Pembicaraan Dua Sahabat: Tentang Kekuasaan


Menurutmu, mengapa kekuasaan itu sangat menarik ?” Tanya sahabat saya suatu hari.

Mungkin karena kekuatan atau power yang dimilikinya ” jawab saya asal. Jujur, saya agak binggung mau menjawab seperti apa kalau pertanyaannya terkesan sangat filosofis seperti ini.

Saya pun berpikir demikian” kata sahabat saya.

Saya tidak pernah berpikir kalau Ia akan memberikan saya jawaban demikian, karena selama ini, kami selalu saja berbeda pendapat.

Kekuasaan itu membuat seorang manusia mampu mengendalikan orang lain diluar dirinya untuk mencapai apa yang Ia inginkan. Bayangkan, kuasa, kekuatan dan kendali untuk melakukan apa yang Ia inginkan. Bukankah ini sangat menarik ?” Kata sahabat saya.

Tapi, mengapa saya menjadi ngeri mendengarnya ya…maksudnya, kekuasaan seperti itu, pastinya diiringi dengan tanggungjawab besar dibelakangnya. Ia bukan ?” Kata saya memberikan pendapat.

Itu artinya pikiranmu masih lurus” kata sahabat saya memberi komentar.

Kadang saya berpikir demikian, “kekuasaan yang diikuti oleh tanggung jawab” adalah konsep moral yang ditanamkan oleh masyarakat dalam komunitasnya. Tujuannya adalah untuk melindungi manusia lain dari sifat serakah yang ada disetiap naluri manusia. Meskipun demikian, dalam tatanan masyarakat ini pasti ada saja orang yang pikirannya lain dari pada yang lain, menganggap kekuasaan itu adalah power tanpa diiringi tanggung jawab dan pengorbanan tertentu dibelakangnya. Merasa bahwa ketika memiliki kekuatan dan kuasa, mereka seolah tidak tertandingi dan berhak berbuat seenaknya pada orang lain. Hal inilah yang berbahaya” kata sahabat saya kemudian.

Penjelasannya membuat saya hampir lupa bahwa orang yang ada dihadapan saya adalah orang yang salama ini saya kenal. Penjelasannya juga membuat saya berpikir, ” Kejadian apa yang baru saja Ia alami ?”, tapi tentu saja hal ini tidak saya tanyakan. Saya memberinya pilihan untuk menceritakan apa yang ingin Ia ceritakan.

Tapi, mereka yang kadang menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya adalah mereka yang patut kita kasihani. Karena untuk bisa mengorbankan orang lain, demi meluruskan jalan pribadi mereka sendiri, mereka pasti sudah meng”habisi” dirinya sendiri dan itu tidak pernah cukup untuk memenuhi ambisi mereka. Kekuasaan itu bekerja seperti adiksi, Kawan“. Kata sahabat saya kemudian.

Menghabisi ?” Tanya saya. Karena pada bagian inilah saya tidak mengerti sama sekali.

Ya, dalam artian, mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi untuk ditukarkan pada kekuasaan. Lalu, mereka mulai mengorbankan orang lain dan lingkaran itu tidak pernah bisa berakhir” jawab sahabat saya.

Okay, sebentar…apa maksudmu, kawan ?. Kenapa saya merasa pembicaraan kita semakin tidak terarah. Saya seperti sedang menonton film The Nun, Valak atau The Counjouring…” jawab saya.

Lalu mulai pecahlah tawa kami.

Saya rasa diskusi kami masih akan berlanjut, karena kopi instans digelas kami masih belum habis separuh.

8 pemikiran pada “Pembicaraan Dua Sahabat: Tentang Kekuasaan

  1. Nah…ini yang bahaya. Ketika seseorang berniat untuk menjadi berkuasa seperti Yang Maha Kuasa.
    Bukannya menyerupai Tuhan, malah sebaliknya menjadi Iblis yg menggunakan kuasa untk merusak diri sendiri dan orang lain 🤣🤣

    Suka

Tinggalkan komentar