Ipangarasa (kabar) adalah kata dalam Bahasa Dayak ma’anyan yang menyimpan makna “saling menanyakan kabar masing-masing”. Ipangarasa menunjukkan praktik perilaku yang peduli pada orang lain, menunjukkan perhatian kepada sesama dan ingin keluar dari diri sendiri untuk menyentuh orang lain.
Dalam percakapan sehari-hari, saya sudah beberapa kali menggunakan kata ini, tapi baru ketika menulis tentang kata inilah, saya menyadari arti penting dari kata ini. “Tidak hanya sekedar kata, tapi ini adalah kata yang penting dan bermakna baik”, itu kesimpulan saya setelah merenungkan sedikit mengenai arti kata ini.
Sambil merenungkan makna kata sederhana ini, saya merasakan kerinduan. Ya, selain rasa kepedulian atau peduli untuk menanyakan kabar orang lain atau orang yang kita kenal, ipangarasa kabar juga muncul dari emosi ini, rindu atau kangen. Selain kependulian, rasa rindu, ipangarasa kabar juga terjadi karena adanya rasa penasaran dan ingin tahu.
Dalam praktiknya, ipangarasa kabar dilakukan dengan saling menyapa (atau lebih tepatnya menyapa dengan suara nyari (berteriak) untuk menanyakan kabar). Lalu, diikuti dengan datang berkunjung dan saling bertukar cerita mengenai kehidupan masing-masing (kadang disertai dengan membicarakan orang ketiga atau keempat). Intinya adalah berkomunikasi secara lisan untuk saling memenuhi kebutuhan akan informasi dan mengisi kekosongan karena kerinduan untuk bertemu.
Pertemuan ini dilakukan secara langsung. Meskipun masyarakat suku Dayak Ma’anyan tidak menunjukkan rasa perhatiannya dengan menyentuh secara fisik atau sentuhan, tapi pertemuan, tatap muka dan ekspresi berupa suara dan percakapan adalah hal yang sangat dirindukan dalam kegiatan ipangarasa kabar. Pada masa pandemi seperti ini, kegiatan ipangarasa kabar ini masih bisa dilakukan dengan baik tanpa kendala. Berbicara dari jendela satu ke jendela lainnya meskipun hanya untuk menanyakan bumbu dapur apa yang paling cocok untuk masakan tertentu. Ah, saya merindukan masa-masa ini.
Pada saat ini, melalui media blog ini, saya pun ingin menyapa teman-teman, saya ingin ‘ngarasa kabar’ (Ingin tahu kabar) dan melakukan praktik ‘ipangarasa kabar’.
Bagaimana kabar teman-teman sekalian?
Sedang sibuk apa sekarang?
Sudah sampai mana perjuangan teman-teman?
Saya, sama seperti hari-hari biasanya. Saya masih sibuk berjuang untuk membuka tabir-tabir misteri dalam hidup ini. Saya pun masih sibuk berjuang untuk menemukan diri saya sendiri. Serpihan-serpihannya saya temukan pada diri orang-orang lain yang saya temui setiap hari.
Saya pun tiada henti berharap, apapun yang sedang teman-teman perjuangan pada saat ini, semoga yang terbaik selalu menyertai langkah teman-teman. Semoga, teman-teman semua dapat segera menemukan apa yang teman-teman cari.
As always, salam.
Kabar baik, mbak Maria. Terima kasih.
Saat ini sedang sibuk dengan traveling untuk urusan pekerjaan di masa pandemi 😉 ternyata cukup ribet juga dengan diberlakukannya prokes antar bandara ya… Maklum sih untuk meminimalisir potensi penularan.
Sebenarnya kalau tidak perlu juga untuk pekerjaan dapat dilakukan secara remote; namun karena permintaan klien ya tidak dapat ditolak hehehe…
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih banyak karena sudah berbagi, Mas.
Wah, hati-hati dan selalu jaga kesehatan sebaik-baiknya. Traveling pada masa pandemi seperti saat ini sangatlah beresiko, tapi kalau memang ini adalah masalah yang urgent, sangat sulit memang. “Mau tak mau, mau tak mau” jadinya.
Semangat ya, Mas. Semoga kita sekalian selalu sehat, dan bisa menjalankan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya.
SukaSuka
Kabar baik kak. Dan selalu baik hehehe…
Sekarang lagi sibuk dengan kuliah. Yah di masa pandemi ini kegiatan perkuliahan harus dilaksanakan secara online. Gak efektif sih menurut saya, lebih baik tatap muka. Kalau online nih kendalanya pada sinyal sehingga membuat proses pembelajaran tersendat-sendat, ketinggalan mendengarkan penjelasan dari dosen. Tapi, yah mahasiswa demi masa depan harus berjuang belajar sendiri mengejar ketertinggalan 😁😁😁
Itu aja Kak. Sukses selalu kak
SukaDisukai oleh 1 orang
Hi, Enno. Terima kasih sudah berkabar-kabar pada kita semua. Senang rasanya mengetahui bahwa Enno melakukan dan mengusahakan yang terbaik pada masa-masa pandemi ini. Luar biasa!
Ia, pembelajaran online ini adalah tantangan memang. Tidak hanya untuk mahasiswanya, tapi juga dosennya. Kita memang dipaksa untuk menyesuaikan diri, dan belajar secara mandiri. Semoga usaha dan kerja keras kita membuahkan hasil yang baik ya.
SukaSuka