Aku berada di sini
kembali
dalam balutan rasa ingin
rasa rindu
rasa sedih
rasa ditinggalkan
rasa sendiri
rasa!
Bertarung bersama pikiranku sendiri,
mencari alasan untuk tidak lagi menumpahkan nila ke sebelanga susu putih itu.
Aku tahu akhirnya
menyakitkan
menyedihkan
melumpuhkan, membunuh!
…
Masih sama,
bermain bersama “andai” dan “jika,”
meniadakan semua
memulai kembali,
polos putih bersih.
Sementara bercermin,
pada hadapku ada tumpukan kertas kotor dan usang
berdebu hampir setiap sisinya
berserakan di sekitar tong sampah
menunggu dibakar dalam api
…
Ingin berhenti untuk melawan diriku sendiri
membiarkannya pergi,
melepasnya pergi
bertanya dengan bebasnya,
Mengapa tak pernah terdengar kata sapaan ?
Mengapa tak pernah terbaca kalimat tanya ?
hening
diam
sunyi.
Masih saja,
menantikan kedatangannya sambil menopang dagu di ruang tamu
merencanakan akan menyuguhkannya dengan hangatnya segelas mimpi-mimpi
dan semangkuk penuh rencana, “apa yang ingin aku lakukan.”
Lalu, pada akhirnya
tetap sama.
Membiarkannya larut begitu saja
menjauhi diriku
Semakin pudar dan lenyap.
Senyap.
Hilang, 5 November.