami berada, dulu sekali. Keduanya sudah lama tiada tapi memang meninggal dengan wajar, kecelakaan darat. Terakhir saya mendapatkan info, keduanya adalah wanita-wanita yang menjual tubuhnya untuk kenikmatan malam. Untuk kedua Almarhum, saya pergi ke tempat ibadah dan mendoakan keduanya. Beberapa hari kemudian, berhenti. Lalu, menyusul beberapa hari kemudian saya mendapatkan kabar dari Ibu bahwa ada seorang penetua desa yang mampu melihat saya dari kejauhan. Dalam visi penetua ini, saya dikelilingi oleh dua bayangan yang sangat hitam, demikian juga rumah tempat kami tinggal. Tapi, tidak lama kemudian lingkungan berubah normal. Saya tidak apa-apa. Saya tidak menceritakan perihal rumah kepada Ibu, saya tahu Ibu pasti akan menyuruh saya pindah atau segera pulang kampung. Sayang, pikir saya, dimana lagi bisa mendapatkan rumah murah di Ibu kota?.

Sebelum berakhirnya bulan Oktober, saya terus menerus merasakan perasaan konstan seperti diawasi. Saya pikir mungkin karena saya kelelahan dan karena beberapa kali cuaca buruk. Mungkin juga karena saya kurang tidur. Sore ini, ketika doa arwah, seorang menepuk pundak saya bertanya, “Mengapa orang ini mengikutimu?”. Saya jawab dengan iseng, “Ah mungkin Malaikat pelindung saya…”. Tapi, dahi orang ini berkerut lalu pergi. Sampai akhirnya ketika saya berdiri seorang diri menghalangi cahaya, pantulan bayangan di tembok menunjukkan pada saya bahwa saya tidak berdiri seorang diri.

Sampai saat ini, saya tidak ingin menganggap serius apa yang saya alami. Saya biarkan saja berlalu, sampai saya menulisnya disini. Tidak seram menurut saya, orang-orang yang membacanya pasti akan tertawa karena janggalnya. Saya akhiri bulan Oktober yang telah lalu dengan akhir cerita ini.

Semoga mereka yang tidak boleh disebut namanya beristirahat dalam damai.

Catatan di balik layar:

Tulisan ini terinspirasi dari kehidupan saya pribadi yang saya dramatisir se-mistis mungkin. Ada beberapa bagian yang benar adanya dan ada beberapa bagian yang sengaja saya mistis-kan padahal tidak penah terjadi di kehidupan nyata. Silahkan di pilah sesuai dengan imaginasi pembaca sekalian.

Saya tidak berniat untuk menyinggung siapapun dalam tulisan ini, bahkan untuk mereka yang tidak boleh disebut namanya.

Semoga mereka beristirahat dalam damai.

 

C360_2017-10-31-20-31-01-675-01

 

Iklan

24 pemikiran pada “Obrolin’s Monthly Challenge: Mereka yang tidak boleh disebut namanya

  1. Wah klo bertemu sama mereka yang sudah tiada biasanya memang banyak jahatnya auranya. Soalnya yg mati dilarang menganggu yang masih di dunia dan sebaliknya.

    Sebenarnya tertarik belajar hal-hal mistis saya, cuma mendapatkan buku yang bagus tentang hal tersebut benar-benar susah. Apalagi saya hidup di pinggiran di mana tidak ada akses ke toko buku sama sekali. 😀

    Disukai oleh 1 orang

  2. Mas, semoga tulisannya ini menginspirasi ya…
    Jangan lupa baca cerita d balik layarnya, d penghujung tulisan. Takut nyasar pengertiannya hehehehehehe.

    Bersyukurlha kita ada internet, Mas. Jadi bisa mendapatkan banyak info dari internet. Bahkan menurut saya, lebih memadai dan cepat dibandingkam buku. Maklum…saya irit tempat kalau nanti pulamg kampung. Kasian bagasi hehehehehe

    Suka

  3. Wah sudah baca kok separuh benar dan separuh salah, cuma kadang-kadang apa yang kita anggap khayalan itu benar-benar terjadi loh di dunia nyata. Jadi saya anggap aja nyata kisahnya. Begitu pula ketika baca buku fiksi lainnya, saya selalu menganggapnya nyata kok. 😀

    Klo di google belum pernah nyari. Saya pinginnya tahu tentang sihir2 di masa lalu. Klo buku kan enak, sekali baca informasinya dah lengkap. 😀

    Disukai oleh 1 orang

  4. Hahahahaha…terim kasih sudh membaca ya Mas.

    Benar, memang lebih asik kalo kita membaca buku secara langsung.
    Kalau saya, lebih suka mendengarkan cerita orang. Kalay d kampung, banyak orang2 tua yang suka menceritakan kisah2 mistis seperti ini sore2 sambil makan pisang gorenh ato ubi bakar. Antara percaya atau tidak, tapi asik untuk diikuti.
    Karena soal mistis seperti ini, akan menyesuaikan kisahnya dengan suku atau budaya yang kita miliki.
    Contoh. Soal Nyi roro kidul, kisahnya hanya ada d jawa. D kalimantan mana kenal, mas. Saya lebih banyak diceritakam soal Putri Mayang, yg merupakan legenda.

    Wah…asiknya…kita punya ketertarikan yg sama, jadi asik cerita2 bgini. Ayooo buat tulisan soal mistis2…

    Suka

  5. Hahahaha…Mbak, kalau begitu artinya, saya berhasil membuat Mbak masuk kedalam cerita saya. Jangan terlalu dianggap serius Mbak, namanya juga cerita, masih banyak drama-nya dibandingkan nyata-nya. hahahaha

    Suka

  6. Terima kasih, Bu.
    Saya memamg berniat mengarang cerita awalnya.
    Hampir semuanya drama, Bu. Jadi, tidak perlu d anggap serius. Jadikan bacaan ringan saja, saran saya.

    Disukai oleh 1 orang

  7. Jadi teringat Almarhumah nenek saya, sebab dari kecil blio yang merawat saya dan memang kehilangan seseorang sungguh bukan hal yang diinginkan. Soal hal-hal mistis saya cenderung cuma jadi penikmat, belum pernah berhadap-hadapan langsung dengan yang tidak terlihat dan kalau bisa janganlah. Btw saya juga tidak bisa membedakan bagian mana yang didramatisirnya. 😀

    Disukai oleh 1 orang

  8. Terima kasih sudh berbagi Dany. Benar, sangat tidak mudh untuk melepaskan orang yang kita sayangi apalagi yang sudh menggoreskan banyak pengalaman baik dalam hidup kita. Tapi, kita juga harus belajar untuk merelakan karena merelakan kepergian mereka yang kita cintai juga adalah bukti bahwa kita mengasihi mereka.

    Hahahaha…semua cerita mistisnya adalah hasil khayalan saya belaka. Awalnya mau saya buat cerita horor begitu, dengan hanya sedikit latar belakang tokoh dari saya dan relasi dalam keluarga saya. Dan jadinya bgini…hahahaha
    Saya masih hrus banyak menulis…

    Disukai oleh 1 orang

  9. Entah yang mana fakta atau tidak cerita di atas. Saya terhibur membacanya. Serius mbak hahaha. Anyway pengalaman menyentuh makhluk putih, benerkah? :’)

    Disukai oleh 1 orang

  10. Terima kasih atas appresiasinya. Senang bisa menghibur 😊

    Menyentuh sih tidak, tapi pernah melihat makluk berpakaian putih yang berdiri di kuburan komplek waktu SMP dan pernah mengejar bayangan berwarna putih seperti asap rokok ( saya kira itu tetangga samping rumah, tapi semakin dikejar semakin susah dicapai), waktu masih SMA. Waktu itu habis pulang dari hutan, semua kejadiaannya sore hari.
    Mungkim saya lelah waktu itu….hahahahaha.

    Suka

  11. Mba Ayu,aku pernah lihat makhluk halus dalam bentuk perempuan berbaju hitam dan berkerudung hitam.
    Untung saja mukanya ketutup kerudung,kalo tidak saya bisa pingsan.
    Cerita di Filipina itu cukup menarik.

    Disukai oleh 1 orang

  12. Terima kasih 😄😄
    Tapi, hati2 ya….karena tulisan ini banyak jebakan Batman-nya. Tidak semuanya benar terjadi.
    Kalaupun ada yang benar terjadi, saya sendiri masih meragukan kebenarannya 🤣🤣🤣
    Antara Ilusi semata atau efek kecapeaan 🤣🤣

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s