Menari bersama “Penolakan”

    Oleh, Maria Frani Ayu Andari Dias, Perawat. Tidak banyak orang yang bisa dengan mudah dan lincahnya menari ketika gelombang penolakan datang tiba-tiba dalam iramanya yang unik. Saya salah satunya. Semakin tahun, saya semakin menyadari kerusakan yang timbul akibat dari ‘penolakan’ dan saya masih berusaha dengan sangat keras untuk membangun benteng untuk mempertahankan diri saya agar tetap berada dalam keadaan ‘normal’. Lucu memang, karena mengingat usia saya yang sudah tidak muda lagi (menurut pendapat saya). Seharusnya saya bisa menjadi lebih bijak dan dapat menerima dengan legowo, lapang dada. Tapi, saya masih harus belajar dengan sangat keras mengenai bagaimana menari … Lanjutkan membaca Menari bersama “Penolakan”

Penolakan

Penolakan merupakan salah satu luka emosional yang dapat berakibat pada hal yang sangat fatal. Dalam bentuk apapun penolakan, besar atau kecil, dalam atau hanya dipermukaan, keseluruhannya hanya akan memberikan satu hasil akhir, ‘menyakitkan’. Kadang, sakitnya lebih hebat dari apa yang kita bayangkan. Penolakan melukai harga diri kita. Ketika pengalaman penolakan melukai harga diri kita, maka hal itu akan cenderung untuk terus berulang. Bayangkan saja seberapa parahnya luka yang akan ditimbulkan. Penolakan juga cenderung menyebabkan kita menjadi mudah marah dan agresif. Lihat saja kelakuan sahabat atau saudara/I kita yang baru saja ditolak cintanya, atau ditolak pengajuan peminjaman uang dst. Penolakan juga … Lanjutkan membaca Penolakan

Berdamai dengan luka akibat “penolakan”

Mungkin terdengar sangat tidak mungkin ketika saya mengatakan bahwa ‘penolakan’ adalah awal dari gangguan kejiwaan. Pada kenyataannya, Ya. Guy Winch dalam artikelnya 10 Surprising Facts About Rejection, menunjukkan bukti yang cukup terkait dengan dampak negatif dari ‘penolakan’. Banyak sekali bentuk dan jenis dari penolakan. Mungkin dimulai dari hal-hal kecil seperti menolak untuk makan pagi atau banyak hal-hal lainnya. Ketika penolakan terjadi, maka ada dua pihak yang sangat berperan disini, mereka adalah pihak yang ditolak dan pihak yang memberi tawaran. Pihak yang akan sangat terluka disini adalah mereka yang menjadi pihak yang ditolak. Sakit benar rasanya, mungkin bisa diibaratkan seperti itu. Saya … Lanjutkan membaca Berdamai dengan luka akibat “penolakan”