Informasi Buku
Judul Buku : #Selasarahasia1: Mantan dan Hubungan Keluarga dan Kepingan Kehidupan
Penulis : Najelaa Shihab
Editor : Mutimmatun Nadhifah dan Mohamad Fauzi
Penerbit : Penerbit Literati
Jumlah hal : 384 Halaman
…
#selasarahasia
Buku ini mengusung ide yang sangat cerdas dalam penyusunnya. Seperti yang dibagikan oleh penulis pada awal-awal buku ini, buku ini adalah kumpulan dari catatan-catatan konsultasi online yang dilakukan oleh Najelaa Shihab melalui akun sosial medianya. Catatan-catatan ini kemudian dikumpulkan dan selanjutnya dibukukan.
Hal menarik, yang memberikan nilai jual dari buku ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh audience, dan jawaban dari Najelaa Shihab yang sangat apik! Apik sekali malah!
Berbekal latar belakang pendidikan beliau, yang merupakan seorang Psikolog klinis, jawaban untuk setiap pertanyaan yang dilontarkan membawa pembaca pada titik yang mengesankan, yaitu dipahami, dimengerti, didengarkan dan ditolong.
Jawaban yang diberikan dalam buku ini pun menggambarkan bahwa penulis, selain seorang psikolog dan konselor, adalah juga seorang pendidik. Penulis tidak ingin memanjakan pembaca dengan jawaban A atau B atau C. Penulis mendorong penanya untuk melihat kembali masalah yang Ia alami, dan kemudian berpikir menyusun kira-kira apa saja solusi masalah yang memungkinkan untuk diambil, selanjutnya dengan suatu kehendak bebas, memilih jalan atau solusi penyelesaikan masalah yang cocok dan sesuai.
Meskipun kadang, saya dilanda kebosanan karena banyak dari pertanyaan di buku ini, sulit sekali saya aminkan dalam hidup, tetapi saya dapat menimba hikmahnya secara personal. Saya belajar untuk memahami, bagaimana orang lain berpikir dan bertindak.
Saya pun semakin menyadari bahwa tidak hanya saya yang mengalami masalah, tetapi juga orang lain, di belahan dunia sana, yang juga mengalami masalah yang serupa atau malah berbeda dengan saya. Kesadaran ini memberikan kekuatan dan peneguhan yang cukup untuk menjalani hari-hari dengan segala tantangannya ini.
…
#selasarahasia dalam sembilan cahaya
Secara sengaja, saya oleh judulnya demikian, mewakili sembilan bab yang menyusun buku ini. Kesembilan bagian itu adalah, 1)jatuh cinta, bukan gravitasi yang menjadi masalah, 2)sang mantan: It is our old love I love, 3)seks dan seksualitas, biologi atau sosiologi?, 4)are you the one? Teka-teki jodoh, 5)50+50 tidak sama dengan 100, formula keberpasangan suami dan istri, 6)My mertua has an awesome menantu, 7) real but never totally perfect, dari (calon) orang tua ke anak 8) Perfect but never totally real ? Hubungan anak dengan orang tua dan 9)Funny is Family, Relasi Keluarga yang “normal” dan apa adanya.
Buku ini, sepertinya memang sengaja dikemas untuk semua kalangan. Tidak hanya untuk mereka anak dan remaja, tetapi juga untuk mereka yang sudah dewasa, yang kabarnya sudah sangat paham dengan dunia.
Bahasa yang digunakan dalam buku ini, sepertinya sengaja dikemas dengan bahasa sehari-hari yang ringan dan mudah dimengerti oleh si penanya-Bahasa yang dimengerti oleh banyak orang. Tidak kaku dengan tata bahasa Indonesia, atau bahasa Asing seperti bahasa Inggris. Pada beberapa bagian, ada juga yang menggunakan bahasa Gaul, atau bahasa anak-anak muda jaman sekarang. Memadukan bahasa Indonesia dan bahasa Asing, apa coba kalau bukan bahasa gaul. Ha!
Saya sangat salut dengan penulis. Terutama dengan kemampuannya untuk mendekatkan diri dengan pembaca melalui keterampilan bahasanya yang luar biasa. Kalau ditelisik, topik yang sedang dibahas berat, tapi penulis mampu menggunakan bahasa yang sederhana, tapi juga efektif dan mudah sekali dimengerti.
Dalam pemberian asuhan keperawatan, keterampilan untuk memberikan asuhan keperawatan, terutama dalam hal edukasi, dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti adalah keterampilan level tertentu yang luar biasa. Perlu waktu yang tidak sedikit untuk secara luwes memahami hal yang rumit, lalu menjelaskannya dengan cara yang sederhana dan nyaman bagi masyarakat. Keterampilan ini, yang terus menerus ingin saya sampaikan kepada pembaca, yang saya temukan dengan jelas pada buku ini.
Lalu, ketika saya memilih buku ini, dari berbagai tumpukkan buku lainnya, selain karena warna sampul bukunya yang ceria, adalah bab yang secara khusus berbicara tentang “mantan.” Namun, ketika saya membaca bab per bab, saya malah jatuh cinta dengan topik tentang keluarga. Ada begitu banyak pertanyaan dan juga kisah, yang mewakili keadaan yang saya rasakan-keadaan yang juga dirasakan oleh keluarga saya. Saya terkesan, karena Ibu Najelaa Shihab mampu membawa saya untuk melihat kembali masalah yang saya alami, menilai dan melihatnya dari sisi yang berbeda, dan kemudian mengambil langkah penting untuk menyikapi masalah tersebut.
Apakah kemudian saya puas dan selesai dengan masalah yang saya alami? Tidak. Tidak semudah itu. Setiap masalah, hemat saya, memiliki waktu penyelesaikan masalah yang berbeda-beda! Sangat bergantung pada kedalaman masalah, faktor-faktor yang memperberat masalah dan masih banyak lagi.
Jawaban yang diberikan penulis dalam buku ini, bagi saya, memberikan waktu untuk berpikir, dan melihat masalah dari sisi yang berbeda. Harapannya, saya atau pembaca sekalian tidak hanya “mentok” pada satu sisi penyelesaian saja, dan tidak maju-maju. Kalau satu titik tidak dapat menyelesaikan masalah, maka cobalah titik yang lainnya.
Jawaban yang diberikan oleh Ibu Najelaa Shihab pun memberikan kelegaan, dan dukungan secara tidak langsung. Bahwa, seberat apapun masalah yang dialami, dihadapi dan sedang digeluti, semuanya pun akan berlalu. Berlalunya masalah ini, sangat bergantung pada kita. Apakah kita ingin membiarkannya berlalu begitu saja tanpa memberi makna atau pelajaran apa begitu, atau malah sebaliknya, sampai dunia berakhir, kita terus saja melarikan diri darinya. Semua pilihan, tentu saja ada pada kita.
Selanjutnya, yang tidak kalah menarik adalah bahwa buku ini pun membawa pesan bahwa manusia itu menjadi makluk yang manusiawi karena masalah-masalah hidup yang Ia alami, dan bagaimana Ia dapat menari-nari bersama setiap pemecahan masalah yang Ia upayakan. Manusia menjadi menarik karena ketidaksempurnaannya, karena banyaknya masalah dan juga kemalangan yang menimpanya.
Justru apa yang dianggap sebagai kemalangan, rintangan, kegagalan, kesalahan, atau apapun itu, adalah karunia dan berkat yang luar biasa bagi manusia tersebut. Andai saja manusia tersebut mau dengan rendah hati melihat masalah tersebut sebagai bagian dari upaya latihan dan belajar untuk menjadi manusia yang “naik tingkat”, alangkah indahnya itu.
…
Side Story
Memutuskan untuk membeli buku ini di toko buku langganan karena warna sampulnya yang berbeda dari warna sampul buku yang lainnya. Selain itu, karena merasa sangat tertarik dengan subjudul buku, “Mantan…dst.” Pada saat itu, masih belum juga move on dari hubungan yang entah kapan mulai dan berakhirnya.
Buku ini, memberikan saya banyak insight tentang bagaimana cara menjawab pertanyaan dari audience dengan cara yang adil/tidak memihak, sederhana dan mendidik. Jawaban yang diberikan oleh penulis, Ibu Najelaa Shihab dalam buku ini bak seorang Ibu yang mengajarkan anaknya untuk memancing. Bukan ikan yang diberikan, tetapi alat pancing. Pembaca atau penanya, diberikan ruang dan kesempatan untuk belajar dan mencari sendiri cara yang paling cocok untuk menyelesaikan masalah. Tak ada jalan yang instans, dan Ibu Najelaa Shihab bukanlah jin yang mampu mengabulkan setiap keinginan dalam sekali jentikkan tangan. Cerdas!
Meskipun saya bukanlah orang yang mengalami masalah yang ditanyakan atau dikonsultasikan dalam buku ini, tetapi saya dapat merasakan bagaimana saya didorong untuk mencari dan kemudian menemukan solusi atas masalah yang sedang didiskusikan. Poin positifnya adalah, saya belajar!
…
Absolutely! Saya sangat merekomendasikan buku ini dibaca dan dimiliki oleh banyak kalangan.
Untuk adik-adik dan rekan-rekan sejawat perawat, buku ini saya rekomendasikan sebagai bahan belajar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien. Cara Ibu Najelaa Shihab menjawab pertanyaan di sini, patut untuk dicontoh dan dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Seperti yang sebelumnya sudah saya jelaskan, tidak ada jawabannya yang instant, karena menurut saya, jawaban yang pas itu adalah jawaban yang memang sesuai dengan masalah yang dialami oleh mereka yang menderita atau mengalami masalah.
Ada yang sudah membaca ? Yuk bagikan opinimu.
Asyiapp Kak. Pada intinya kita belajar untuk memancing sendiri, juga dengan bantuan orang lain. Setuju kan. 🙏
SukaDisukai oleh 1 orang
Setuju! semangat!
SukaDisukai oleh 1 orang