Memahami kehendak Tuhan


Oleh,

Maria Frani Ayu Andari Dias, Perawat.

Perjalanan hidup sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diberikan hak bebas untuk berkehendak didunia ini memang tidak mudah. Apalagi ditabrakkan dengan keadaan dimana Tuhan-lah yang mengatur segala sesuatu pada tempat dan waktunya.

Manusia berkehendak dan Tuhanlah yang memutuskan.

Kalimat diatas terasa sangat hambar dan sarat akan ketidaksetujuan. Demikianlah kata sahabat saya mengawali perjumpaan kami ketika untuk pertama kalinya kami bertemu. Ia nampak tidak terurus dan kantong mata hitam mengelilingi matanya. Tapi, siapapun mampu mengatakan bahwa Ia menjadi lebih bijaksana dengan es kopi ditangannya. Perubahan yang luar biasa batin saya.

Selama lebih dari satu tahun, saya berjuang untuk memaafkan orang yang mengirim saya kemari. Memutuskan sesuatu yang tidak saya inginkan. Saya belajar untuk taat dan menikmati setiap detiknya. Tapi, percuma saja rasanya. Orang yang saya temani akan segera lulus tahun ini dan meninggalkan saya. Saya bukannya tidak suka Ia pergi. Malah itu yang saya harapkan, demi kebaikan sekolah tempat saya bekerja. Hanya saja, Ia rasanya mencurangi saya. Ia, saya merasa dicurangi dan saya benci dicurangi!, itu membuat saya terlihat bodoh!

Bagi mereka yang belum mengenal sahabat saya ini, mungkin akan berkata, “Ah, Ia cemburu dan Iri dengan pencapaian orang lain!”. Saya adalah satu orang yang berpendapat demikian awalnya. Tapi, ketika saya mengenalnya lebih jauh, saya sungguh terkagum-kagum dengan usahanya. Saya ikut terlarut dengan masalahnya dan saya setuju dengan kemarahannya dan rasa kecewanya. Saya lebih terkesan lagi dengan semangatnya untuk merubah keadaan dan berdamai dengan kemarahan didalam dirinya. Tanpa Ia sadari, Ia telah membangun lebih banyak dari yang sudah dihancurkan oleh orang lain atas dirinya. Ia bertumbuh.

Ada kalanya, saya merasa bahwa Tuhan tidak berpihak pada saya. Apa karena saya kurang banyak berdoa dibandingkan dengan dia ?. Tapi, come on!. Sulit bagi saya untuk memahami rencana Tuhan atas diri saya, ketika Tuhan-pun memberikan saya kehendak bebas. Bebas untuk meminta apa yang saya inginkan! ” kata sahabat saya.

Maka, gunakanlah hak kehendak bebasmu untuk berdoa memohon agar dirimu dapat memahami Kehendak dan Pikiran Tuhan“. Kata saya, dengan berusaha agar tidak semakin memperburuk keadaan.

Sahabat saya diam sejenak. Lalu kembali menjawab, ” Benar juga…” selanjutnya terdiam sesaat. Ia memandang keluar dan terpaku disana tanpa mempedulikan saya.

Saya selanjutnya melanjutkan pekerjaan saya yang ada didepan mata, saya memiliki projek yang harus dikerjakan sebelum akhir bulan ini tiba. Ah, es kopi di meja saya bahkan sudah tidak nampak menarik jika dibandingkan beban pekerjaan yang ada dihadapan saya. Saya biarkan sahabat saya bergelut dengan pemikirannya. Nanti, jika Ia bosan atau sudah selesai dengan permenungannya, saya harap Ia bisa membelikan kami makan malam.

Salam.

4 pemikiran pada “Memahami kehendak Tuhan

  1. Kehendak Tuhan itu kdang memang beyond our mind, yg baik mnurut kita blm tentu mnurutNya, bgtupun sbliknya, tp spnjang mnusia mau ikhlas, brsykur, brserah dan sabar, sya ykin kita prlhan-lhan bisa mmhami mksudNya..

    Dan sbgai sesamapun kita mesti pduli, spy org yg brgumul dlm mslh itu bisa mngrti misi apapun yg diembannya di dunia

    Disukai oleh 1 orang

  2. Terima kasih atas kunjungan dan saran-pendapatnya, Mas Desfortin.
    Saya sependapat, bahwa memang sebagai Manusia adalah sebuah tantangan untuk memahami kehendak Tuhan. Bersabar, ikhlas adalah cara-cara yang paling sering kita lakukan. Masing-masing orang memiliki misi-nya maisng-masing, yang diperlukannya adalah mencarinya, peduli padanya dan mengerjakannya. Hehehehe…
    Semoga.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar