
Mimpiku mungkin serumit ini,
Dimana kau dan aku, kita, bukan mendebatkan berapa jumlah total gaji kita akhir bulan. Tapi, lebih pada mendebatkan sub mata ajar ini dan itu, “Apakah reliable atau tidak untuk diberikan kepada siswa?”. Karena kita aman dan percaya bahwa pendapatan kita sesuai dengan apa yang kita kerjakan. Kita juga percaya bahwa apa yang kita berikan kepada Siswa adalah hal yang sangat penting bagi hidupnya dan masa depannya.
Dimana kita tidak mendebatkan berapa jumlah uang yang kita dapatkan setelah kita berhasil meraup banyak SKS setiap semesternya, tanpa memikirkan siswa kita dapat apa?. Tapi, lebih pada mendebatkan seberapa banyak mata ajar yang diserap oleh siswa kita.
Dimana kita tidak bermuram durja setiap akhir bulan, tahu bahwa gaji kita tidak sesuai dengan banyaknya pekerjaan kita. Tapi, bahagia dan antusias karena kita bangga pada apa yang kita kerjakan. Bangga dengan profesi dan pencapaian kita mendidik orang lain hingga sukses.
Dimana kita, bukannya saling sikut menyikut merebutkan jumlah mata ajar yang kita ampu agar bertambah pulalah pundi pundi uang kita. Tapi, lebih pada bekerja bersama, satu team, untuk saling mendukung, mendorong dan melayani untuk mencapai tujuan kita bersama.
Ah, mimpiku ini rumit!
“Jangan kebanyakan mimpi!” Seru sahabatku ketika kuceritakan padanya mimpi-mimpi siang bolongku.
Catatan di Balik Layar:
Tulisan ini tercipta dari keprihatinan Saya akan nasib dan masa depan saya dan teman-teman lainnya ketika diajar oleh Guru yang hanya (maaf) asal-asalan saja dalam bekerja dan berkarya. Sedih rasanya melihat keadaan dimana mereka ternyata hanya bekerja demi ‘uang’ saja, bukan demi ‘kami’ yang membayar mereka.
Tulisan ini juga sebagai pengingat bagi saya sendiri, kelak ketika saya bekerja, ketika saya dipercayakan untuk mendidik dan membimbing orang lain, saya tidak menggunakan pekerjaan saya sebagai alasan untuk menyerap lebih banyak uang. Tapi sebaliknya, menyerap lebih banyak orang untuk menjadi lebih baik dan terinspirasi untuk menjadi baik setiap harinya.
…
Dari Meja Kerja Saya di Banjarmasin, di Bangsal Perawatan yang sunyi ini saya haturkan Salam hangat untuk semua.
Selamat dinas malam untuk Perawat-perawat hebat malam ini.
Salam.
Perawat yang ingin menjadi guru ya?
Gak apa-apa to mbak punya banyak mimpi, agar bila satu mimpi kita tidak tercapai, masih ada yang lainnya. Saya juga begitu.
SukaDisukai oleh 1 orang
Halo, Mas Arisnohara.
Saya Perawat, tapi juga Guru untuk Klien-klien yang kami rawat. Meskipun bukan terdaftar oleh negara sebagai ‘guru’ hehehe.
Saya juga siswa, karena saat ini juga sambil mengambil kelas-kelas kecil.
Mimpi yang tidak tercapai kadang membuat penasaran, namanya juga manusia Mas hehehehe.
SukaSuka
Oalah begitu. Semangat ya!!! Mungkin suatu saat akan ada saatnya buat mbaknya untuk beneran menjadi guru…😁 Semangat!
SukaDisukai oleh 1 orang
Semangattttt👍👍👍👍
SukaSuka
semangat mbaa
SukaSuka
Semangat juga buat Mbak,..
SukaSuka
Sy jg prihatin dg guru2 demikian, Ayu. Ksian para siswa.
Mimpi Ayu itu tdk rumit, menurut sy. Mimpinya realistis, bs diwujudkan. Smoga komitmen Ayu dlm hal mimpi itu pun bs konsisten..
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih atas keprihatinannya, Kak.
Fenomena seperti ini banyak terjadi di sekolah-sekolah swasta. Tidak hanya diperguruan tinggi, tapi sekolah swasta setingkat SD sampai SMA.
Kalau dilihat lagi, mungkin karena sistem yang mengatur kebijakan mengajar yang blum terkoordinir dgn baik.
Semoga tulisan ini tidak hanya mimpi, ya Kak.
SukaSuka
Salam semangat untuk teman-teman perawat. Semangat pula, Kak Ayu.
SukaDisukai oleh 1 orang
Semangatttt…💪💪
SukaDisukai oleh 1 orang