“Coba cari dan tonton film dengan judul ‘Flipped’.”
Rekomendasi film yang diberikan oleh sahabat saya ini terjadi ketika Ia membaca salah satu tulisan saya di media sosial. Saya tidak tahu apa yang ada dipikirannya, tapi saya berasumsi bahwa Ia menganggap saya sedang dalam masalah tertentu yang membuat saya harus mengistirahatkan diri dan menonton.
Flipped atau dalam bahasa Indonesia adalah berbalik atau terbalik, menceritakan bagaimana dua orang insan laki-laki dan perempuan yang mengalami peristiwa ketertarikan yang berbeda waktu. Secara instan dapat dikatakan bahwa ketika si perempuan jatuh hati, tidak demikian dengan si laki-laki. Demikian juga sebaliknya.

Flipped adalah film yang diproduksi pada tahun 2010. Film ni mengambil setting tahun 1957. Jadi, kesan vintage sangat-sangat kuat dalam film ini. Film ini, merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Wendelin Van Draanen yang terbit pada tahun 2001. Flipped mengisahkan kehidupan dua insan, Bryce Loski dan Julianna Baker mulai dari pertemuan pertama keduanya, masa-masa sekolahnya dan sampai akhirnya keduanya dapat mengatasi perbedaan yang menghalangi keduanya untuk saling mengenal satu sama lain.
Membaca sinopsis dan menonton trailer film ini memberi kesan yang tidak bagus untuk saya. Saya sudah memberi cap “tidak menarik” terlebih dahulu. Manga “Demon Slayer” lebih menarik minat saya ketimbang drama soal cinta-cintaan ini pada saat itu. Flipped, selain bertemakan keluarga, juga bertemakan cinta. Selain film Titanic, saya mungkin bukan penggemar film bertemakan cinta lainnya.
Namun, beberapa saat ini, ketika begitu banyak hal yang terjadi pada saya, saya putuskan untuk menonton film yang sudah lama bertengger di list menonton sejak tahun lalu.
Selesai menonton, saya kemudian mencoba mengumpulkan beberapa hal yang merupakan pelajaran penting yang dapat saya peroleh dari film ini. Beberapa pelajaran ini, saya bagikan melalui tulisan ini.
…

Cinta itu adalah…
Setiap film atau drama romantis yang saya tonton, memiliki variasi pengertian cinta yang berbeda-beda. Dalam film “Flipped,” cinta didefinisikan sebagai proses perubahan atau transformasi untuk saling menemukan dan mendewasakan.
Mula-mula mungkin bukan cinta, tapi rasa penasaran. Rasa penasaran inilah yang membuat seorang individu keluar dari dirinya sendiri dan menyelami dunia lain di luar dirinya. Dunia ini adalah dunia individu lain yang sudah Ia labeli atau tandai sebagai “sesuatu.”
Ketertarikan adalah bahasa lain dari rasa penasaran ini. Alasan mengapa seseorang dapat tertarik atau penasaran dengan satu individu kepada individu yang lain itu berbeda-beda. Dalam film ini, ketertarikan laki-laki dan perempuan dibedakan dengan sangat jelas dan berbeda dari keyakinan kebanyakan orang. Ketertarikan pertama si perempuan terjadi karena “mata” (fisik). Sedangkan si laki-laki adalah karena kepribadian si perempuan yang benar-benar outstanding di matanya. Permainan atau dapat kita katakan sebagai konflik yang terjadi dalam film ini, menyebabkan kisah cinta antara kedua anak laki-laki dan perempuan ini menjadi sangat menarik untuk dipelajari.
Benar kata orang, bahwa laki-laki dan perempuan itu memiliki cara atau ketertarikan yang berbeda-beda. Waktu dan situasi penyebabnya pun berbeda-beda. Film ini jelas sekali menggambarkan mengapa ketertarikan antara kedua jenis kelamin ini berbeda satu dan lainnya.
Hal yang menarik dari film ini adalah alur cerita yang berkembang. Perkembangan karakter pemainnya memberikan kesan yang sangat kuat dimata penonton, termasuk saya. Perkembangan antara tokoh Bryce dan Julianna ditandai dengan banyaknya perubahan-perubahan, dan perubahan ini menarik sekali untuk direfleksikan.
Pada akhirnya, saya dapat mengatakan bahwa cinta yang didefinisikan dalam film ini adalah sebagai daya yang memampukan kedua insan ini untuk mengalami perubahan, dan yang lebih indah lagi adalah bahwa keduanya berujung pada titik saling menemukan satu dan lainnya.
Pemikiran Pribadi Bryce dan Julianna
Flipped menjadi film yang menarik karena bekerja seumpama monolog dengan dua orang penulisnya. Film ini lahir dari refleksi dan percakapan pribadi yang terjadi dalam pikiran Bryce dan Julianna. Adegan satu dan lainnya adalah pergantian monolog Bryce dan Julianna. Cara ini membuat penonton dapat melihat isi pemikiran kedua tokoh utama ini, dan bagaimana pemikiran mereka mempengaruhi aksi dan tindakan keduanya. Keduanya adalah manusia dengan segala pikiran-pikirannya. Sebagai penonton, saya tidak bisa membanci siapapun dalam film ini, tidak ada tokoh antagonis dalam cerita ini. Semua orang memiliki cerita dan alasannya sendiri.
Apa saja yang disajikan dalam film ini membuat saya berpikir tentang sudut pandang atau persepsi yang terbentuk pada masing-masing pemain. Persepsi ini terbentuk karena alasan-alasan, yang jika mau kita selami, sungguh manusiawi. Persepsi ini tentu saja dapat diubah atau diarahkan pada jalan yang lain atau berbeda (redirection), tapi memang membutuhkan usaha dan kerja keras.
Perubahan persepsi dan sudut pandang ini juga membutuhkan “magic” di dalamnya. Magic yang dimaksud di sini adalah campur tangan dari orang lain, orang diluar kedua pemain utama ini. Campur tangan dari orang lain mampu membalikkan alur cerita dan membuat film ini berakhir dengan sangat manis dan berkesan.
Kerendahan Hati
Untuk dapat menggerakkan pintu yang menghalangi jalan, atau memindahkan gunung di hati seseorang, kita sangat membutuhkan pertama-tama adalah kerendahan hati untuk dengan lembut dan penuh hormat mendekati subjek, dan selanjutnya menggarahkan segala usaha dan upaya untuk melancarkan terjadinya perubahan.
Dalam film ini, Bryce akhirnya menemukan alasan mengapa Ia tidak bisa berhenti memikirkan Julianna. Ia tahu bahwa kesombongannya di masa lalu sudah membuat Julianna menjauhinya dan tidak ingin melihatnya. Tapi, Bryce tidak ingin menyerah. Ia tahu bahwa Ia membutuhkan sosok Julianna. Rasa “tidak nyaman’ dihatinya kemudian menggerakkannya untuk merendahkan hatinya dan mendekati Julianna. Cerita kemudian berbalik (flipped) karena hal ini, kesadaran dan persepsi Bryce yang sudah berbeda dari sebelumnya.
Usaha Bryce untuk dengan rendah hati mendekati Julianna, juga dilakukan dengan keinginan untuk memahami apa yang dipikirkan dan juga dilakukan oleh Julianna. Ia melihat Julianna sebagai sosok yang menarik, dan tidak pernah berhenti untuk memikirkannya. Ia bahkan menjadi seseorang yang cukup terobsesi dengan everything Julianna. Ia tidak mempedulikan dunia lain selain Julianna. Hanya dia.
Pikiran-pikirannya yang menganggu ini, membuatnya tidak tahan dan inilah yang mendorongnya untuk pergi ke luar dan menggapai Julianna. Ia merasa bahwa Julianna adalah satu-satunya obat yang dapat membuatnya tenang. Ia berkomitmen. Menariknya, meskipun Ia sadar betul dengan perasaannya ini, Ia tidak memaksa Julianna dengan “kekerasan,” sebaliknya Ia mendekati Julianna sebagaimana Julianna ingin diperlakukan. Sungguh dengan cara yang elegan. Bryce memperhatikan, dan Ia tahu hal-hal apa saja yang dapat membuat Julianna terkesan.
Sungguh film yang menarik.

Akhirnya
Saya harus menarik kata-kata saya di awal mengenai menarik atau tidak menariknya film ini. Film ini ternyata sungguh menarik! Lihat bagaimana saya sampai menulis pemikiran saya karena film ini. Menariknya adalah karena saya dapat belajar banyak, dan saya dapat memahami lebih baik lagi.
Dalam keseharian, saya kerap menemukan beberapa orang yang memiliki permasalahan seputar ketertarikan antara satu dan lainnya. Apa yang saya pelajari, dan tulis di sini adalah bahan yang semoga bisa membantu teman-teman yang merasa “tersesat” karena masalah yang tidak kunjung mencapai titik temu. Semoga tulisan ini dapat mempercepat atau mempersingkat jalan untuk menemukan titik temu yang sungguh diharap-harapkan.
Selesai menulis tulisan ini, dan membacanya kembali, saya menyadari bahwa sebagai seorang perawat, ini adalah salah satu cara saya menjangkau lebih banyak hati orang-orang yang terluka dan menderita. Saya mungkin tidak dapat bertemu dengan mereka yang membutuhkan bantuan secara langsung (tatap muka), tapi saya berharap melalui tulisan-tulisan, yang sudah saya perlakukan sebagai perpanjangan dari diri saya sendiri, saya ingin membantu. Saya sungguh berharap apa yang saya lakukan ini bekerja seperti yang saya harapkan.
Setelah membaca tulisan ini, bagaimana pendapatmu? Apakah kamu memiliki pemikiran yang sama, atau berbeda?
Next, menulis apa lagi ya?
…
Saya harap, kamu senang dan dapat menemukan apa yang kamu cari ketika berkunjung ke blog ini. Kami juga bisa membantu saya untuk terus menulis dan berkarya, dengan bermurah hati mengunjungi link Saweria #mariafraniayu. Kemurahan hatimu akan sangat membantu saya tetap konsisten menulis dan berbagi dengan banyak orang.