Sebulan lebih mungkin adalah waktu yang diberikan untuk menjalankan permenungan mendalam, melihat kembali kedalam diri dan menjalin hubungan yang sempat rusak dengan Dia yang Maha Besar. Tidak mudah memang, mengingat begitu banyak godaan yang ada dihadapan mata, begitu banyak yang ditawarkan oleh dunia dan hanya sedikit yang bisa diambil sebagai hal yang baik untuk dapat bertatap muka dengan Dia dalam hening doa.

Berpuasa bukan hanya masalah menahan lapar, tapi juga melatih diri untuk menahan nafsu terhadap hal-hal yang terlalu duniawi. Belajar mengolah diri dan berserah diri secara utuh dan total kepada Dia yang memiliki Kuasa atas segala sesuatu. Berpuasa bukan perkara yang mudah, karena selain memotong kebutuhan biologis tubuh, kita juga memaksakan diri untuk melihat bahwa bukan hanya makanan yang menjadi penting bagi Tubuh, tapi hanya Dia-lah yang merupakan unsur utama yang sangat dibutuhkan oleh tubuh ini, oleh jiwa dan raga ini. Dia adalah pencipta dari segala yang dimiliki oleh Manusia, tempat dimana nantinya harus kembali dan menyerahkan diri secara penuh.

Berpuasa bukan berarti hanya menahan lapar dan haus akan makanan dan minuman, tapi lebih pada usaha untuk melahirkan kembali diri yang baru dan menjadi fitri. Menjadi pribadi yang baru dan bersih dari dosa dan perbuatan yang tidak patut pada masa lalu. Menjadi pribadi yang lebih berkenan dihadapan Dia yang Maha Penyayang.

Selamat merayakan hari kemenangan bagi Sahabat dan Keluarga sekalian.

Selamat menyambut kepenuhan dan kebahagiaan yang hakiki dalam masa-masa yang luar biasa menggembirakan ini.

dari hati yang paling dalam, saya ucapkan,

Catatan:

Tulisan ini tercipta dari diskusi saya dengan salah satu sahabat yang dengan berbaik hati membagikan kisah perjalanannya selama menempuh puasa dalam bulan Ramadhan ini.

Terima kasih untuk pelajaran yang sangat luar biasa ini.