Oleh,
Maria Frani Ayu Andari Dias, Perawat.
Setelah menjalani Marathon menuju Writingthon Asian Games 2018, menikmati jamuan makan malam sambil menikmati sejarah di Gedung Arsip Nasional, saya bersiap untuk menjalani persiapan pembukaan Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Pada kesempatan ini, saya akan membagikan sedikit pengalaman saya selama beberapa hari di Jakarta untuk tujuan menyambut pembukaan Asian Games 2018 yang katanya sangat meriah dan spektakuler itu.
Amanat Bapak Presiden
Setelah dua hari di Jakarta, saya baru menyadari bahwa dikumpulkannya saya dan teman-teman dari 34 provinsi di Indonesia adalah karena amanat dari Bapak Presiden, Joko Widodo. Seperti disampaikan oleh Ibu Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si, Direktur Jenderal Informasi dan Komuniksi Publik, dalam sambutannya,
“Kalian semua dikumpulkan disini atas amanat dari Bapak presiden. Beliau ingin agar pembukaan Asian Games ini tidak hanya dirasakan di Jakarta atau Palembang saja, tapi dirasakan oleh semua masyarakat di Indonesia, diwakilkan oleh generasi-generasi muda dan penerus Bangsa yang diambil dari masing-masing Provinsi“.
Saya tentu saja menjadi sangat terharu dan juga sangat berbangga. Bangga karena saya bisa mewakili kampung saya dan provinsi kebanggaan saya. Tiada kado yang lebih indah dari ini. Mengingat, tulisan yang saya kumpulkan untuk mengikuti Lomba menulis kategori Blogger, tidak sebagus karya-karya hebat teman-teman dari provinsi lainnya. Saya akui itu dengan sangat sadar, sesadar-sadarnya!.
Untuk hadiah luar biasa yang diberikan oleh Negara ini, melalui Amanat Bapak presiden dan selanjutnya diteruskan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan media partnernya, saya sungguh dan sungguh berterima kasih.
Berkunjung ke tempat-tempat wisata di Jakarta
Sambil menunggu hari-H pembukaan Asian Games 2018, Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi publiknya membawa kami, para pemenang Lomba Writingthon, Visual Runner, Duta Supporter Indonesia dan masih banyak lagi untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Jakarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kekayaan kebudayaan dan seni yang dimiliki oleh kota Jakarta. Jadi, tidak melulu soal tulis-menulis saja, tapi juga jalan-jalan dan belajar mengenai seni. Tempat wisata yang dipilih oleh Panitia pelaksana adalah Kota Tua Jakarta yang didalamnya terdapat banyak situs bersejarah yang serius kece pake banget !.
Jujur, saya sangat antusias mengunjungi objek wisata seperti ini, dalam bayangan saya, kota tua akan sangat hening dan bebas dari keramaian dan saya bisa dengan bebas menikmati setiap karya-karya bersejarah dan sekaligus menyerap setiap nilai-nilai yang ditinggalkan disana. Saya memang seperti orang tua banget ya ?.

Kota tua Jakarta adalah sebuah kompleks yang terdiri dari setidaknya tiga objek wisata menarik, yaitu Fatahillah Square, Museum Wayang dan yang terakhir adalah Museum Keramik (Museum of Fine Art and Ceramics). Kunjungan kami ketempat ini dibimbing oleh seorang tour guide yang super kece, Mpo’ Petty.

Sejarah Kota Jakarta
Berkunjung ke Kota Tua Jakarta tidak akan lengkap sebelum mencicipi sejarah berdirinya kota Jakarta. Mpo’ Petty dengan sangat bersemangat menceritakan kepada kami sejarah berdirinya kota metropolitan yang kita kenal juga sebagai Ibu kota Negara, Jakarta.

Jakarta, sejak masanya dahulu, pada abad ke-16 memang adalah ‘Permata Asia’, “Ratu dari Timur” karena kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah dan posisi strategisnya untuk melakukan perdagangan. Sebagai Warga Negara Indonesia, kita harus benar-benar sadar bahwa tanah Air kita ini sejak jaman dahulu sudah terkenal dengan kekayaannya, kekayaan ini bahkan menimbulkan banyak ‘cemburu’ dari negara dan bangsa lain, sehingga banyak yang datang berbondong-bondong untuk mengulitinya.
Kota Jakarta itu dimulai dari sebuah Pelabuhan, tempat pemberhentian, tempat mengistirahatkan kapal dan badan, yang disebut sebagai Pelabuhan Sunda Kelapa. Dulu, Sunda Kelapa ini dimiliki oleh Kerajaan Hindu yang bernama Padjajaran. Oleh Fatahillah dari Kesultanan Demak, Sunda Kelapa selanjutnya direbut dalam sebuah perperangan, dan diganti Namanya menjadi Jayakarta. Kata Jaya-Karta inilah cikal bakal nama kota yang kita kenal sebagai Jakarta.
Jayakarta tumbuh dan berkembang sebagai kota dagang yang sangat makmur sampai kedatangan bangsa Belanda melalui Perusahaan Dagang Hindia Timur Belanda/ VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Jayakarta selanjutnya diubah namanya menjadi Batavia. Dari Sunda kepala, Pusat kota selanjutnya dipindahkan ke Daerah sekitar tepi timut Sungai Ciliwung yang kita kenal sekarang sebagai Kota Tua Jakarta. Kota tua ini selanjutnya disulap menjadi pusat admiistrasi dari VOC dan juga tempat tinggal bagi begitu banyak warga pendatang.
Sampai saat ini, kita masih bisa menikmati beberapa peninggalan bersejarah bangsa Belanda/ VOC, yaitu beberapa bangunan yang bergaya Barat dan beberapa rumah-rumah penyiksaan dahulu yang sampai saat ini masih dilestarikan keberadaannya sebagai pengingat bagi semua.

Museum Keramik dan lukisan-lukisan berdaya seni tinggi
Setelah berjalan-jalan ria di halaman Kota Tua bersama dengan rombongan dan juga banyaknya pengunjung, kami menyempatkan diri ngadem sebentar ke Museum Keramik. Entah mengapa musem keramik ini mengingatkan saya pada Museum Anthropology yang ada di Kota Manila, terletak tidak jauh dari tempat tinggal saya saat ini. Saya langsung saja menarik benang merah kesamaan antara keduanya, dan mengambil kesimpulan, “Kebudayaan manusia itu tidak jauh berbeda ya…”.
Dalam Museum Keramik ini, saya menemukan banyak lukisan-lukisan menarik yang dilukis oleh para pelukis Indonesia asli. Lukisan-lukisan yang hanya bisa saya nikmati di buku-buku pelajaran ketika saya masih SMP dan SMA bisa saya nikmati secara langsung di museum ini.
Berikut adalah koleksi-koleksi lukisan yang menarik hati saya (Saya minta maaf kalau saya tidak menyertakan nama pelukisnya, nampaknya saya benar-benar terbius dengan karya lukisan ini, sampai lupa siapa nama pembuatnya).
Makan siang di Ancol
Setelah lelah berjalan dan menikmati berbagai macam karya dan kekayaan milik Bangsa, tibalah saatnya untuk menyantap makan siang. Saya sudah sangat lapar saat itu, rasanya sudah lewat jam makan siang saya. Menariknya, tidak membutuhkan waktu lama bagi kami untuk mencapai tempat makan yang menjadi tujuan. Kalau tidak salah, letaknya tidak jauh dari tempat menginap Atlet Zet Ski, entah siapakan namanya. Bukan wisma Atlet ya.

Untung saja, makan siang memang sudah sengaja disiapkan terlebih dahulu di meja makan, kami yang datang langsung dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan tanpa komando langsung melahap habis makanan yang sudah disediakan. Lapar nih ceritanya. Asyiknya, kami makan bersama-sama sehingga rasa kekeluargaan dan rasa berbagi sangat terasa diantara kami. Kami berbagi ikan, ayam dan lauk bersama-sama, ah pengalaman makan yang luar biasa.

Acara makan-makan kami selanjutnya ditutup dengan hiburan bersama. Ada diantara kami yang memang sangat berbakat untuk menyanyi, menari dan menghibur. Wah, kami benar-benar seperti kedatangan Artis dari mana begitu. Saya benar-benar menikmati hari ini.
Tidak terasa, setengah hari sudah kami jalani. Jadwal dari panitia yang sudah dibagikan semalam sudah tidak kami perhatikan lagi. Kami terlalu menikmati keseruan hari ini. Menikmati dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan dan kepada negeri ini.
Perasaan saya
Beberapa waktu ini menghabiskan waktu dengan teman-teman dari Sabang sampai Merauke, dari 34 Provinsi se-Indonesia membuat saya sadar, se-sadar-sadarnya bahwa Indonesia itu sangatlah kaya. Kaya akan kebudayaannya, kaya keberagamannya, kaya keunikannya. Saya jatuh hati sungguh dengan negara ini.
Pada masa-masa ini, saya belajar kebudayaan provinsi lain, seperti dari DIY Yogyakarta, Kepulauan Riau, Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Irian Jaya dan masih banyak lagi. Luar biasa!.Tidak pernah saya merasakan indahnya keberagaman dan juga kesatuan dalam keberagaman seperti saat ini. Saya mensyukuri berkah kemerdekaan dan juga perjuangan yang luar biasa dari para Pahlawan yang telah gugur untuk menyatukan bangsa ini. Sungguh bangsa kita adalah bangsa yang sangat besar! Kekuatan kita terletak pada keberagaman yang kita miliki !

Bersambung,..
Harusnya kalo mau merasakan AG
Ya turnya ke GBK, Kemayoran, dll ya
SukaDisukai oleh 1 orang
Hai. Ayu. Soal awal mulai sampai kau menuliskan ini, em. Bangga aku padamu. Asian Game! Ah sepertinya darimu justru aku baru tahu segala sesuatu yang seru.
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah mantaap..keren..👌👍
Kok kemaren ga ketemu ya di kota tua?..
SukaDisukai oleh 1 orang
Nah, belum sampai situ ceritanya, Kak. Nanti tunggu bagian dua aja ya. Kalau kepanjangan, kasian yang membaca, Kak.
SukaSuka
Terima kasih banyak, Bang.
Dunia mungkin sedang berbaik hati padaku. Karena lebih dari enam bulan Ia mendiamiku dalam kesusahan. Menguji ketahanan jiwakau, masih setiakah pada penderitaan ?
SukaSuka
Wah, kakak ngak bilang kalau sedang jalan ke Kota tua. Kalau tahu, kita bisalah bertegur sapa.
SukaSuka
Ayu ke sananya kapan?
SukaDisukai oleh 1 orang
Ayu di Jakarta kemarin dari tanggal 15-19 Agustus, Kak.
Ke Kota tua kemarin tanggal 17 Agustus, Pas hari Kemerdekaan.
Sekarang sudah kembali kerja lagi. Masih belum tahu kapan bisa ke Jakarta lagi.
SukaSuka
Owh pantes nggak ketemu..😎😎😎
Sudah kembali kerja ke Philipina?
SukaDisukai oleh 1 orang
Ah, kesetiaan pada penderitaan dalah sesuatu yang tak dapat aku jawab dalam segera. Kau tahu benar, bahwa setiap hidup adalah bahagia. Dan setiap bahagia sebab menemukan kebenarannya. Melalui apa yang kau lakukan, kau telah mendapatkan hasil yang boleh aku bilang memuaskan. Kau inspirasi teman.
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha….Ia, sepertinya Kak.
Ia, Kak. Pulang-pergi aja lagi ini. Sebentar lagi, kembali lagi ke Banjarmasin.
SukaSuka
Sya kesana 16 Juli 2018 lalu,..
Wah..tetap semangat..!!!
SukaDisukai oleh 1 orang
Setiap hidup adalah bahagia, tetapi setiap hidup juga adalah penderitaan. Keduanya saling melengkapi agar seimbang jalannya di dunia ini.
Terima kasih Bang, tulisan-tulisan ini adalah ucapan syukurku pada semesta, yang membantuku untuk menemukan damai dipenatnya hidup ini.
SukaSuka
Semangat, Kak!
SukaSuka
Nah, itulah poinnya. Bagaimana menjadi keseimbangan pada semesta. Terima kasi untukku, atas perjalanan yang kau bagikan teman.
SukaDisukai oleh 1 orang
Sipz..✊✊✊
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih juga, Bang.
Kunjunganmu memeriahkan rumah ini, menghiasi setiap sudutnya dengan cahaya.
SukaSuka