Saat informasi untuk memesan buku ini di buka, saya tidak menunggu lama untuk melakukan proses pemesanan. Saya beruntung karena menjadi satu dari sekian banyak orang yang mendapatkan buku ini lengkap dengan tanda tangan asli dari penulisnya @nadiraafifa
Saya penasaran dengan pengalaman yang dialami oleh penulis, terutama pengalaman di balik layar selama menempuh pendidikan Master of Public Health dari Harvard University.
…
Kesan pertama saya, kece!
…
Buku ini cukup memberi informasi tentang kejadian dan pengalaman di balik layar perjuangan selama masa-masa pendidikan di Harvard University, College of Public Health. Beberapa hal menarik yang bisa saya ambil, selanjutnya saya tuliskan sebagai berikut:
Kerja cerdas dan fokus adalah kunci
Penulis membagikan banyak cerita, yang jika ditarik garis besarnya adalah mengenai kerja cerdas yang juga diiringi dengan fokus dan konsistensi. Saya mengagumi kerja keras penulis dalam meraih cita-cita dan keinginannya. Ia bekerja dengan sangat keras, dan penuh tanggung jawab. Lalu, satu hal lagi yang saya pelajari dari penulis, itu adalah semangat pantang menyerah.
Ketika kegagalan datang menimpanya, penulis tidak berdiam diri saja. Ia menggunakan kesempatan gagal itu sebagai kesempatan untuk melihat peluang lain, memperluas pandangannya dan mencari kesempatan lain untuk sukses. Ini adalah sikap yang luar biasa!
Koneksi yang Menyelamatkan
Jejaring penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan dicapai dengan lebih cepat. Jejaring yang dimaksud di sini adalah jaringan pertemanan, persahabatan atau hubungan profesionalitas dengan orang lain. Jejaring ini pun tidak hanya sebatas “menjalin hubungan” saja, tapi juga adalah hubungan yang diiringi dengan dukungan social yang cukup.
Penulis menceritakan bagaimana hubungan yang ia jalin, memberinya peluang untuk menyelesaikan essay untuk mendaftarkan diri ke universitas yang ia inginkan. Ia juga menceritakan bagaimana hubungan persahabatan yang ia jalin membantunya keluar dari keterasingan sekolah di tempat asing. Jalinan apapun yang ia miliki, sungguh ia manfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan saya rasa, ini pun terjadi dua arah.
Critical Thinking is a must!
Belajar di universitas sebesar dan se-terkenal Harvard University, hal penting yang tidak boleh ketinggalan adalah “daya berpikir kritis”, dan karakter sebagai pembelajar yang proaktif-berorietasi pada pemecahan masalah.
Gaya belajar di Harvard, sangat bisa ditiru dan diadaptasi di sekolah-sekolah kita di Indonesia. Saya bahkan merasa, kita tidak perlu sekolah jauh-jauh ke Harvard untuk bisa merasakan pengalaman belajar seperti ini. Tapi memang, sekolah di sekolah se-terkenal Harvard akan memberikan kita status yang berbeda dibandingkan mereka yang bersekolah di sekolah/universitas biasa.
Ada niat, ada jalan
Selalu ada jalan, dan selalu ada pemecahan masalah. Saya sangat setuju dengan apa yang ditulis oleh Albert Enstains, yaitu bahwa masalah-masalah itu muncul karena ada pemecahan masalahnya.
Membaca buku ini memberi saya pesan khusus bahwa, siapapun berhak bermimpi dan menjadi yang ia inginkan. Batas kita hanyalah pikiran kita sendiri.
…
Sejak halaman pertama buku ini, selain rasa kagum, saya pun menyimpan perasaan dan pendapat lain terkait dengan penulis. Salah satu ekspresi yang muncul dari saya adalah ini,
“Buku ini menceritakan kisah di balik layar orang-orang kelompok 1%”
Sejak saya duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), saya melihat ada satu kelompok anak-anak yang tergolong ke dalam kelompok 1%. Kelompok ini adalah mereka yang dinilai cerdas atau bahkan sangat cerdas, mereka adalah orang-orang yang terlihat selalu belajar dan tidak memiliki waktu lain selain, belajar. Hanya belajar. Sejak dahulu, saya sangat penasaran dengan kehidupan mereka, dan buku ini cukup memenuhi rasa penasaran saya akan kehidupan mereka yang “tidak nampak”.
Penulis meninggalkan kesan lainnya pada saya, jalan perjuangannya yang nampak sangat, bahkan kelewat mulus. Hal-hal yang dipaparkan dalam buku ini, terutama yang berhubungan dengan “kesusahan”, adalah hal-hal yang hampir setiap hari saya hadapi. Itu merupakan bagian dari hidup saya sehari-hari. Membaca buku ini, meninggalkan kesan perbandingan hidup yang lumayan “jauh” dan berbeda dengan penulis.
Saya bahkan merasa bahwa untuk orang seperti saya, yang tinggal jauh dari Ibu Kota; yang tidak menempuh pendidikan di universitas nomor satu nasional; yang tidak memiliki keluarga yang dapat mendukung saya secara finansial; sukses itu bukan milik saya. Sukses itu jauh dari saya. Perasaan dan pemikiran seperti ini muncul sejak saya membaca halaman pertama buku ini.
Bagaimana dengan teman-teman? Apakah kalian pun merasakan hal yang sama seperti saya? Atau mungkin saya saja?
Saya menyadari bahwa ketika membaca buku ini, saya secara otomatis membandingkan diri penulis dengan diri saya. Saya menilai bahwa perjuangan kami hampir sama, tapi kesempatan yang diberikan kepada kami berbeda. Tentu saja hal ini akan terjadi, terutama karena saya dan penulis tidak tumbuh di lingkungan sosial yang sama. Kami bahkan berasal dari keluarga yang berbeda. Hal ini sebenarnya cukup untuk menyadarkan saya bahwa tindakan membanding-bandingkan yang saya lakukan sebelumnya tidak seharusnya dilakukan.
Tapi, saya menikmati proses dan pengalaman yang saya alami ketika membaca buku ini. Saya senang melihat reaksi apa yang timbul dalam diri saya ketika membaca lembar demi lembar buku ini.
Jujur, saya menikmati kegiatan membaca buku ini. Saya harap teman-teman yang sudah memesan dan menguliti buku ini juga merasakan hal sama. Jika teman-teman berkenan, silakan bagikan pendapat teman-teman di kolom komentar. Mari kita lihat, bagaimana buku ini mengubah pandangan dan juga persepsi kita? Bagaimana buku ini mengubah hidup kita?
Sincerely, Ayu.
Ps.
Buku ini bisa teman-teman peroleh langsung dari Penerbit Media Kita. Saya pun memesan dari toko buku ini. Terakhir saya dengar kalau buku ini pun dapat diperoleh di Toko buku Gramedia.
Suka sama desain sampulnya yang minimalis….😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Asliii…setuju dengan ini.
SukaSuka