Menemukan “Siapa”


Saya bekerja di sebuah tempat yang memiliki tradisi yang unik setiap akhir tahun. Setiap menjelang akhir tahun, ada tradisi “saling mendoakan.” Letak keunikan ini adalah pada peraturan mendoakan. Kita tahu betul siapa yang kita doakan, tapi kita tidak akan tahu siapa yang mendoakan kita. 

Istilah “mendoakan” ini agaknya sangat berbeda dengan yang diaplikasikan di tempat kerja saya. Mendoakan, selain memang berdoa untuk orang-orang yang dipilih untuk didoakan juga adalah istilah untuk menyebut kegiatan “memberikan kado” secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi kepada orang yang sudah dipilihkan untuk kita. Yeap, dipilihkan! Atau secara random kita pilih.

Kita tidak dapat berharap si A, si B atau si C yang akan menjadi orang yang kita doakan, karena mungkin saja adalah si D. Sangat tergantung dengan nomor undian yang kita ambil.

Tulisan ini saya tujukan untuk menyelidiki, siapakah orang yang mendoakan saya dilihat dari hadiah-hadiah yang dia kirimkan. Saya penasaran, sungguh! dan jiwa penggemar manga detective conan saya terpacu untuk mencari siapa orang di balik dua hadiah yang saya terima dalam waktu yang berbeda.

Setelah menulis tulisan ini, saya menyadari bahwa mencari “siapa” ini ternyata cukup sulit! Alasannya adalah karena meskipun saya bekerja dengan jumlah karyawan tidak sampai ratusan, saya ternyata tidak mengenal mereka dengan cukup baik. Saya tidak cukup kenal dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka miliki, dan saya bahkan tidak benar-benar kenal dengan sifat mereka.

Namun, kegiatan mendoakan dan menemukan “siapa” yang mendoakan saya ini adalah kegiatan yang sangat menarik! Saya belajar banyak dari kegiatan yang mungkin terlihat sepele ini.

Hadiah Pertama.

Hadiah dan Doa Pertama

Saya menemukan kado atau hadiah pertama yang sangat menyentuh hati. Dua bungkus Torabika Cappuccino. Ini adalah hadiah perdana, yang merupakan hadiah pembukaan yang mendorong banyak orang kemudian memulai proses mengirimkan kado secara sembunyi-sembunyi kepada karyawan-karyawan yang lainnya.

Melalui hadiah yang saya terima, saya menganalisis beberapa hal yang mungkin membentuk profile si pengirim hadiah. Beberapa hal yang saya temukan, dapat saya tuliskan sebagai berikut:

  1. Memiliki akses pada mesin cetak (printer), yang jumlahnya tidak banyak di tempat kerja. 
  2. Kemampuan untuk melakukan editing tulisan, menunjukkan bahwa Ia memiliki akses ke komputer dan mengoperasikan beberapa program dasar seperti Ms. Word, dan mesin pencari (Google). 
  3. Gaya bahasa “Semoga selalu bahagia ya…”, menunjukkan keakraban yang tidak biasa. Bahasa ini, biasanya diutarakan kepada mereka yang dekat atau akrab sebagai saudara/i. Penggunaan tanda titik “…” menunjukkan bahwa ia tidak terlalu sering terpapar dengan tulisan yang formal. Sementara itu, tata gambar dan tulisan nampak tidak seimbang, kemungkinan besar kalau orang ini tidak memiliki cukup waktu untuk mengerjakan editing tulisan dan gambar. Bisa dikatakan bahwa Ia tidak memiliki cukup kemampuan untuk menyeimbangkan konten gambar dan tulisan. Lebih lanjut, mengenai tulisan “Semoga selalu bahagia ya…” sepertinya ingin mengatakan bahwa saya adalah pribadi yang “tidak terlihat bahagia” dalam keseharian. Saya tersenyum sendiri setiap merenungkan tulisan yang dikirmkan ini.
  4. Sampul kado. Nampak bahwa sampul kado ini, bukan sampul yang baru. Bisa berarti bahwa Ia dengan sengaja menyimpan kertas kado ini, atau meminta milik orang lain yang kebetulan memiliki atau menyimpan kertas kado tersebut. Sementara itu, kemampuan untuk melipat kertas kado, menunjukkan bahwa Ia sudah sering melakukan kegiatan ini. Ia memberikan waktu cukup lama untuk secara hati-hati menyampul kado didalamnya. Nampak sekali dari perbandingan isi kado dan sampul. 
  5. Isi kado adalah dua bungkus kopi Torabika Cappuccino. Ia pasti tahu dan setidaknya terpapar informasi bahwa saya adalah seorang pengonsumsi kopi. Cappuccino masih tergolong aman untuk saya, dan saya sudah mengonsumsi kopi ini selama tiga hari berturut-turut sebelum saya mendapatkan kado pertama ini. Dilihat dari bungkus kopi yang diberikan, kemungkinan besar kalau kopi ini dibeli dari tempat penjualan kopi yang cukup lama menyimpan kopi ini. Dalam lingkungan tempat kerja, “kantin” adalah tempat tersebut, mengingat tidak banyak yang datang untuk membeli kopi jenis ini. Beberapa waktu yang lalu, kopi jenis ini saya temukan dalam rak penjualan kopi di kantin. Orang ini mungkin tidak sengaja memilih jenis kopi ini, tapi ada alasan mengapa hanya jenis kopi ini yang dipilih untuk diberikan kepada saya, bukan jenis kopi lain yang pernah lama saya konsumsi. Contoh, Nescafe, atau baru-baru ini, non-caffein seperti teh sari wangi. 
Hadiah ke-dua.

Hadiah dan Doa ke-dua

Saya pikir, hadiah yang saya terima akan berhenti pada hadiah pertama. Biasanya seperti itu. Tapi, saya terkejut karena saya kemudian menemukan hadiah ke-dua. Orang yang mendoakan saya ini, adalah orang yang murah hati. Sungguh.

Setelah kado kedua ini, saya pun memutuskan untuk menuliskan pengalaman yang saya alami. Saya rasa, apa yang saya alami akan menjadi bahan tulisan yang akan sangat menarik untuk dikenang dan “dibuktikan” pada hari-H.

Melalui kado ke-dua yang saya peroleh, saya pun mencatat beberapa hal sebegai berikut:

  1. Sama seperti kertas kado untuk hadiah pertama. Ia tidak dengan sengaja membeli kertas kado ini. 
  2. Cara membungkus kado, dengan menekan kanan dan kiri kue kering merek “Oreo”, nampak sangat unik untuk saya. Ada beberapa orang yang dengan sadar dan sengaja menekan hanya satu sisi saja, dan ada yang bersikeras untuk menekan dua sisi bungkus Oreo ini. Ia bukan orang yang praktikal, dan kadang bisa menunjukkan sisi overdramatic. 
  3. Pemilihan kado ke-2 ini sedikit berbeda. Kemungkinan besar, Ia membeli hadiah ini tanpa banyak berpikir. Ia mungkin melihat isi kantong atau dompetnya, dan menyiapkan budget segitu saja. Mungkin juga, ketika ia berbelanja, Ia secara random memilih di section makanan dan melihat mana yang sesuai dengan budget yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemungkinan besar, Ia membeli makanan ini warung terdekat atau outlet penjualan seperti Indomaret/Alfamart. 
  4. Kombinasi antara Oreo (Biskuit) dan Hexos (Permen) nampak random, dan tidak memiliki arti yang khusus. Alasan “sesuai budget” adalah alasan yang paling kuat dan paling mungkin menjelaskan sifat random ini. 
  5. Kado ke-2 ini disiapkan secara tidak terencana seperti ketika ia menyiapkan kado ke-2, dan nampak tergesa-gesa. Kerapian bukanlah tujuan utama ketika ia membungkus kado ini. 
  6. Tulisan “49.” Angka “4” secara umum dituliskan dalam dua bentuk. Untuk orang ini, ia menulis angka “4”, dengan terlebih dahulu menggariskan garis lurus, lalu membentuk angka “4” dengan bagian atas yang terbuka. Angka “9” dalam tulisan ini, dituliskan dengan garis yang sedikit bergetar. Kemungkinan karena tekstur isi kado (Biskuit) yang bentuknya berlawanan dengan garis yang dibuat di atas permukaan kertas kado. Ia juga adalah orang yang memiliki akses pada board marker warna hitam. Pada tempat kerja, tidak banyak orang yang memiliki akses ke board marker ini. Setidaknya meminjam milik orang disekitarnya. 

Untuk orang yang sudah mendoakan saya, saya sungguh berterima kasih. Hadiah-hadiah yang saya terima, memberikan arti dan makna yang dapat saya renungkan. Saya berterima kasih atas kebaikan serta kemurahan hari yang luar biasa menginspirasi.

Saya menyadari bahwa, ternyata sangat tidak mudah memberikan hadiah pada seseorang atau bahkan beberapa orang. Letak “ketidakmudahan”nya ini adalah pada pemberian “makna” yang sangat membutuhkan usaha untuk menyelidiki kebutuhan dan bahkan nilai-nilai yang dimiliki oleh orang yang kita hadiahkan sesuatu.

Saya bersyukur, dan melalui pengalaman ini, saya menyadari lagi bahwa Tuhan sungguh baik. See ya pada hari-H ya!

Next, menulis tentang apa lagi?

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s