“Ingat Dodol, Ingat (Kota) Garut”: Cerita dari Tanah Kalimantan


Ketika saya masih kecil, saya sering menyaksikan Ayah saya berangkat kerja. Sering kali, Beliau harus pergi kerja ke luar kota dan itu memakan waktu tiga sampai tujuh hari jauh dari keluarga. Sama seperti ketika saya menyaksikan beliau pergi bekerja, saya pun menantikan kedatangan kembali Ayah dari perjalanannya. Kebiasaan saya setiap kali beliau datang adalah mencium tangannya dan kemudian membantu beliau melepas sepatu. Pada saat yang bersamaan, Ayah biasanya membuka tas bawaannya dan memberikan bungkusan buah tangan kepada saya dan adik-adik saya. Tidak terkira bahagianya saya pada saat itu, bahkan ketika saya mengenang kenangan manis ini.

Ayah saya tahu, bahwa saya dan adik-adik saya sangat menantikan buah tangan yang dibawa olehnya. Ayah tidak pernah mengecewakan soal oleh-oleh, bahkan sampai sekarang pun, jika Ayah berangkat kerja ke tempat yang cukup jauh, Ia tidak pernah lupa untuk membawa pulang buah tangan untuk keluarganya di rumah.

Buah tangan dari Ayah selalu menyelipkan satu makanan khas dan sangat lekat dalam ingatan saya dan adik-adik, makanan ini bernama dodol. Bukan sembarang dodol, tapi Dodol Garut. Ayah selalu membawa beberapa jenis dodol dalam buah tangan yang dibawanya, bermacam rasa dan kami sangat menyukai buah tangan ini. Dodol memiliki rasa yang khas dan tidak terlalu manis, sangat nikmat dimakan bersama anggota keluarga sambil ditemani oleh secangkir teh hangat/panas. Akan lebih nikmat lagi jika dinikmati bersama sambil berbagi cerita bersama keluarga.

Dodol garut yang dibawa oleh Ayah bekerja sebagai pembuka diskusi hangat dalam keluarga. Saya dan adik-adik saya senang mendengar ketika Ayah mulai bercerita mengenai perjalananya sambil menyantap buah tangan dan teh panas sebagai pemanis.

Kenangan ini begitu membekas dalam ingatan saya.

photogrid_15716077155139018712529499621178.jpg
Gambar 1. Sebelum Ayah berangkat Bekerja, dan menunggu Kepulangannya bersama buah tangan andalan Keluarga.

Dodol Garut

Kenangan tentang Dodol Garut di masa kecil membuat saya bertanya-tanya saat ini, sebenarnya apa, dari mana, mengapa dan kenapa ada “Dodol Garut”. Saya memiliki segudang pertanyaan dan keingintahuan, dan rasanya keingintahuan ini bisa saya salurkan dengan mengikuti kegiatan menarik yang diselenggarakan oleh Bitread Publisher.

Dodol ternyata sudah lahir sejak tahun 1926. Dodol, lahir dan dikembangkan oleh seorang pengusaha bernama Ibu Karsinah. Sejak saat itu, dodol menjadi komoditi yang terus berkembang dan bertahan dari persaingan industri makanan tradisional dalam dunia perekonomian Indonesia dan Global.

Sambil melakukan perjalanan berkeliling dua provinsi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, saya menyadari bahwa Dodol Garut bisa ditemukan di mana-mana, terutama di tempat peristirahatan. Dodol Garut adalah jenis makanan ringan yang sangat mudah diperoleh dan seolah menjadi makanan ringan yang wajib ada di tempat peristirahatan.

Lebih lanjut, Dodol garut bahkan menjadi barang bawaan wajib, buah tangan, untuk diberikan kepada keluarga dan sahabat di tempat tujuan. Saya sering melihat beberapa penumpang yang secara sengaja membeli Dodol Garut dengan sengaja untuk keluarganya di rumah atau tempat tujuan dari area peristirahatan.

dodol_garut_1290 (Indonesiakaya.com)
Gambar 2. Dodol Garut (Sumber. Indonesiakaya.com)

Dodol Garut dan Kota Garut

Dodol Garut ternyata memiliki banyak varian rasa yang menarik. Selain Dodol Garut Klasik yang menjadi makanan ringan andalan keluarga kami, Dodol Garut ternyata memiliki varian rasa lain seperti Dodol Wijen, Dodol Kacang, dan berbagai Dodol Buah. Nah, dodol buah ini menarik, ada Dodol rasa nanas, Dodol Nangka, Dodol durian dan bahkan ada Dodol tomat. Ada juga dodol yang bernama Chocodot, cokelat isi dodol pertama di dunia. Selain chocodot, ada juga istilah “Dodol Piknik” yang merupakan merek dodol yang paling populer.

Dodol Garut sangat berbeda dengan dodol-dodol lainnya. Sebagai orang Kalimantan, saya juga mengenai dodol khas lainnya di Kalimantan, contoh adalah Dodol Kandangan. Tapi setiap dodol memiliki rasa yang khas dan menarik. Dodol garut sendiri memiliki rasa yang tidak terlalu manis dan lembut ketika menyentuh langit-langit mulut, sangat khas sekali. Mudah untuk membedakannya dengan dodol asal tempat produksi lain.

Mengapa Dodol Garut begitu sangat berkesan ?

Penasaran, saya lalu memutuskan untuk mencari informasi langsung mengenai Dodol Garut asli dan mencari alasan lain mengapa Dodol ini begitu sangat berkesan, terkenal dan sungguh tidak lekang oleh waktu.

Pencarian saya terhenti pada Dodol Garut Picnic. Mekipun dodol garut memiliki banyak jenis dan tempat produksi, tapi menurut pencarian saya dan banyak pengakuan dari konsumen secara daring, Dodol Garut Picnic adalah perusahaan dodol yang mengawali petualangan dodol garut di tanah air dan saat ini ditemukan di hampir seluruh Indonesia, terutama di tanah Kalimantan.

Dilansir dari halaman web resmi milik Dodol Garut Picnic, perusahaan yang menjalankan usaha ini bernama PT Herlinah Cipta Pratama. Perusahaan ini dibangun pertama kali pada tahun 1949 dan sudah sangat berpengalaman dalam jagat produksi Dodol. Dodol Garut sudah bukan lagi sebuah komoditi ekonomi yang diperdagangkan kesana dan kemari. Tapi, Dodol Garut sudah menjadi bagian penting dalam tradisi dan budaya masyarakat kota Garut. Bagian penting ini menjadi arti penting mengapa dodol garut begitu sangat penting, berkesan dan bersejarah bagi konsumen dan terlebih lagi masyarakat kota Garut. Bahkan pada saat ini, masyarakat menjadi sangat familiar mengenal slogan ini,

“Ingat Dodol, ingat Garut”

PT Herlinah Cipta Pratama saat ini dipimpin oleh direktur Bapak H. Ato Hermanto. Dalam sebuah wawancara, Bapak H. Ato Hermanto menuturkan bahwa sudah merupakan impian sejak dulu untuk menjadikan dodol sebagai Ikon kota Garut. Harapannya, ketika orang-orang melihat atau menyantap Dodol, orang-orang akan langsung mengingat kota Garut. Usaha dan kerja keras Beliau membuahkan hasil, saat ini Dodol Garut begitu pesat berkembang dan berhasil menjadi ikon kota Garut yang terkenal itu.

Dodol Garut yang sudah menjadi bagian penting bagi masyarakat Kota Garut pada saat ini bahkan sudah membuka kesempatan untuk kunjungan wisata ke Dodol Picnic Garut. Kunjungan wisata ini bersifat gratis/tidak dipungut biaya, tapi dengan ketentuan dan syarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh perusahaan atau pihak penyelenggara. Dalam wisata Dodol Picnic ini, pengunjung dapat menyaksikan secara langsung proses pembuatan dodol dari beras ketan dan gula pasir. Mereka yang berniat untuk datang dan berwisata dapat datang secara perorangan atau berkelompok. Tapi, sebelum datang, wisatawan harus melakukan pendaftaran setidaknya tujuh hari sebelum hari-H kunjungan.

Hal menarik lainnya yang saya temukan adalah bahwa bahan baku beras ketan yang digunakan oleh PT Herlinah Cipta Pratama ternyata berasal dari Kota Garut juga. Perusahaan membeli bahan baku pembuatan dodol dari masyarakat kota Garut dan menjalin kerja sama secara terus menerus untuk menyediakan bahan baku pembuatan Dodol. Proses kerjasama ini berhasil menumbuhkan perekonomian yang sehat di Kota Garut teutama di lingkungan masyarakatnya.

Harapan

Saya berharap suatu hari nanti, saya dapat datang langsung ke Kota Garut dan menyantap Dodol Garut langsung dari tempat produksinya. Saya membayangkan cerianya wajah Ayah dan Ibu saya jika saya berhasil membawa buah tangan langsung dari tempat produksi Dodol terkenal ini. Mungkin kami akan duduk bersama seperti dulu lagi sambil menyantap Dodol Garut khas yang merupakan makanan ringan keluarga ini.

Demikianlah sedikit tulisan saya mengenai dodol terkenal dari kota Garut, Dodol Garut. Saya mengutip perkataan Pak H. Ato Hermanto, “Ingat dodol Garut, Ingat Kota Garut”.

Sumber:

Picnic, D. G. (2019, Oktober 20). Syarat dan Ketentuan Kunjungan Wisata ke Dodol Picnic Garut. Retrieved from Dodol Garut Picnic: http://www.dodolpicnicgarut.com/berita

Riky. (2019, Oktober 20). Memanjakan Lidah dengan Chocodot Khas Garut. Retrieved from Indonesia Kaya: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/memanjakan-lidah-dengan-chocodot-khas-garut

Wardibudaya. (2017, November 16). Haji Ato Hermanto: ingat Dodol, Ingat Garut. Retrieved from Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/haji-ato-hermanto-ingat-dodol-ingat-garut/

Wikipedia. (2019, Oktober 20). Dodol Garut . Retrieved from Wikipedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Dodol_Garut

 

17 pemikiran pada ““Ingat Dodol, Ingat (Kota) Garut”: Cerita dari Tanah Kalimantan

  1. Mbak Ayu! Tulisannya keren banget! 💜
    Bagaimana tema yang sedemikian sederhana, Mbak Ayu mengemasnya dengan sangat apik, dengan sangat ilmiah. Aku gak pernah kepikiran mau membuat tulisan selengkap itu. Aku membayangkan Mbak Ayu sangat serius pada tulisan ini, hingga risetnya sangat mendalam lengkap dengan daftar pustaka.

    Aku sebenarnya juga penasaran sekali dengan dodol dari garut ini, sebab siapapun keluarga tetangga teman kalau piknik dan bahkan saya sendiri kalau pergi jauh, pulangnya juga bawa dodol garut dan dodol susu itu. Dan rasa penasaranku terjawab di sini. Terima kasih, Mbak Ayu kuh… 💜 penulis idolak. 💜

    Disukai oleh 1 orang

  2. Saya juga suka dodol garut… Memang ini sering jadi salah satu oleh-oleh dari kerabat yang mudik ke Pulau Jawa ya ^^

    Disukai oleh 1 orang

  3. Halo, Kak. Awwww…Terima kasih banyak atas komentarnya, saya jadi sangat, sangat, sangat merasa luar biasa!

    Saya sebenarnya masih belajar, Kak. Saya masih mencoba sana dan sini untuk menulis sesuatu yang saya suka. Saya tidak ingin membatasi diri, dan saya masih mencari gaya tulisan saya sendiri. Masih panjang rasanya perjalanan ini wkwkwk.

    Ia, Kak. Dodol Garut itu memang sangat luar biasa ! Saya tidak menyangka, kenangan masa kecil saya, bisa menginspirasi saya untuk belajar dan menuliskan sesuatu pada saat ini.

    Ayo menulis juga, Kak. Semangatttt!!!

    Seperti banyak teman-teman saya mengatakan, “Apapun yang terjadi, teruslah menulis dan belajar”.

    Suka

  4. Wah, kita sama ya, Mbak.

    Dodol Garut itu khas buangettt! Saya bahkan memiliki kenangan manis tentang dodol ini. Sudah menjadi budaya, bukan hanya kebiasaan semata.

    Disukai oleh 1 orang

  5. Saya suka gaya penulisannya, naratif dan bisa membuat pembaca membayangkan dan menggambarkan isi tulisannya.

    Beruntung sekali mba ayu memiliki foto lama..

    Disukai oleh 2 orang

  6. Terima kasih, Kak.

    Saya merasa sangat tersanjung 🙏.

    Saya masih berproses untuk bisa menulis dengan baik dan nyaman dicerna oleh pembaca dari berbagai golongan.

    Ia, Kak. Saya sangat beruntung. Memiliki foto lama membuat saya sangat bersyukur atas kehidupan saya pada saat ini 🙏

    Disukai oleh 1 orang

  7. Sama-sama..saya juga masih berproses, meski kadang tulisan saya amat sederhana,

    Ya, sedikit-banyak saya mulai mengadopsi gaya penulisan mba Ayu. Terutama dari gaya penempetan link untuk mengarahkan pembaca pada postingan-postiangan saya ditiap tulisan, mba..

    Disukai oleh 1 orang

  8. Terima kasih kembali, Mbak. 🙂

    Yos, selamat berproses, Mbak Ayu. Get better… better and better…

    Saking familiarnya, Dodol Garut oleh-oleh yang gak cuma custom, tapi sudah default kayaknya. Ha ha ha

    Ya selalu, setiap hari.

    Disukai oleh 1 orang

  9. Ia, betul, saya sangat setuju, kita sekalian masih berproses menuju ke sana. Belajar dan belajar terus.

    Ia, saya sangat menyarankan teman-teman penulis untuk membuat link tulisan. Tindakan ini sebagai bentuk penghargaan atas kebaikan hati penulis membagikan informasi atau idenya. Hal ini juga sangat membantu kita untuk tetap mempertahankan sifat originalitas karya kita masing-masing.

    Semangat untuk kita sekalian! Bisa!

    Disukai oleh 2 orang

  10. Siappp, Mari kita belajar besama-sama, saling mengingatkan dan saling mendukung satu sama lain.

    Betul! Dodol Garut memang memiliki kekuatan dan pesona demikian.

    Semangat untuk kita!

    Suka

  11. Wah, Ia betul ini Kak. Saya baru menyadari kalau ada istilah negatif (yang sangat terkenal) terkandung dalam kata “dodol” ini.

    Sepertinya saya perlu menambahkan kata “makanan” untuk menjelaskan arti kata “Dodol” dalam tulisan ini.

    Disukai oleh 1 orang

  12. Terima kasih, Mbak Luna.
    Saya merasa sangat tersanjung. Semangat untuk belajar menulis dan bereksperimen dengan jenis tulisan-tulisan lainnya.

    Wah, kita ternyata memiliki pengalaman yang kurang lebih sama ya. Kasih seorang Ayah itu sangat luar biasa, ya.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar