“Sea of Strangers” Karya Lang Leav: Sebuah Kisah tentang Penantian


Ini bukan pertama kalinya saya menyelami samudera kedalaman kata dari Lang Leav. Beberapa karyanya seperti “The Universe of us”, sudah menginspirasi saya untuk memahami emosi yang bermunculan dalam diri saya, dan mengenal diri saya sendiri.

Lang Leav memang dianugerahi karunia untuk menceritakan tentang emosi dari kata-kata.

Buku puisi yang menjadi buah pikirnya selanjutnya adalah “Sea of Strangers” yang juga menjadi international best seller di banyak toko buku. Buku puisi ini tidak bisa saya pahami dalam waktu sekali duduk, saya memerlukan waktu untuk dapat memahami setiap kesederhanaan kata yang kaya dan tertulis rapi di sana. Saya tidak menyangka kalau membaca dan memahami sebuah puisi itu membutuhkan rentang emosi tertentu, dan menunggu kedatangan moment yang tepat adalah salah satu cara untuk memahami kedalaman makna kata-katanya.

Dalam pendahuluannya, Lang Leav mengatakan bahwa ia mendapatkan karunia menulis puisi ketika ia berada dalam puncak kebosanannya. Ia bahkan menemukan belahan jiwanya, dan juga alasan dibalik penantiannya dengan menulis puisi. Ia mengumpamakan penantian sebagai ‘tinggal di pinggir pantai’, suatu pemikiran yang indah tentang keadaan menunggu.

Buku puisi ini memang berisi berbagai sulaman kata yang menceritakan tentang penantian dan pertemuan. Sea of strangers, seperti arti katanya “Lautan orang asing’, menunjukkan tantangan untuk menemukan satu jiwa dari jutaan manusia di bumi. Lang Lauv yang tidak berhenti untuk mencari dan juga menanti, dan demikian pula dengan orang yang diseberang sana. Ketika keduanya tidak berhenti bergerak, keduanya bergerak menuju kearah masing-masing.

Buku puisi ini menceritakan tentang ‘penantian’ yang tidak hanya sekedar menanti. Tapi, juga berarti proses menemukan pemulihan dari hubungan yang berakhir.

Sama seperti buku puisi lainnya, setiap tulisan yang terdapat dalam buku ini tidak akan selesai dalam satu kali membaca. Ketika saya kembali membaca tulisan didalam buku, dengan suasana hati yang berbeda, saya pun menemukan arti yang berbeda dari sebelumnya. Kadang, ada kata-kata yang berarti dalam, dan ada pula yang seperti air, mengalir begitu saja. Lepas dan jauh.

Tapi, seperti air sungai, ia pun kembali sebagai hujan pada saat-saat yang tidak saya duga. Inilah juga alasan mengapa saya tidak bisa menyelesaikan buku puisi ini hanya dalam waktu sekali duduk.

Menikmati puisi adalah kegiatan yang sangat menyenangkan.

Memang, Lang Leav menulis karyanya dalam Bahasa Inggris. Bahasa kadang akan sangat mempengaruhi isi dan kedalaman makna, dan Bahasa Inggris bukan Bahasa saya. Tapi, entah kenapa dan bagaimana memahami tulisan dalam Bahasa asing begitu sangat menyenangkan. Saya senang membuat diri saya sibuk mencari arti kata baru yang saya temukan dalam tulisan-tulisan ini. Saya senang melihat diri saya sibuk berkelana dalam keterasingan dan mendapati tidak semua orang mengenali saya. Tanpa sadar, saya sudah bergelut dan menjadi satu dengan tulisan-tulisan dalam buku ini. Lalu, itulah dia, menjadi satu.

Saya tidak akan jemu-jemu mengatakan hal ini.

Sebagai seorang Perawat, khususnya perawat Kesehatan jiwa. Saya membutuhkan media seperti puisi untuk mengekspresikan diri, dan untuk memahami banyak hal yang asing di hadapan saya. Saya membutuhkan puisi sebagai media belajar emosi dan juga alam pikiran orang lain, teutama mereka yang terluka dan tersisihkan. Saya sangat berharap, dalam perjalanan saya, saya pun menemukan mereka dalam kesunyian, dan sudut-sudut yang tidak nampak di sana. Saya sangat berharap, dapat menjadi pengantar mereka menuju cahaya, menuju pintu keluar yang mereka butuhkan. Alasan inilah yang membuat saya sangat tidak bisa melepaskan diri dari salah satu karya seni ini, puisi.

Meskipun, saya memiliki pengalaman perjumpaan dan diskusi yang sangat tidak menyenangkan dengan salah satu penulis puisi di negeri sendiri. Tetap saja, rasanya saya tidak ingin berhenti di satu titik itu saja. Saya merasa bahwa perjumpaan saya dengan penulis puisi dengan temperament buruk tersebut membuka pintu untuk memahami mengapa dan kenapa. Saya kemudian berubah menjadi sangat menyukai puisi dan karya-karya indah dalam bentuk tulisan lainnya.

Bagaimana denganmu?

PS. Buku ini dapat ditemukan pada Shopee, atau silakan untuk memesan di toko buku langganan teman-teman sekalian.

Iklan

3 pemikiran pada ““Sea of Strangers” Karya Lang Leav: Sebuah Kisah tentang Penantian

  1. Aku, mbak?…..Aku ini orangnya suka permainan kata mbak Maria atau Mbak Frani atau Mbak Ayu😃. Tetapi membaca puisi itu membutuhkan kesabaran tingkat tinggi, jika tak sedang dalam mood menjadi tak berarti. Sepertinya aku masih harus banyak belajar bagaimana memaknai baris demi baris puisi.😃🙏

    Disukai oleh 1 orang

  2. Hi, Kak. Panggil saja Ayu.
    Terima kasih banyak karena sudah mampir dan meninggalkan pesan. Senang banget jadinya.

    Ia, puisi itu mengajarkan saya hal yang sama, kesabaran untuk memaknai satu demi satu kata-kata di dalamnya. Sangat berbeda dengan membaca buku pada umumnya.

    Saya pun masih belajar, Kak, dan sama, harus menunggu mood yang tepat wwkwkwk

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s