Menyoal tentang Jin dan Roh Halus


6615dd1717e7255173a31f5389adede7

Saya baru saya membaca sebuah status di Facebook milik seorang teman. Ia mengatakan bahwa Jin, Roh halus atau Roh Jahat mungkin ketika masuk kedalam tubuh manusia, bersarang dan hidup disana akan membawa kerugian kepada manusia. Kerugian itu seperti sakit terus menerus, penderitaan berkepanjangan bahkan katanya mereka yang tidak laku-laku juga karena dampak buruk Jin ini” Kata sahabat saya suatu hari.

Lalu apa pendapatmu mengenai status seperti ini?” Tanya saya balik kepada sahabat saya ini, yang saya lihat cukup serius menanggapi masalah seperti ini.

Entahlah, karena saya punya pendapat sendiri mengenal hal ini ” jawab sahabat saya.

Saya merapikan cara duduk saya, saya tahu inilah saatnya sahabat saya melahirkan kata-kata out of the box yang menjadi ciri khasnya. Benar, sahabat saya lalu melanjutnya.

“Saya pernah mendengar ceramah menarik yang mengatakan bahwa “kerasukan atau ditumpangi atau dihinggapi oleh roh jahat atau jin itu bisa jadi adalah berkat yang tersembunyi”. konsep ini begitu sangat menarik bagi saya. Lebih tepatnya begini, kalau saya adalah orang yang pada saat ini dihinggapi oleh Jin ini, saya tidak akan keberatan” kata sahabat saya.

Kerasukan atau ditumpangi atau dihinggapi oleh roh jahat atau jin itu bisa jadi adalah berkat yang tersembunyi

Saya kaget!

Jelas ini pendapat yang tidak biasa. Memangnya siapa yang mau dirasuki atau dihinggapi oleh roh-roh Jahat yang bisa membawa kita pada penderitaan dan dosa ?.

Sahabat saya lalu melanjutkan.

Ingat apa yang dikatakan oleh Paulus, ‘Dalam penderitaanku, sukacitaku menjadi penuh’ ya…kurang lebih demikianlah perkataannya. Konsep pemikiran ini serupa dengan apa yang kita bicarakan saat ini. Jin yang merasuki tubuh manusia menyebabkan sakit dan penderitaan yang tidak diinginkan oleh manusia pada umumnya, tapi penderitaan ini bukan sekedar penderitaan, tapi penderitaan ini dilihat atau dipandang sebagai jalan rahmat bagi si pemilik penderitaan. Jadi, penderitaan bukan lagi penderitaan, malah sebaliknya adalah rahmat dan berkat bagi pemiliknya

Jin yang merasuki tubuh manusia menyebabkan sakit dan penderitaan yang tidak diinginkan oleh manusia pada umumnya, tapi penderitaan ini bukan sekedar penderitaan, tapi penderitaan ini dilihat atau dipandang sebagai jalan rahmat bagi si pemilik penderitaan.

Wooo…” saya hanya bisa berkomentar demikian.

“Ya, karena kita tidak bisa menolak penderitaan, bukan ?. Menghindarinya pun seakan sia-sia. Jalan satu-satunya hanyalah menghadapinya, kalau nanti dalam perjalanan ini kita bisa bersahabat dengan penderitaan ini. Ya..ini adalah bonus” Kata sahabat saya.

Baiklah, tapi kalau misalnya ada orang yang mau dengan rela membantumu mengangkat penderitaan ini atau dalam artian mengusir jin ini dari dalam dirimu. Apakah kamu bersedia ?” Tanya saya penasaran.

Entahlah, tapi jika boleh, saya lebih berharap agar bertemu orang yang mau mengajarkan saya untuk berenang bersama penderitaan ini, belajar dari penderitaan dan ketidakberuntungan” jawab sahabat saya.

Saya punya pemikiran bahwa jin atau roh jahat yang diam dalam diri kita memiliki kemampuan untuk membujuk dan pada akhirnya membuat kita membentuk perilaku tertentu. Ketika kita sudah menjadi seperti entahlah seperti apa, maka meskipun si jin sudah keluar. Kita akan hidup seolah Ia masih ada disana. Apa yang ingin saya katakan adalah, ada atau tidaknya jin dalam tubuh kita, Ia tidak bisa menguasai kemampuan kita untuk memilih, memilih untuk diri kita sendiri. Kembali ke kita lagi, apakah kita mau hidup kita didasari oleh keinginanya atau tidak” setelah mengatakan penjelasan ini, Ia mengambil botol air mineralnya dan meneguh mungkin separuh dari isinya.

…ada atau tidaknya jin dalam tubuh kita, Ia tidak bisa menguasai kemampuan kita untuk memilih, memilih untuk diri kita sendiri…

‘Apakah memberikan penjelasan seperti ini membuat jin dalam tubuhnya kepanasan?’ Demikian pikir saya. Tapi saya tidak mengutarakan pemikiran saya ini tentunya. Saya tidak ingin merubah topik pembicaraan saat ini.

Saya percaya bahwa masing-masing dari kita, memiliki Jin, setan atau roh jahat dalam dirinya. Entah apapun bentuknya dan kejahatan apa yang dibentuknya disana. Kalau kau penasaran mengenai pendapat saya” kata sahabat saya seolah Ia bisa membaca pikiran saya.

Saya mengambil posisi duduk yang senyaman mungkin. Saya memilik banyak hal yang harus saya cerna saat ini. Pembicaraan kami saat ini berat untuk saya pahami dalam satu waktu.

5 pemikiran pada “Menyoal tentang Jin dan Roh Halus

  1. Wah, unik dan cukup antimainstream juga sahabatmu itu ya, Yu. 😂😀😄
    Saya hanya bisa komentar, “Penderitaan atau perbuatan dosa tdk selamanya si setan atau roh jahat yg jd kambing hitam. Dosa dibuat krn diri sendiri, dibuahi oleh keinginan diri yg tak taat. Di dlm diri yg ber-free will terkandung potensi utk memilih yg baik dan yg jahat. Saat diri memilih yg jahat, mka dirilah yg hrs disalahkan dan bertobat, bkn setan atau roh halus atau jin atau apalah.”
    Itu sih keyakinan saya. Smga tdk luncas komen saya ini, Yu. ✌

    Disukai oleh 1 orang

  2. Wah, Kak. Kalau tidak menulis hal-hal seperti ini, Ayu mungkin tidak sadar kalau sebenarnya berada di Lingkungan yang orang-orangnya luar biasa anti-mainstream.

    Terima kasih sudah memberi komentar, Kak.
    Ayu setuju, dengan memegang status free-will, seharusnya kita manusia sadar bahwa perbuatan yang kita lakukan haruslah dipertanggungjawabkan, entah itu baik atau buruk.
    Sayangnya, kadang itu, kita selalu mencari kambing hitam, tidak nyaman rasanya menjadi pihak yang harus bertanggung jawab atas kesalahan atau masalah yang terjadi. Setan, Iblis, Penggoda, adalah objek yang mudah untuk disalahkan, sama seperti kita menyalahkan Tuhan, Yang Kuasa, Yang Ilahi.
    Ironis ya..hahahaha

    Disukai oleh 1 orang

  3. Ia, saya pernah membantu mengamankan orang yang katanya kerasukan. Mengerikan karena orang seperti ini mengamuk tanpa sebab dan luar biasa kuatnya.

    Suka

Tinggalkan komentar