(Book Summary): Reason to Stay Alive milik Matt Haig


9780143128724
Sumber: http://www.matthaig.com/books/reasons-to-stay-alive-2/

Oleh, Maria Frani Ayu Andari Dias

Beberapa bulan yang lalu, ketika saya sedang iseng mengotak-atik Aplikasi Amazon Kindle milik saya, saya tidak sengaja menemukan sebuah buku dengan judul Reason to Stay Alive yang ditulis oleh Matt Haig. Pada saat itu, harga buku ini tidak begitu mahal sehingga saya tidak sungkan untuk langsung membelinya.

Berikut adalah identitas mengenai buku ini,

Nama/Judul buku                             : Reason to Stay Alive

Penulis                                                  : Matt Haig

Publisher                                             : Penguin Books, New York.

Harga (Rupiah)                                  : Rp. 85.000,-

Akhir-akhir ini, saya memang sangat menikmati membeli buku dari Amazon Kindle, selain karena praktis dan harganya yang dua kali lipat lebih murah dari harga buku cetak, saya juga irit tempat, dalam artian saya tidak lagi menenteng buku-buku yang berat ditangan. Lain kali akan kita bahas sama-sama mengenai keuntungan dari Amazon Kindle ini, ya..selain Amazon Kindle, saya juga biasa menggunakan Worldreader. Tapi memang, akhir-akhir ini saya lebih menikmati menggunakan Amazon Kindle ketimbang aplikasi membeli dan membaca buku lainnya.

Untuk tahun baru ini, saya punya niatan untuk secara rutin membaca dan menghabiskan setidaknya sebuah buku seminggu. Kalau bisa lebih dari ini, adalah bonus untuk saya sendiri. Tidak hanya membaca begitu saja, tapi saya memiliki niatan untuk menuliskan summary atau catatan sederhana yang dapat membantu saya mengingat hal-hal penting dari buku yang saya baca. Tindakan ini saya lakukan sebagai bentuk rasa Terima kasih saya kepada penulis yang sudah dengan luar biasa berjuang untuk menyajikan bacaan yang menarik bagi saya pribadi, dan juga salah satu langkah sederhana untuk mengkampanye-kan mengenai kegiatan membaca bagi masyarakat dan komunitas disekitar saya. saya tidak terdengar berlebihan, bukan ?.

Okay, lanjut.

Awalnya, saya hanya membaca begitu saja untuk mengisi waktu luang, tidak ada yang begitu menarik perhatian saya. Hampir sama seperti buku-buku lainnya yang membicarakan mengenai keadaan depresi dan kecemasan, buku ini terkesan biasa saja. Tapi, setelah sempat absent membacanya selama kurang lebih dua bulan dan memulai kembali menguliti buku ini, saya baru menemukan spark yang menjadikan buku ini begitu sangat penting dan memang populer.

Si penulis, Matt Haig menuliskan pengalaman pribadinya dalam buku ini. Ini adalah buku yang didasarkan oleh pengalaman nyata si penulis, bertarung dengan keadaan depresif dan kecemasan yang menggerogoti hidupnya dan hampir saja membuat Ia kehilangan kehidupan berharganya.

Setidaknya ada lima bagian penting dari buku ini. Lima bagian penting ini seumpama ombak yang menggulung, menceritakan bagaimana Matt mulai merasakan kejatuhan dan keterpurukan dalam hidupnya hingga saat-saat dimana kebangkitan itu muncul dan bersemi dalam hidupnya. Sebuah proses yang sangat menarik untuk didalami dan juga dipelajari. Lima bagian penting dari Buku ini, dapat dijelaskan secara ringkas dibawah ini,

Falling. Bab ini menceritakan mengenai permulaan ketika Matt Haig mulai merasakan hal yang tidak beres terjadi padanya. Ia menyadari ada ‘masalah’ yang terjadi pada otaknya, terutama pada aktivitas berpikirnya. Ia mulai berpikir mengenai topik ‘kematian’ dan dalam otaknya sana terjadi perdebatan yang sangat rumit mengenai kematian dan menginginkan hidup dan menjadi hidup. Ia menyadari bahwa pada saat itu Ia hidup, tapi perasaannya menunjukkan bahwa Ia seakan mayat hidup, hidup yang tidak seperti hidup, tapi lebih terasa seperti mati.

Matt menceritakan mengenai kesedihan, kecemasan dan juga keputusasaan yang tidak kunjung selesai. Masalah yang terus menerus berputar di kepalanya dan tidak memiliki ‘pemecahan’ masalah sama sekali, tidak memiliki ujung dan akhir. Ia memiliki rencana dalam pikirannya, tapi Ia seakan tidak memiliki daya untuk mewujudkannya, selain (pikirnya) mengakhiri semuanya, melepaskan semua. Meskipun demikian, detik-detik ketika Ia ingin mengakhiri hidupnya, Ia masih saja melakukan perdebatan sengit dengan pikirannya sendiri. Ia masih membanding-bandingkan, Ia masih berusaha mencari harapan dan pertolongan sebisa mungkin.

Matt merasaka rasa sakit, tapi rasa sakit yang tidak nampak. Sesuatu yang membuatnya frustasi, karena bagaimana ia membuat orang dapat membantunya, kalau Ia sendiri dibuat tidak berdaya dengan keadaan yang Ia alami. Orang-orang yang berada disekitarnya menganggap Ia sebagai orang yang ‘malas’ dan tidak menghargai hidup. Sesuatu yang sama sekali tidak benar dan tidak sesuai dengan apa yang Ia rasakan. (Ya, kebanykan orang-orang dengan masalah gangguan emosi atau psikologis dianggap seperti ini pada awalnya).

Singkat cerita, Matt akhirnya menemukan orang yang bisa memberikannya sedikit harapan untuk keluar dari masalahnya. Matt mencoba segala cara yang direkomendasikan padanya, yang kebanyakan adalah mengenai konsumsi obat. Matt menulis bahwa obat saja ternyata tidak cukup untuk membantunya tetap hidup. Obat saja, adalah ide yang sangat buruk untuk pengobatan. Obat harus dikombinasikan dengan terapi pendukung lainnya, yang bekerja secara personal dan tepat sasaran.

Bab ini penuh dengan cerita kejatuhan seorang manusia, jatuh ketempatnya yang paling gelap dan tidak bercahaya sedikitpun. Saya menganjurkan teman-teman yang memiliki bakat membentuk perilaku depressive untuk berhati-hati dalam membaca bab ini, jangan terlalu mendalam menghayati pengalaman yang dituliskan disini. Cukup baca saja dan lanjut terus membaca. Membaca buku ini seperti mendaki gunung, kita akan disajikan pengalaman sulit dan susah terlebih dahulu sebelum berangsur-angsur digiring ke pengalaman yang menyenangkan dan melegakan.

Landing. Bab ini mengungkapkan rasionalisasi yang dilakukan oleh Matt terhadap masalah yang Ia alami. Ia melakukan banyak pencarian informasi, mencari bagaimana dunia menanggapi apa yang dialaminya saat ini. Ia mencari penyebab masalahnya secara biologis hingga psikologis dari berbagai pandangan para ahli. Ia juga menggali terapi-terapi yang ditawarkan untuk masalah depresi dan kecemasan berlebihan yang Ia alami.

Pada bab ini, Matt menyimpulkan dan menguatkan kembali pemahaman bahwa memang obat saja tidak cukup. Pengobatan (dengan menggunakan obat berupa pil atau suntik) memiliki ketimpangan dalam proses pemulihan mereka dengan masalah yang kurang lebih sepertinya. Ia menyarankan bahwa obat harus diberikan bersamaan dengan terapi lain seperti yoga atau meditasi. Ia juga menulis bahwa kesembuhan yang hanya berfokus pada penyelesaian masalah biologis saja sangat tidak cukup, karena manusia dan tubuh manusia itu sendiri adalah komponen yang kompleks. Terapi yang komprehensif adalah terapi yang sangat diperlukan dalam proses pemulihan.

Matt menulis, titik awal dari proses pemulihan yang Ia alami adalah ketika Ia menyadari apa yang sedang terjadi padanya dan Ia pun sadar bahwa Ia harus bergerak untuk berproses. Berproses untuk mencari mengapa dan kenapa dan tidak menyerah begitu saja pada masalah yang Ia hadapi. Ia menginginkan perubahan dan perubahan yang Ia inginkan adalah perubahan yang membawanya pada kebaikan.

Rising. Bab ini ingin mengatakan bahwa kesembuhan atau pemulihan itu bukanlah sebuah tujuan, tapi adalah merupakan sebuah proses yang harus dijalani dengan disiplin dan juga sabar. Matt juga membagikan hal-hal penting yang membantunya untuk bangkit dan menghadapi masalahnya dengan berani, seperti menyingkirkan perasaan bahwa hanya kita sendiri yang merasakan masalah ini.

Matt mengatakan bahwa masalah umum yang banyak ditemukan oleh mereka yang mengalami masalah depresi dan kecemasan berlebihan adalah perasaan bahwa hanya mereka seorang diri yang pernah merasakan masalah seperti ini dan tidak ada orang yang bisa/mampu mengerti masalah yang mereka alami. Matt menekankan beberapa kali bahwa hal seperti ini adalah tidak benar, sangat tidak benar. Depresi dan kecemasan adalah masalah universal yang dialami oleh ribuan dan bahkan jutaan orang di dunia ini, dan masing-masing orang memiliki caranya masing-masing untuk berhadapan dengan masalah ini. Kita juga harus mencari dan menemukan sendiri cara yang tepat dan pas, yang bekerja untuk diri kita sendiri.

Matt juga menuliskan bahwa hidup ini, dengan kompleksnya masalah didalamnya, adalah sebuah proses yang harus dijalani, diambil resikonya dan dihadapi dengan berani. Proses seberat apapun adalah bagian dari hidup ini, dan hidup ini tidak hanya terdiri atas dua bagian (dikotomi). Hidup ini tidak terdiri dari baik atau buruk, hitam atau putih saja. Hidup adalah hitam dan putih dan juga kekayaan warna diantaranya. Bukan abu-abu saja, tapi ada banyak warna yang dapat dihasilkan dari putih dan persilangan diantara warna-warna ini. Tugas kita ada melakukan penjelajahan terus menerus sampai waktu benar-benar diambil dari kita oleh Yang Kuasa.

Cinta adalah kekuatan dan penyelamat. Ya, cinta yang kadang dipandang hanya sebelah mata ini ternyata adalah penyelamat bagi mereka yang mengalami masa-masa kelam dalam hidupnya. Cinta mampu menolong Matt untuk bertahan dan menemukan jalan keluar atas masalah yang Ia alami. Matt beruntung karena Ia menemukan tepat orang yang dicintainya dan menjadi alasan kuat baginya untuk bertahan dan juga berjuang untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Dukungan dari orang-orang terkasihnya membuat Ia sedikit demi sedikit mampu berdiri tegak dan pulih.

Bab ini juga berisi hal-hal yang penting dilakukan ketika berhadapan atau menangani mereka dengan masalah depresi atau kecemasan. Matt menulisnya sebagai, “How to be there for someone with depression or anxiety”. Keluarga, perawat atau mereka yang bekerja untuk menangani mereka dengan masalah seperti ini sangat perlu melirik, membaca dan memahami poin-poin penting yang dituliskan oleh Matt disini. Pasti akan sangat membantu.

Matt beruntung karena dalam kegelapannya, Ia menemukan secercah cahaya. Ia menemukan passion dalam dirinya dan dengan tekun Ia jalani. Ia suka membaca dan menulis dan aktivitas ini membawanya pada jalan yang berbeda dalam hidupnya. Ia yang sekarang adalah penulis yang sangat produktif dan terkenal. Banyak bukunya yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa-bahasa asing, bahkan bukunya yang ini sudah diterjemahkan kedalam 30 bahasa. Keren, bukan?.

Setidaknya demikianlah summary singkat untuk buku yang sangat menginspirasi ini. Masih tersisa dua bab lagi yang tidak dipaparkan dalam tulisan ini. Kedua bab tersebut adalah mengenai Bab Living dan Being. Kedua bab ini sama menariknya dengan bab-bab yang sudah paparkan secara singkat diatas. Teman-teman sekalian harus penasaran mengenai kelanjutnya buku ini. Karena bab ini menjadi tidak lengkap tanpa kehadiran dua bab terakhir ini.

Ini merupakan spark, cahaya yang menjadi tanda pemulihan Matt.

Setelah selesai membaca buku, saya menyadari bahwa masing-masing kita sebagai manusia, memiliki pertarungan kita masing-masing. Pertarungan ini terjadi setiap hari selama kita masih berada dalam keadaan hidup. Pertarungan ini entah apapun bentuknya selalu berbuah pengajaran untuk kita, pengajaran yang memampukan kita untuk melangkah hari demi hari dan terus menerus.

Pelajaran lainnya adalah bahwa setiap kita manusia membawa bakat-bakat untuk menjadi depresi dan cemas berlebihan. Tidak ada seorang pun yang immune terhadap keadaan ini. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengalami depresi dan kecemasan berlebihan. Tapi, kita memiliki kesempatan untuk bisa menghadapinya, atau meminimalisir terjadinya dua keadaan ini. Kita memiliki defence mechanism yang memang sudah ada sejak kita lahir dan tumbuh bersama kita sampai saat ini. Defence mechanism ini, bertugas untuk melindungi kita baik secara fisk dan psikologis. Untuk bagian psikologis, kita bisa melatihnya untuk dapat menghadapi serangan yang mungkin saja terjadi atau membuat diri kita sehat secara psikologis.

Selanjutnya, siapapun kita memiliki tugas yang sama untuk membantu orang-orang yang ada disekitar kita, terutama mereka yang menderita baik fisik dan jiwanya. Hal yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah dengan memberikan waktu dan kehadiran kita sebagai bentuk dukungan dan kekuatan bagi mereka yang membutuhkan. Dukungan dalam bentuk waktu dan kehadiran kita adalah dukungan yang luar biasa untuk mereka yang membutuhkan.

Terakhir, saya sangat merekomendasikan buku ini dibaca oleh mereka yang mendalami ilmu kejiwaan dan psikologi. Buku ini dengan sangat jelas dan rinci memaparkan pengalaman pembentukan perilaku depresi dan cemas, dan juga bagaimana seorang manusia bangkit dan menemukan jalan terangnya atas bantuan banyak pihak. Buku ini akan menjadi bahan belajar yang sangat penting dan bermakna.

Demikianlah catatan sederhana saya mengenai buku ini. Bagi mereka yang tertarik untuk membacanya kata demi kata, silahkan untuk mencari buku ini secara online dan membacanya dari hard copy mungkin. Buku ini sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dan tersedia di toko buku nasional, sehingga kita bisa dengan mudah menjangkaunya.

Kalau sudah membaca, jangan lupa untuk membagikan catatan teman-teman sekalian dengan saya, saya akan dengan senang hati memberikan tanggapan saya. Terima kasih banyak sudah dengan senang hati membaca tulisan ini.

Bagaimana dengan teman-teman sekalian, apa buku yang teman-teman baca untuk bacaan ringan minggu ini ?.

Iklan

13 pemikiran pada “(Book Summary): Reason to Stay Alive milik Matt Haig

  1. Hi, Lana. Hoaaa…nongol juga di Blog. Hayooo cari….

    Jamin deh, ini buku akan lebih banyak mengajarkanmu tentang Depresi dan Kecemasan dari pada buku teks mental health kita hahahaha

    Disukai oleh 1 orang

  2. Iya Mar, banyak banget sudah dalam list ku, itu pun separuhnya belum terbaca, pelan-pelan, seminggu setidaknya satu hehe

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s