“…Every morning
The sun rises and you,
Like the plants
Covered in dew
In your garden
Get a chance
To start again.
Good morning.
Your world fell apart
Yesterday.
And yet,
Here is your second chance
To rebuilt it. “
(New Beginnings, Nikita Gills, Your Soul is a river, Page. 156-157)
Saya tidak pernah bisa menghargai pagi. Saya tidak menyukainya sejak dahulu, karena ketika pagi tiba, kenyamanan saya untuk tidur dan beristirahat direngut. Saya tidak menyukainya. Tapi,akhir-akhir ini, pagi bagi saya adalah lambang harapan yang baru. Sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan akan menjadi hal yang menyenangkan, yang saya nantikan setelah malam berlalu.
…

Pagi adalah kesempatan yang baru.
Waktu terus berjalan ke depan, tanpa ampun. Manusia dalam ketidakberdayaannya harus menyeret dirinya dengan paksa, menghadapi takdirnya yang kejam, itu adalah hari esok. Siap atau tidak siap, waktu tidak pernah berbaik hati memberikan kita kesempatan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Waktu akan terus berjalan lurus ke depan.
Ketika malam berlalu, pagi akan tiba dan menjadi permulaan hari yang baru. Pagi, adalah simbol dan lambang untuk kesempatan yang baru. Kesempatan untuk melihat hari ini dengan perspektif yang berbeda, menjalani hari ini dengan semangat dan cerita yang baru.
Kegagalan yang terjadi pada hari sebelumnya, diletakkan pada masa yang lalu. Pada hari yang baru ini, kesempatan dianugerahkan kepada mereka yang menyadarinya. Kesempatan untuk memperbaiki diri dan mengubah keadaan. Mengubah kegagalan pada masa yang lalu menjadi keberhasilan pada masa sekarang, pada masa yang akan datang. Pagi adalah kesempatan yang baru.
…

Pagi adalah harapan.
Entah mengapa dan kenapa, malam selalu identik dengan masa-masa yang berat. Berat karena pada malam hari, ketika banyak orang tertidur, kita malah harus berhadapan dengan masa-masa kelam, menderita dalam kesendirian dan ketakutan.
Masa itu akan lewat, ketika pagi tiba.
Rasa sakit itu mungkin akan tetap berada di sana, tapi pagi memberi kita perspektif yang baru. Kita dipaksa untuk membuka mata, melihat ke arah cahaya dan memeluk hangatnya cahaya matahari. Pada saat itu, semoga hati kita terbuka pada kesempatan baru, kesempatan untuk menyembuhkan diri sendiri yang semalam terluka.
Pagi, membawa kita pada kenyataan bahwa, apapun yang terjadi pada malam sebelumnya, masih dapat kita ubah. Kita diberi waktu untuk memegang hari ini dan hari esok sebagai harapan. Entah pada masa yang akan datang, atau mungkin hari ini, kesembuhan dan kedamaian itu akan tiba. Apa yang kita harapkan, akan datang merangkul kita dengan penuh cinta. Pagi adalah harapan.
…
Saya menyerahkan diri pada pagi hari. Pada hari yang baru, pada kesempatan yang baru dan pada harapan yang baru.
Bagaimana denganmu?
Dimanapun kamu berada, apapun yang sedang kamu lalui saat ini. Percaya! Bahwa akan tiba saatnya nanti, semua yang kita lalui ini, “make sense.”
Hang in there!
And as always, Salam hangat dari saya.
Sincerely, Ayu.
semangad kak
SukaDisukai oleh 1 orang
Semangat juga Kak
SukaSuka