Dalam sebuah kesempatan, saya dan sahabat sedang berburu produk-produk skin care di satu-satunya Mall di Banjarmasin, Duta Mall. Sahabat saya ini rencananya mau mencoba rangkaian produk dari sebuah perusahaan skin care dalam negeri, sedangkan saya yang sebelumnya sudah lebih dahulu berburu dan membeli produk secara online, hanya menemaninya pada saat itu.
Tantangan dalam kegiatan berburu produk skin care ini adalah sama seperti berburu produk lainnya yang akan digunakan oleh tubuh, yaitu kecocokan. Cocok atau yang juga dikenal sebagai, pas-tepat.
Dalam keadaan yang super bijak, saya berkata kepada sahabat bahwa,
“Mencari produk skin care yang tepat itu, adalah proses trial dan error. Kalau cocok lanjut, kalau tidak cocok, ganti. Sampai menemukan yang tepat, cocok dan pas di kulit.”
Apa yang baru saja terlontar dari dalam mulut ini, adalah hasil dari pengalaman yang tidak sedikit dalam dunia skin care-an. Saya tidak dapat menghitung berapa banyak produk yang sudah saya coba. Ada yang berhasil dan tinggal, atau menjadi bagian dari keluarga skin care harian saya. Tak terhitung yang harus saya singkirkan, dan saya masukkan ke dalam black list daftar produk yang tidak layak untuk dicoba dan direkomendasikan.
Mencari yang cocok, pas dan tepat adalah sebuah proses.
Proses dengan tujuan untuk menemukan yang terbaik, untuk dapat digunakan, dan untuk bertahan lama tinggal bersama kita. Menjadi milik, yang kemudian padanya kita serahkan kesetiaan. Setia untuk membelinya kembali, dan menggunakannya sesuai dengan fungsinya.
Proses untuk mencapai tujuan menemukan skin care yang tepat, akan semakin cepat dan efisien jika si pemilik kulit mengenal betul jenis kulit dan kebutuhannya kulitnya. Ia akan langsung mencari produk mana yang tepat, dan menyingkirkan produk mana yang tidak tepat untuknya.
Proses memilih pun adalah sebuah moment yang luar biasa. Banyak sekali unsur yang melatarbelakangi sebuah pilihan produk. Tidak hanya dari unsur cantik dan menariknya packaging, tapi juga kandungan dalam skin care tersebut, dan yang tidak kalah penting adalah harganya. Apakah skin care ini bersahaba di kantong pembelinya?
Menariknya, perilaku ketika kita memilih skin care, hampir sama seperti perilaku dalam memilih subjek dan bahkan objek-objek tertentu dalam hidup secara umum.
Sama seperti bagaimana seorang penikmat buku mencari dan menemukan buku yang cocok untuknya, atau seorang penikmat kopi mencari dan menemukan kopi yang cocok untuk dikonsumsi. Sama seperti seorang pemancing yang berusaha menemukan mata pancing yang cocok untuknya, atau seorang pencari cinta menemukan kekasih hatinya.
Bagaimana menurutmu?