Oleh. Maria Frani Ayu Andari Dias, Perawat.
Semarak pembukaan yang spektakular dari ASIAN GAMES 2018 yang dilangsungkan di Stadion Gelora Bung Karno pada Agustus 18, 2018 yang lalu masih terasa sampai saat ini. Banyak sekali variasi respon yang diberikan oleh masyarakat, ada yang ikut menyambut dengan sangat antusias dan ada juga (bahkan banyak) yang menilai bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang buang-buang uang rakyat, lebih baik katanya (oknum) untuk mengalokasikan uang yang ada untuk kegiatan yang lain yang jauh lebih bermanfaat, seperti misalkan untuk membantu para korban gempa di Lombok yang merasakan penderitaan yang sangat akibat gempa-gempa susulan yang datang silih berganti. Ada juga yang mengatakan bahwa pemerintah tidak peduli, rakyat kebanyakan tidak peduli, lebih memilih untuk merayakan pembukaan Asian Games yang tidak ada gunanya.
Melihat dan membaca komentar-komentar yang beredar di masyarakat saat ini, membuat Saya lalu bertanya, “Apakah benar kita tidak peduli dengan kejadian gempa di Lombok yang baru-baru ini terjadi ?”, “Apakah benar kita (dan saya) lebih memperhatikan soal Asian Games ketimbang memberikan perhatian saya kepada saudara-saudari saya di Lombok dan sekitarnya yang saat ini sedang dalam keadaan yang sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian saya?”.
Komentar-komentar dan saya juga mengatakannya sebagai pengingat, saya sambut dengan sangat baik. Baik karena saya kembali diingatkan bahwa diantara semarak pesta dan perayaan, ada hal lainnya yang juga harus saya pikirkan dan saya jadikan perhatian kedepannya. Hal ini adalah juga termasuk mengenai gempa di Lombok yang terjadi dan terus saja terjadi hingga saat ini. Saya, tentu saja berterima kasih pada pengingat yang seperti ini, dan saya mulai bertanya, apakah benar saya tidak peduli dan diam saja ?, apakah benar pemerintah dan orang-orang lainnya diam saja dan tidak peduli ?. Proses pencarian jawaban dari pertanyaan inilah yang saya rangkum dalam tulisan sederhana ini.
Aktivitas di Media social
Ketika gempa yang menimbulkan kerusakan hebat terjadi di Lombok dan sekitarnya, group-group WA di handphone saya berlomba untuk menyalurkan bantuan. Banyak yang membentuk kelompok-kelompok sendiri dan mencari saluran atau kanal penyalur bantuan yang terpercaya. Saya percaya bahwa masing-masing orang itu memiliki caranya masing-masing, dan itu terlihat pada bagaimana mereka bereaksi terhadap masalah yang terjadi. Ada yang langsung mengajukan diri sebagai relawan, ada juga yang mengkoordinir bantuan dan langsung mengirimkannya ke pos penyalur bantuan dan ada juga yang dengan sangat bersemangat memenuhi beranda media sosialnya dengan ajakan untuk melakukan donasi dan kemana harus melakukan donasi dengan terpercaya/segera. Banyak cara yang dilakukan dan tidak ada yang hanya diam dan tidak peduli.
Pemerintah ?. Apalagi pemerintah!. Ketika gempa pertama terjadi dan kerusakan mulai terlihat dimana-mana, yang merespon pertama kali adalah pemerintah. Melalui Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), pemerintah memperingati warga masyarakat untuk berjaga-jaga dan selalu waspada. Melalui pemerintah daerahnya membuka kanal pengajuan bantuan, dan melaporkan segera kondisi yang terjadi di daerah. Tidak ada yang hanya ‘diam’ dan tidak peduli. Bahkan Bapak Presiden kita, menunjukkan sikap yang sangat dan amat peduli dengan apa yang terjadi di Lombok, perhatian benar-benar ditujukan kepada saudara-saudari kita di Lombok hingga saat ini.
Ya, melihat aktivitas di Media social, inilah yang terjadi. Tidak tahu apakah ini benar atau tidak, tapi inlah yang terjadi. Perhatian dan bantuan jelas ada disana!
Pembukaan Asian Games
Ketika pembukaan Asian Games dilakukan di GBK, ada waktu hening yang khusus diberikan untuk mengingat kejadian yang baru saja terjadi di Lombok. Bayangkan !, pada acara besar seperti itu, ajang international yang luar biasa seperti itu, kita semua diajak dalam satu tempat untuk menundukkan kepada dan mengingat apa yang terjadi pada saudara-saudari kita di tempat bencana. Saya bahkan bisa merasakan kecemasan, rasa sakit dan luka yang dialami oleh saudara-saudara kita di Lombok pada saat itu. Moment ini juga menjadi pengingat bahwa perayaan pembukaan spektakuler ini, harus dalam keadaan wajar, karena mengingat ada mereka yang juga tidak bisa merasakan gemerlap acara yang sangat luar biasa ini. Ini adalah wujud dari kepedulian, ya tanda bahwa kita ‘peduli’.
Datang dan membantu
Bapak presiden kita, entah bagaimana menyempatkan waktu datang berkunjung ke camp pengungsian. Seorang presiden, kepala negara, datang ke-camp pengungsian dan bermalam disana. Saya tidak tahu lagi apa yang bisa saya katakan melihat aksi yang luar biasa ini. Saya melihatnya sebagai bentuk perhatian yang luar biasa, rasa cinta yang sangat besar untuk rakyatnya, saudara-saudaranya yang menderita. Ini sudah lebih dari luar biasa! Ini bentuk kepedulian yang tidak main-main lagi.
Bapak presiden kita bahkan menyempatkan diri untuk melakukan pengecekan lapangan terhadap kesiapan penanggulangan bencana dan merasakan sendiri bagaimana system itu terjadi disana. Saya yang hanya bisa mengetik jauh disini, merasa malu, karena saya tidak dapat melakukan apa-apa, malu karena bantuan yang saya berikan tidak seberapa. Bagaimana denganmu ?
Ya, memang kembali seperti yang saya katakan sebelumnya, kepedulian masing-masing orang itu berbeda. Sangat personal dan kita tidak bisa menghakimi kepedulian masing-masing orang ini. Hanya Tuhan diatas sana yang melihat dan mencatat apa yang kita lakukan. Mengingatkan mungkin wajar dilakukan, tapi jika berlebihan, sama sekali tidak baik juga. Kesimpulan saya hingga saat ini adalah, kita semua peduli, ya peduli dengan cara kita masing-masing dan tidak ada masalah dengan itu.
“Mereka yang mempermasalahkan mengenai kepedulian itulah yang mungkin perlu dipertanyakan kepeduliannya”. Begitu kata sahabat saya.
Maka akan lebih baik jika kita bertanya pada diri sendiri, apakah kau sudah peduli ?. Sudah seperti apakah pedulimu ?. Tanyakan lebih dahulu diri sendiri sebelum bertanya pada orang lain. Bukankah begitu seharusnya ? #lombokstrong
Bagaimana jika saya ingin membantu ?
Jika ada diantara kita yang sangat bersemangat untuk membantu. Saya dengan senang hati merekomendasikan melalui badan-badan penyalur bantuan yang terpercaya dan bertanggung jawab, mulai dari yang official milik pemerintah dan non-official yang disponsori oleh pihak swasta.
Dari pihak pemerintah (BUMN), kita memiliki badan penyaluran bantuan seperti milik PT. Pos Indonesia. Tapi, teman-teman sekalian harus memastikan mengenai pengiriman bantuan ini. Karena beberapa hari yang lalu, ada berita bahwa PT. Pos Indonesia menghentikan pengiriman bantuan karena terjadi penumpukan paket-paket bantuan.
Dari pihak swasta, kita bisa menyalurkan bantuan berupa uang dengan meng-klik Kitabisa.com. Kitabisa.com merupakan situs donasi dan menggalang dana (fundraising) untuk inisiatif, campaign dan program social milik orang Indonesia asli. Didalam situs ini kita akan menemukan pos-pos yang membutuhkan saluran bantuan dari kita sekalian. Terutama untuk saudara-saudari kita yang ada di Lombok, terdapat lebih dari 5 buah pos-pos bantuan yang membutuhkan rupiah dari kita. Bagi yang tergerak untuk membantu, silahkan untuk klik ‘donasi’ dan mulai melakukan donasi, tentunya dengan sukarela dan ikhlas. Bantuan bisa dimulai dari 10 ribu rupiah dan situs ini terjamin aman dan terpercaya.
Sebagai saran, mungkin teman-teman bisa memberikan bantuan/donasi yang memfokuskan pada tindakan-tindakan rehabilitasi pasca gempa atau musibah, seperti rehabilitasi Masjid, bantuan untuk membangun fasilitas-fasilitas yang rusak dan masih banyak lagi. Bantuan juga bisa di donasikan pada kasus-kasus khusus seperti untuk anak-anak dan masih banyak lagi. Dan jangan lupa, perkaya diri dengan berbagai macam informasi sebelum memberikan donasi.
Selanjutnya adalah yang paling penting,
“Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu”
Selamat untuk rasa kepedulian yang kita miliki dan selamat berdonasi, salam dari saya.
Selalu saja ada yang memancing opini miring dan mengacaukan Semua. Akhirnya kita di ajari untuk bersikap sinis terhadap banyak hal.
SukaDisukai oleh 2 orang
Pasti, Kak.
Entah dimana dan bagaimana, pasti akan ada hitam diantara putih. Keseimbangan katanya.
Sekarang, tergantung kita. Mau mengikuti dan menggelompokkan diri ke kelompok yang sinis atau optimis demi kebaikan ?
SukaSuka
Enggak kok
Buktinya bantuan di kompas bisa terkumpul sampe 3 sekian M
SukaDisukai oleh 1 orang
Ia, benar sekali, Kak. Bahkan kalau saya lihat di Kitabisa.com, lebih dari 7 M sudah terkumpul hanya untuk tujuan membantu Lombok.
Ini sebenarnya bukti, bahwa masyarakat Indonesia itu peduli. Sedihnya, memang ada banyak orang-orang yang tidak melihat hal ini. Untuk merekalah tulisan ini saya buat.
SukaSuka
Sedikit sekali media yang meliput mengenai hal ini 😦 lebih seperti informasi gerilya dr akun akun pribadi 😦
Aku baru ngeh dan sesedih ini tntg bencana, efek temen sendiri yang kena :”)
SukaDisukai oleh 1 orang
Ia Benar sekali, Mbak.
Saya juga tergerak menuliskan hal ini karena ada teman sendiri yang menjadi korban, sedih dan sangat prihatin. Rasanya belum cukup juga bantuan yang saya berikan, ingin sekali rasanya hadir langsung disana dan merasakan penderitaan mereka, membantu meringankan beban yang mereka rasakan. Tapi, apa daya, tangan tak sampai. Doa dan sedikit usaha yang bisa saya lakukan, dan itu tidak seberapa juga.
SukaDisukai oleh 1 orang
Iyaaaaa :”
Amin amiiinnn.. semoga doa yang kita panjatkan diaminkan dan mereka pun diberi ketabahan :””))
SukaDisukai oleh 1 orang
Aminnnn….
SukaSuka