“Dari Mana Manusia Berasal?” (Bagian IV)

Semakin ke sini, saya merasa bahwa judul “dari mana manusia berasal?” sama sekali tidak relevant lagi. Saya seharusnya mengganti judul tulisan ini. Tapi, entah mengapa konsistensi terasa sangat menyenangkan akhir-akhir ini. Saya ingin tetap konsisten dengan alasan untuk menjaga semangat … Lanjutkan membaca “Dari Mana Manusia Berasal?” (Bagian IV)

Sederhana yang kaya

Suatu waktu, sahabat saya berkata kepada saya, “Ini adalah keadaan yang aneh bagi saya secara pribadi, saya dalam keadaan tidak memiliki apa-apa dan dalam keadaan sangat sangat-sangat miskin. Tapi, entah mengapa saya merasa kaya dan saya merasa sangat beruntung!“ Saya tidak kaget ketika sahabat saya mengatakan hal ini, karena saya memang tahu dan saya mengenal benar sahabat saya ini. Ia sosok yang secara umur masih sangat muda tapi kebijaksanaannya melampaui kakek saya. Ia tergolong orang yang sangat suka memberikan kata-kata aneh, dan bagi mereka yang tidak paham, akan mengatakan bahwa sahabat saya ini sedikit ‘miring’. Tapi, ini jugalah yang merupakan … Lanjutkan membaca Sederhana yang kaya

Baru tahu dan cukup tahu!

“Manusia itu adalah makhluk yang egois ya? ” Kata sahabat saya pada suatu sore. Saya tersenyum tipis dan mengangguk seakan mengerti apa yang Ia maksudkan. Meskipun sebenarnya saya penasaran dengan apa yang Ia maksudkan. Banyak terkaan didalam pikiran ini, tapi akan lebih baik jika Ia mengatakannya secara langsung. Saya urungkan niat untuk bertanya, “Apa dan mengapa berpikir demikian?” dan membiarkan pikirannya mengalir dengan sendirinya. “Manusia menerima dengan bahagia perkataan seperti pujian, tapi tidak menerima kritik sebaik menerima pujian” Katanya kemudian. Persis seperti apa yang saya perkirakan. Tapi, jawabannya membuat saya harus mencerna berkali-kali maksudnya. Diiringi dengan musik menarik dari Gallant, … Lanjutkan membaca Baru tahu dan cukup tahu!