Beberapa tahun yang lalu, ketika saya sedang mengenyam pendidikan keperawatan dengan konsentrasi keperawatan jiwa di Manila-Filipina, saya diperkenalkan pertama kalinya dengan media seperti Tarot untuk berkomunikasi dengan pasien. Perbedaan bahasa pada tempat praktik, mendorong saya untuk menemukan banyak cara untuk dapat berkomunikasi dengan pasien dan menemukan apa yang menjadi masalah utama dan alasan mengapa orang yang ada dihadapan saya ini, sampai berada di hadapan saya saat ini.
Seni, terutama seni menggambar dan gambar sebagai media komunikasi, saya gunakan untuk dapat memahami bagian tergelap dalam diri pasien yang kadang sulit untuk ditemukan dalam kata-kata yang keluar hanya dari mulut. Tanpa sengaja, saya pun berkenalan dengan Tarot. Seorang praktikan, yang merupakan seorang mahasiswa kedokteran pada saat itu menawarkan saya untuk belajar art therapy, dan entah bagaimana Tarot berada dalam list belajar kami. Saya tertarik. Ini adalah awal dari perjalanan luar biasa untuk memahami dan mengenal tentang dunia parapsikologi yang penuh kontroversi ini.
Pada awalnya, saya sungguh tertarik dengan setiap kartu dalam deck. Penjelasan demi penjelasan yang diberikan oleh sahabat saya waktu itu, mengalir seperti cerita. Saya kemudian merasa bahwa kartu-kartu ini hidup, dan dengan sendirinya berbicara dengan saya. Dalam waktu kurang lebih tiga bulan, saya belajar langsung dari sahabat saya ini, dan melihat begitu banyak hal menarik dalam perjalanannya.
Belajar Tarot di FIlipina, adalah hal yang cukup kontroversial. Tarot dan ilmunya dimasukkan ke dalam aliran pagan, yang tentu saja dilarang dan dihindari oleh gereja. Filipina dan mayoritas penduduknya yang beragama Katolik.
Saya ingat waktu harus mencari dan membeli deck kartu saya sendiri. Banyak yang memberikan saya tatapan mata curiga dan heran. Berkat pertolongan sahabat saya ini, saya pun dapat memperoleh deck kartu yang saya beli melalui situs belanja online. Pengalaman untuk mendapatkan deck kartu ini, membuat saya belajar pelajaran yang penting, yaitu soal pandangan atau persepsi masyarakat mengenai Tarot dan ilmu parapsikologi.
Ketika memutuskan untuk menerjunkan diri dan belajar ilmu parapsikologi, saya menyadari betul kontroversi yang mengelilingi keilmuan ini. Pandangan “mengada-ngada” atau “tidak ilmiah” kerap mewarnai setiap catatan mengenai topik ini. Tapi, di atas semua pandangan kontroversial ini, saya senang mempelajari setiap kartu dałam deck dan saya menikmatinya. Kadang, hal-hal kontroversial dan bahkan jauh dari kata “ilmiah” adalah hiburan yang menyenangkan. Motivasi saya, sungguh hanya karena alasan senang-senang saja. Tidak ada lebih.
Sahabat-sahabat yang mengetahui tentang “kegilaan” saya dalam mempelajari ilmu Tarot ini, perlahan ikut tertarik pula. Lucunya, banyak yang menawarkan diri sebagai “pasien.” Mereka secara sukarela ingin di”baca” dan bertualang dengan kartu-kartu ditangan saya.
Perlu saya garis bawahi bahwa, saya menggunakan tarot bukan untuk “membaca masa depan seseorang.” Sungguh, saya tidak memiliki karunia untuk melihat atau menerawang masa depan seseorang. Dalam setiap sesi membaca kartu, saya selalu mengatakan dan menggarisbawahi hal penting ini, dan menambahkan bahwa “Meskipun demikian, kita pun harus dengan sadar melihat bahwa masa depan dibentuk dan lahir dari masa sekarang. Apapun yang kita lakukan, dan pilih untuk dilakukan, membentuk masa depan kita.” Semoga mereka yang duduk di hadapan saya mengerti tentang hal ini.
…kita pun harus dengan sadar melihat bahwa masa depan dibentuk dan lahir dari masa sekarang. Apapun yang kita lakukan, dan pilih untuk dilakukan, membentuk masa depan kita..
Maria Frani Ayu
Lebih lanjut, Tarot yang ada di tangan saya, tidak saya gunakan untuk meramal atau sejenisnya. Tapi, lama kelamaan Tarot saya gunakan sebagai instrument tambahan untuk menggali data dari klien (atau dalam bahasa lain adalah melakukan pengkajian masalah). Kembali saya menyaksikan, berbagai macam hal-hal terdalam, yang sulit untuk diungkapkan, atau yang bahkan tidak disadari ada di sana, lahir dan muncul di hadapan kami. Tidak jarang, saya menemukan banyak diantara mereka yang sampai menangis terisak karena mendapatkan kesadaran diri yang baru.
Prinsip yang saya terapkan dalam sesi penggunaan Tarot adalah menginterpretasikan kartu dengan tujuan memancing munculnya masalah-masalah yang banyak kali tersembunyi dalam diri mereka. Melalui media kartu-kartu ini, cukup untuk membuka rahasia-rahasia terdalam yang entah bagaimana menunggu untuk diungkapkan keluar.
Pertanyaan penting yang mungkin akan banyak ditanyakan adalah, “Apakah saya sudah mendapatkan lisensi untuk membaca atau menginterpretasikan kartu Tarot?,” Hum…to be honest with you, No! Saya hanya mempelajari mengenai tarot untuk kepentingan bersenang-senang, dan tidak untuk tujuan sangat-sangat profesional atau berharap mendapatkan rupiah dari sini. Tarot, mungkin adalah salah satu guilty pleasure yang sungguh sangat saya nikmati perjalanan untuk mempelajarinya.
So, bagaimana pendapatmu kawan?
astagaaa, aku bacanya pendidikan keperawanan, dan langsung HAHHHH
Hahaha maaf salfok bacanya
SukaDisukai oleh 1 orang
hihi…sudah lewat masa itu buat saya, dikejar-kejar karena ingin ditebak nasibnya wk…padahal sudah di disclaimer tetep aja orang kalau sudah percaya itu sampai sugesti, sampai ada yang memutuskan nikah dengan pasangannya…untung sampai sekarang mereka baik-baik saja wahaha….anyway saya sudah nggak berani sekarang walau hanya fun…
SukaDisukai oleh 1 orang
Wkwkwkw, Ia Kak tidak apa-apa.
Misalkan, kalau ada institusi pendidikan keperawanan, kira-kira apa yang akan dipelajari ya ? haaa
SukaSuka
Wah, kakak punya pengalaman bersentuhan dengan Tarot, ya? Wah, wah…menarik!
Ia, kekuatan sugesti sungguh tidak bisa dianggap remeh dalam sesi membaca tarot. Menarik, menarik!
SukaSuka
Bukan tarot saya tapu siang mien
SukaDisukai oleh 1 orang