The Missing Point


Judul Buku: The Missing Point, yang banyak orang tidak pikirkan mengenai tujuan dan kegagalan

Penulis: Wahyu Saputra

Penerbit: Eabooks

Jumlah halaman: 224 Halaman.

Apakah kamu adalah salah satu dari sekian banyak orang, yang ketagihan membaca buku-buku seri Psikologi, tapi masih merasa belum cukup juga? atau belum menemukan jawaban juga? atau belum puas juga

Ekspektasi manusia memang sungguh luar biasa! Sulit untuk diprediksi, ditebak atau bahkan diukur. Saya termasuk ke dalam orang-orang ini. 

Apakah mungkin, ini adalah perasaan, yang dikatakan oleh banyak orang sebagai “terus lapar” dengan pengetahuan ? Mungkin. 

Wahyu Saputra, seketika saya nobatkan sebagai salah satu penulis favorit untuk buku seri Psikologi! Penilaian dan keputusan ini, lahir secara otomatis setelah menyelesaikan hanya satu saja chapter dari buku ini. 

Bak seorang gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, saya pun langsung jatuh hati dengan gaya tulisan dan bahkan bobot tulisan yang lahir dari tangan dingin seorang, Wahyu Saputra. 

Membaca buku ini, mengingatkan saya akan tulisan-tulisan produksi dari luar negeri sana, seperti Oprah Winfrey, Mark Manson dan masih banyak lagi! Deaeeebakkk!

Buku ini, terdiri hanya dari tiga fondasi besar. Pertama adalah mengenai Aku dan tujuan. Kedua adalah Aku dan Kegagalan. Ketiga adalah Aku dan Langkah Selanjutnya. Buku ini, bukan buku biasa. Pembaca seperti saya, tidak bisa langsung sekali duduk untuk menyelesaikan lembar demi lembar buku ini. 

Bobot buku ini, tidak main-main! Pembaca diminta untuk menelaah dengan seksama, lalu berproses untuk menentukan pilihan. Lebih jauh lagi, kita bahkan seolah diarahkan untuk melaksanakan dan mengerjakan hasil keputusan yang sudah kita buat. Tanpa melakukan, kita tidak akan dengan mudah memahami isi buku ini.

Buku ini, praktis! Bukan hanya sekedar teori banyak bacot, yang susunan kata dan bahasanya, sulit untuk disederhanakan. 

Saya yakin, banyak sekali pujian yang lahir untuk buku ini. Saya tidak akan heran, karena memang demikian kenyataannya. Buku ini menghipnotis, dan sulit sekali untuk tidak kembali lagi untuk membaca, merenungkan dan membandingkannya dengan pengalaman hidup sendiri. 

Wahyu Saputra adalah seorang pemikir ulung! range berpikirnya, jauh! dalam! tapi juga memiliki batasan yang tegas dan jelas. Ia tahu bagaimana harus memulai dan mengakhiri tulisannya. Ia bahkan tahu bagaimana menghubungkan antara tulisan satu ke tulisan yang lain. Sulit sekali menemukan penulis seperti ini. Redaktur Eabooks sangat beruntung menemukan penulis seperti ini. 

Selama masa-masa pandemi, dan selama saya terkurung dalam pemikiran saya sendiri, saya memutuskan untuk menyelami samudera pemikiran spesies yang bernama, manusia. Buku-buku filsafat saya embat, bahkan buku-buku yang tidak se-lazimnya masuk daftar bacaan, saya lahap juga. Saya tidak menghitung, ada berapa banyak tulisan-tulisan seputar eksistensialisme menjadi kudapan saya setiap hari. Selain sebagai pelarian karena kenyataan yang sungguh tidak nyaman di luar sana, saya pun menemukan kelegaan ketika membaca buku-buku ini. 

Saya menemukan garis merah yang sangat jelas dan kentara, antara buku-buku yang saya lahap selama masa pandemi ini, dengan buku yang ada digenggaman saya saat ini (The Missing Point, Wahyu Saputra). Bedanya adalah, Wahyu Saputra tahu cara menjalin fakta satu dan fakta yang lain, dan menjadikannya summary bahan belajar yang ringan, mudah dipahami dan tak tersesat ketika menjelajahinya. 

Untuk alasan ini, saya melayangkan lagi pujian kepada penulis. Bang, Wahyu Saputra, lo keren!

Ketika melahap lembar demi lembar buku ini, saya tidak pernah berhenti bertanya, “Apakah jenis Homo Sapiens dari si penulis ini?.” Sebagai pembaca, saya disuguhkan dengan informasi demi informasi yang diluar ekspektasi. Kumpulan tulisan dalam buku ini, sungguh adalah hasil dari pemikiran yang “out of the box.” Sebuah standar yang menjadi ideal diri untuk orang seperti saya. 

Bagi kamu yang tidak menikmati aktivitas-aktivitas membaca dengan tema filsafat, seri pengambangan diri atau eksistensialisme. Kamu mungkin harus berhati-hati untuk membaca buku ini. Tersesat, itu skenario yang mungkin terjadi. Tersesat dalam aliran informasi yang bak ombak yang siap melibas habis isi pikir pembacanya. 

Namun, meskipun demikian, penulis masih dengan baik hati memberikan pembaca kesempatan untuk melihat kesimpulan di balik aliran-aliran tulisan yang sengaja dimuat dengan sedikit dramatis dalam buku ini. Kadang, jika kita jeli, kita akan menemukan dramatisasi kejadian yang sangat tidak perlu, yang juga disajikan dalam buku ini. Wajar saja kalau menurut saya, karena untuk menerbitkan sebuah buku, meksipun itu adalah buku mini, 200an halaman tulisan setidaknya harus ada. But, seperti sedang makan lalapan. Drama ini bak sayur-sayur hijau, yang jika tanpanya, lalapan bukan lalapan.

Apakah diantara teman-teman sudah ada yang menyelesaikan buku ini? Bagaimana pendapatmu? 

The Missing Point (yang banyak orang tidak pikirkan mengenai tujuan dan kegagalan). Doc. Pribadi.

Catatan: Buku ini bisa diperoleh dengan harga yang bersahabat dari toko buku Mojok (Mojokstore). Kamu juga bisa menikmati tulisan-tulisan yang luar biasa dari seorang Wahyu Saputra melalui websitenya.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s