Lima Hal yang Perlu Kamu Pahami sebelum Kamu siap untuk Berkarir


Oleh Maria Frani Ayu Andari Dias, Perawat.

Lulus sebagai seorang Sarjana Keperawatan plus mendapat gelar Profesi ‘Ners’ tidak memberi saja jaminan untuk dapat bekerja dengan sangat baik ketika saya berhadapan dengan dunia kerja yang sesungguhnya diluar sana. Perlu waktu yang cukup lama bagi saya untuk mempelajari dunia kerja yang real, penuh intrik tapi juga sangat menyenangkan dan menantang.

Membenarkan apa yang telah ditulis oleh Jennifer Taylor dalam postingannya yang berjudul 5 Uniques Pieces of Career Advice for Millennials that Nobody Ever Mentions, saya berniat untuk membagikan pengalaman saya bekerja setelah melepaskan status saya sebagai Mahasiswi. Catatan ini terinspirasi dari tulisan Jennifer Taylor yang saya sebutkan sebelumnya. Silahkan untuk mengklik tulisan Taylor pada link yang saya bagikan, bagi mereka yang ingin membaca tulisan lengkapnya.

Silahkan Klik 5 Uniques Pieces of Career Advice for Millennials that Nobody Ever Mentions,

 

Carilah pekerjaan yang akan mengajarkanmu banyak hal yang tidak kamu ketahui, bukan hanya pekerjaan yang akan memberikanmu banyak pemasukan (Income).

Dalam tulisannya, Taylor menuliskan dan mengingatkan mengenai mencari pekerjaan yang akan membuat kita banyak belajar dan mendapatkan pengalaman kerja (yang akan banyak membantu kita kelak). Dalam bahasa senderhana, pekerjaan yang akan membuat kita berkembang sebagai manusia.

Setelah lulus dengan pendidikan profesi, saya sempat menganggur selama beberapa minggu. Saya masih ingat betul sampai sekarang rasa ‘tidak nyaman’ karena tidak ada pekerjaan dan tidak ada yang dapat saya kerjakan sesuai dengan bidang keahlian saya. Orang tua mendorong saya untuk mendaftarkan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan di desa, di kecamatan atau tempat yang tidak jauh dari rumah orang tua saya. Tapi, entah kenapa saya tidak tertarik untuk mengambil atau mengikuti saran orang tua saya dan memilih jalan yang berbeda.

Saya lalu memutuskan untuk belajar bagaimana membuat lamaran pekerjaan, lalu mengajukan lamaran pekerjaan ke tempat kerja yang saya inginkan. Saya sedikit menyesalkan karena pada masa saya sekolah dulu, saya tidak diajarkan bagaimana menulis surat lamaran pekerjaan dengan baik, bagaimana membuat riwayat pekerjaan atau mempersiapkan diri untuk menghadapi wawancara kerja. Saya perlu mempersiapkan diri dengan baik, saya gunakan waktu yang saya miliki untuk datang ke warnet, membeli buku-buku yang diperlukan dan belajar merancang masa depan saya. Agak terlambat memang, karena seharusnya saya sudah mempersiapkan masa depan saya jauh-jauh hari sebelum saya dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar yang saya inginkan. Tapi, tidak mengapa karena pengalaman adalah guru yang sangat baik. Tidak ada yang terjadi dengan sia-sia, semuanya memang sudah seharusnya demikian.

Silahkan Baca tulisan saya yang berjudul Lima Hal yang Saya sesali TIDAK Saya lakukan semasa menjadi Mahasiswa Ilmu Keperawatan

Dengan berbekal restu dari orang tua, saya memutuskan untuk merantau lagi dan kali untuk menghasilkan banyak uang. Pilihan saya kali itu mengantarkan saya pada posisi saya hari ini. Saya tidak menyesal, dan saya sedang berusaha untuk menjalani pilihan yang saya buat beberapa tahun yang lalu dengan penuh tanggung jawab.

Pekerjaan yang saya pilih, mempunyai banyak tantangan, naik dan turun. Tapi, kalau tidak menantang saya, artinya pekerjaan itu tidak akan membuat saya berkembang. Itu pikir saya. Bagaimana denganmu ?

 

Budaya kerja yang dipraktikkan ditempat kerja adalah hal yang sangat penting, sangat penting dibandingkan apa yang kita bayangkan (malah).

Benar apa yang banyak orang katakan, kalau dalam dunia kerja,  attitute adalah nomor satu. Pengalaman mengajarkan saya demikian.

Sebelum saya membuat lamaran untuk tempat bekerja saya waktu itu, sebenarnya ada tempat bekerja lainnya yang sudah berniat untuk merekrut saya untuk bekerja, jauh sebelum saya lulus dari pendidikan keperawatan saya waktu itu. Tapi, entah mengapa saya tidak memilihnya. Alasan saya waktu itu adalah karena visi dan misi dari tempat bekerja tersebut yang tidak sesuai dengan visi dan misi saya pada waktu itu. Jauh kemudian, saya menyadari bahwa tidak hanya visi dan misi tempat bekerja saja, tapi juga budaya kerja yang berada didalamnya.

Bekerja dalam perusahaan, terutama dalam rumah sakit menuntut kita untuk selalu bekerja dalam tim, dalam komunitas khusus dengan banyak kepala didalamnya. Gesekan pola pikir, kebiasaan ini menciptakan budaya kerja dan budaya kerja ini sangat penting untuk membuat saya merasa ‘nyaman’ dan awet untuk bekerja. Attitude saya terhadap orang lain dan secara global komunitas tempat saya bekerja menentukan sukses saya ditempat bekerja. Itu juga menentukan lama atau tidaknya saya bertahan dalam tim dimana saya bekerja.

Untuk hal ini, saran saya bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan atau mereka yang berupaya untuk merancang pekerjaan masa depannya, jangan lupa variabel ‘budaya kerja’. Kenali calon tempat bekerja kita yang akan datang. Mulai dengan melakukan kontak dengan orang-orang yang kemungkinan bisa kita hubungi seperti mereka yang sudah bekerja didalam lingkup pekerjaan yang kita inginkan. Lebarkan link atau jaringan komunikasi, supaya kelak kita tidak menyesal dan malah stress berat ketika sudah masuk bekerja.

Tempat kerja saya saat ini memberikan saya banyak stress dibandingkan apa yang saya bayangkan. Tapi, karena budaya kerja yang membuat saya nyaman dan mudah untuk bergerak, saya tidak merasa bahwa stress ini adalah hal yang buruk. Sebaliknya adalah hal yang sangat baik untuk memacu saya berkarya lebih baik lagi kedepan.

 

Jangan pilih pekerjaan itu hanya karena alasan uang.

Saya tidak dapat memungkiri, alasan saya bekerja adalah untuk membayar kreditan, menambah nominal angka didalam tabungan saya dan memenuhi kebutuhan harian yang tidak kunjung berhenti. Wajar bukan ?. Alasan orang bekerja adalah karena ingin mendapatkan uang, uang yang akan digunakan untuk melanjutkan hidup, untuk dapat berkarya dan lain sebagainya. Saya percaya bahwa apapun alasan yang dimiliki seseorang untuk bekerja, bottom line dari semua alasan itu adalah ‘uang’.

Tapi, pengalaman saya yang tidak seberapa ini mengajarkan saya bahwa, motivasi bekerja hanya karena uang saja itu tidaklah cukup untuk memuaskan ego diri. Saya kerap bertanya, setelah saya mendapatkan uang (upah saya bekerja), lalu apa ?. ‘Lalu apa’ inilah yang akan memberikan nilai tersendiri mengenai ‘uang’ yang kita terima setiap bulannya.

Setelah mendapatkan kesadaran ini, saya lalu mulai merancang pekerjaan yang tidak hanya didasari oleh uang atau uang saja. Saya ingin melakukan sesuatu yang lebih dan beruntungnya tempat saya bekerja saat ini sangat mendukung saya untuk mewujudkan hal yang saya inginkan.

Sebagai contoh, saya ingin sekali belajar menulis dengan baik dan membagikan tulisan saya pada banyak orang. Tempat saya bekerja menyediakan sambungan internet yang baik dan juga tempat serta waktu luang untuk dapat saya gunakan se-efektif mungkin. Kesempatan ini kemudian saya gunakan untuk melakukan apa yang saya inginkan. Dan, TAAARAAA..lahirlah blog ini. Saya tidak tahu seberapa besar konstribusi blog ini terhadap perkembangan orang lain (Saya berharap dan berdoa semoga apa yang saya tuliskan disini ada manfaatnya bagi orang lain), tapi saya berhadap tulisan-tulisan yang saya publikasikan disini tidak hanya sekedar tulisan dan berakhir sia-sia.

Maka, carilah motivasi terbaik selain soal uang untuk merangsangmu bertumbuh secara mental, sosial dan spiritual. Memilih tempat kerja yang membuat kita bisa mengerjakan apa yang kita inginkan juga merupakan hal yang baik. Koreksi saya jika hal ini tidak tepat.

 

Belajar untuk mudah beradaptasi. 

Mulai sekarang, belajarlah untuk mudah beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungan tempat bekerja. Karena kita nantinya akan bekerja dengan orang lain, maka kita pasti akan berhadapan dengan keadaan yang kemungkinan tidak nyaman untuk kita pribadi. Sekali lagi, Belajar untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan keadaan.

Ingat, tidak semua yang kita inginkan dapat kita wujudkan hanya dengan sedikit senggol meja kerja, kita perlu berlapang hati untuk menerima pendapat orang lain demi perkembangan organisasi dan kesuksesan proyek kita bersama.

Kalau memang sudah merasa sangat tidak cocok dengan tempat bekerja, maka pertimbangkan kembali apakah kita mau melanjutkan bekerja atau berhenti dan cari pekerjaan baru lagi.

Saya pribadi sedikit mengalami kesulitan pada masa-masa awal bekerja. Beradaptasi dengan lingkungan baru adalah hal yang cukup sulit untuk saya. Kalau saya boleh menghitung, saya perlu setidaknya waktu 1 bulan untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungan pekerjaan yang baru. Adaptasi ini termasuk sistem kerja, budaya kerja dan juga orang-orang yang ada didalam tempat kerja tersebut. Sedangkan untuk dapat mengenal orang lain, saya setidaknya perlu waktu 2 bulan. Dua bulan untuk menilai apakah orang ini bisa saya ajak untuk proyek bekerja selanjutnya atau tidak. Dua bulan untuk dapat merekomendasikan orang ini bisa bekerja untuk bagian mana lagi dalam perusahaan atau tempat kerja.

 

Familiarize yourself dengan peraturan-peraturan tempat bekerja.

Ini adalah hal yang sangat penting. Untuk menjaga agar tempat bekerja kondusif dan aman terkendali. Perusahaan atau tempatmu bekerja pasti akan membuat panduan atau peraturan-peratuan yang akan mengikatmu di tempat kerja. Pelajari dan buat dirimu memahami dengan benar maksud dibalik setiap peraturan ini. Karena kalau kamu sudah paham betul, kamu akan mudah bergerak dan berkreasi sesuai dengan batasan yang diberikan kepadamu di tempat kerja.

Sebagai contoh, ditempat saya bekerja sebelumnya, pengajuan libur, cuti atau perubahan jadwal masuk kerja harus dilakukan setidaknya sebulan sebelumnya. Tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan jadwal secara mendadak atau meminta libur secara dadakan kecuali hal-hal yang bersifat gawat dn tidak terduga. Dengan berbekal pengetahuan akan peraturan ini, saya sudah mempersiapkan diri setidaknya satu bulan sebelumnya untuk mengatur jadwal ‘liburnya’ saya. Asik bukan ?.

Saya rasa, sampai disini dulu tulisan dan sharing yang bisa saya bagikan. Saya mohon maaf kalau tulisan saya ini mungkin bisa menyinggung para pembaca sekalian dalam keadaan suasana hati seperti apapun. Saya hanya bermaksud membagikan sedikit pengalaman hidup yang saya miliki dengan harapan dapat memberikan buah pikir yang baik bagi mereka yang membacanya.

Salam.

 

IMG_4506
Ayo giatkan bekerja !

 

Salam hangat dari saya,

 

cropped-20180523_022906.png
Maria Frani Ayu Andari Dias (Mariafrani10@gmail.com)

 

4 pemikiran pada “Lima Hal yang Perlu Kamu Pahami sebelum Kamu siap untuk Berkarir

  1. Ia Kak, saya setuju. Ditempat saya bekerja juga senioritas masih menjadi hal yang sangat penting. Tapi, kalau kita bisa bergaul dengan baik, senioritas kadang menjadi nomor dua setelah profesional atau tidaknya bekerja.

    Suka

  2. Waw, tulisan yg sngat inspiratif dr seorang muda sprti Ayu (maaf klau sy sebut Anda org muda). Saya salut dg prinsip2 dan cara pndangmu terhadap sesuatu, khususnya dunia kerja. Jujur, sy sngat bngga jika memiliki 3 atau 5 org sprti Ayu sbgai rekan kerja.

    Terus pertahankan hal yg baik yg ada pdmu itu, Yu. Yakinlah, smngat dan etos kerja yg baik akn berbuah manis bg kehidupan dan masa depanmu.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Terima kasih banyak atas apresiasinya, Kak. Ayu belajar banyak dari orang-orang yang ada disekitar Ayu, mereka adalah orang-orang yang berkonstribusi sangat besar untuk membentuk cara pandang dan juga etos kerja seperti sekarang.
    Ayu juga masih belajar dan terus belajar untuk bisa memberikan pelayanan yang optimal dan sesuai dengan standar untuk Klien dan juga Masyarakat di luar sana. Mohon doa dan dukungannya, Kak.

    Ayu tidak keberatan disebut sebagai orang muda, malah senang luar biasa hahahahaha.

    Salam.

    Suka

Tinggalkan komentar