Hari ini, tanpa sengaja menemukan lagu milik Faouzia yang berjudul “Thick and Thin.” Suara Faouzia yang khas mendayu-dayu, dengan lirik lagu yang penuh semangat dan harapan, membuat saya langsung jatuh cinta dengan lagu ini. Tombol like otomatis langsung diberikan dengan sukacita, dan proses pemutaran ulang lagu ini sudah tidak terkira dalam beberapa jam ini.
Semua lirik lagu ini sungguh bermakna, tetapi ijinkan saya untuk membagikan sedikit yaitu sebagai berikut:
You wake up and you try to breathe
You ask yourself, “What’s wrong with me?”
You’re broken like you’ve never been
You try to try but lose again
I know you got doubts
And you see no way out
But I promise you this
When it’s dark as it’s ever been
And you feel like you’re on your end
I will be there through thick and thin, oh
When you feel like you just can’t win
And the shadows are creeping in
I will be there through thick and thin
Oh, lean on me, lean on me, lean on me
I’m down, talk to me, talk to me, talk to me here now
I can be your light when your light goes out
Oh, lean on me, lean on me, lean on me
I’m down, talk to me, talk to me, talk to me here now
I can be your light when your light goes dim, oh
You’re just too tired, you can’t pretend
Feel like a stranger in your skin
And I can see it in your stare
I wish you knew how much I cared
Apa yang diungkapkan dalam lagu ini, persis sama seperti yang terjadi pada saya saat ini. Hari ini.
Memang benar apa yang banyak dikatakan oleh orang-orang bahwa, kebanyakan orang akan memilih dan menyukai lagu-lagu yang menunjukkan suasana hati mereka. Saya pun tidak luput dari keadaan ini.
Berkat hujan lebat semalam, saya tidak dapat tidur dengan nyenyaknya. Saya terjaga hampir sepanjang malam. Paginya, saya bangun dalam keadaan yang sungguh tidak segar. Saya masih sangat membutuhkan tidur (lagi), tetapi tugas dan pekerjaan sudah menanti hari ini. Dalam keadaan masih setengah sadar, saya bangun, mengambil handuk dan mandi.
Banyak orang menganjurkan untuk memulai hari dengan bersyukur. Sungguh, sulit bagi saya untuk bersyukur pada pagi hari ini. Sebuah tantangan yang luar biasa, untuk tetap dapat bersyukur pada keadaan yang sulit, tertekan dan tidak nyaman seperti keadaan pagi ini. Meskipun demikian, saya masih menyempatkan diri untuk mensyukuri hari ini, terutama mensyukuri kesadaran bahwa saya menyadari akan banyaknya masalah dan juga tumpukkan pekerjaan yang harus saya kerjakan. Masalah dan juga tumpukan-tumpukkan pekerjaan ini adalah bukti dan tanda bahwa saya hidup, bahwa saya eksis. Ini saja sudah cukup untuk dijadikan objek untuk disyukuri hari ini.
Bersyukur, adalah sebuah tindakan “tricky” yang menarik untuk dipelajari. Memaksakan diri untuk mengucapkan syukur, adalah upaya untuk memaksa diri melihat hal positif dari setiap peristiwa atau keadaan yang sedang dirasakan atau dialami. Ketika seseorang bersyukur, apapun hasilnya, Ia akan dan otomatis berpikir positif. Inilah alasan mengapa banyak yang mengatakan bahwa bersyukur adalah bagian dari upaya untuk berpikir positif.
Masalahnya adalah, bagaimana dapat secara otomatis berpikir “syukur” ? dan yang lebih penting adalah “Bagaimana caranya bersyukur?”
Ketakutan saya adalah, syukur dijadikan sebagai jalan atau cara untuk menutupi masalah-masalah yang seharusnya dapat diangkat ke permukaan dan diperhatikan. Syukur atau bahkan mengajarkan cara syukur, adalah cara untuk mengalihkan individu akan masalah yang seharusnya Ia selesaikan dan hadapi. Jika memikirkan mengenai hal ini, tidak dapat dicegah pikiran bahwa “syukur” ternyata memiliki sisi kurang baik juga.
Tetapi, sungguh sangat bergantung pada persepsi si penilai. Hidup ini, sungguh adalah terdiri dari dua polar. Dikotomi dalam berpikir adalah sebuah hukum.
Kembali kepada bersyukur. Entah apa pembelaan dan juga perlawanan saya akan aksi “bersyukur”, saya menyadari bahwa saat saya bangun pagi hari ini, dan bahkan pada saat saya menulis tulisan ini, saya bersyukur. Syukur atas hari yang luar biasa ini!
Lirik lagu Faouzia kembali terdengar di telinga saya, musik sungguh membantu saya mendorong perasaan-perasaan negatif ke luar dari dalam celah-celah pikiran ini. Lalu menggantinya dengan hal-hal yang positif dan baik. Sebuah perubahan yang menguntungkan.
You’re just too tired, you can’t pretend
Feel like a stranger in your skin
Yeap! Saya hanya sedang lelah, dan sudah tidak sanggup lagi untuk berbohong dengan dunia sambil memasang wajah tegar dan kuat. Saya membutuhkan istirahat, dan juga persiapan diri untuk bertarung kembali pada hari yang lain.
Syukur atas hari ini. Kalau kamu, apa yang kamu syukuri hari ini? Tantangan apa yang membuatmu harus memaksakan diri untuk bersyukur?