Penelitian yang dikatakan, “Bias” seperti apakah itu ?


Oleh, Maria Frani Ayu Andari Dias, Perawat.

Sebagai seorang Perawat, bidang lain yang saya tekuni saat ini adalah soal penelitian. Penelitian yang bergerak dalam bidang keperawatan dan kesehatan, terutama untuk bidang kajian keperawatan jiwa dan pendidikan.

Baca juga: Sensitifitas Publikasi Karya Hasil Penelitian

Kegiatan penelitian begitu sangat menarik hati saya, karena dunia penelitian menawarkan saya begitu banyak jalan yang tidak saya ‘pahami’ dan karena tidak pahamnya saya, saya terdorong untuk menggali lebih jauh dan lebih dalam lagi. Hingga saat ini, saya terus saja merasakan moment ‘AHA’ dalam petualangan saya dengan dunia penelitian.

Baca Juga: Evidence Based Practice dan mengapa ini sangat penting untuk Perawat: Sebuah Pengantar dan Refleksi.

Penelitian yang saya geluti saat ini, adalah jenis penelitian kualitatif. Sejak saya memilih penelitian ini sebagai metode penelitian saya waktu menyelesaikan penelitian sarjana saya, saya langsung jatuh cinta dengannya. Jujur, saya tidak bisa move on dari penelitian jenis ini dan terus penasaran dibuatnya. Penelitian ini sangat dan sangatlah kontroversial bagi para penikmat penelitian Kuantitatif, karena dilihat sebagai penelitian yang sangat rentan dengan ‘bias’ atau penyimpangan yang menjadi noda dalam pencarian kebenaran. Untuk mengenal apa itu bias, saya mendedikasikan sedikit tulisan oret-oret ini.

Nah, Bias sendiri diartikan sebagai, suatu faktor pengaruh yang dapat berkonstribusi dalam pembentukan hasil study yang error atau tidak tepat. Dalam Bahasa sederhana, Bias ini dapat menyebabkan penelitian kita menjadi tidak benar/tepat atau dipertanyakan kebenarannya. Banyak kan kasus-kasus dimana penelitian seseorang ditolak oleh panel ahli karena dikatakan bias, atau tidak benar dan hasilnya tidak valid. Dalam penelitian keperawatan, hal yang sama juga berlaku.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi biasnya sebuah penelitian, faktor-faktor ini juga akan menjawab mengapa penelitian keperawatan dengan jenis kualitatif sangatlah rentan bias, dan bagi banyak peneliti dengan menentang seorang mahasiswa awal, melakukan penelitian yang tergolong cukup beresiko ini.

Faktor dari Partisipant/mereka yang diteliti.

Partisipant memiliki kemungkinan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya atau dalam artian me-manipulasi data. Cukup sulit bagi peneliti untuk mengatakan bahwa partisipan ini memberikan data yang sebenarnya dan peneliti ini tidak memberikan data yang sebenarnya. Peneliti harus setidaknya memiliki pelatihan khusus, memiliki pengalaman dalam memvalidasi pembicaraan seseorang/kelompok dan menguji kebenaran data yang diterima. Ada seperangkat kompetensi yang harus dimiliki oleh calon peneliti.

Faktor peneliti.

Peneliti adalah seorang manusia yang memiliki seperangkat kompetensi untuk meneliti. Peneliti sangat rentan dengan subjektivitas ketika Ia melakukan penelitian. Sangat sulit rasanya untuk mempertahankan objektivitas ketika melakukan penelitian, terutama penelitian milik pribadi kita sendiri.

Faktor metode penelitian yang dipilih. Metode penelitian itu adalah hal yang sangat dan sangat penting, okay semua orang tahu mengenai ini. Metode penelitian yang kurang tepat, sangat rentan untuk jatuh kedalam label bias. Mulai dar,

  1. Sample yang tidak seimbang pemilihannya/pengambilannya, hanya akan menyebabkan data yang diambil juga menjadi kurang tepat. Misalkan, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Perilaku mengendalikan stress pada anak-anak remaja, lalu peneliti mengambil sample anak-anak yang hanya juara kelas. Tentu saja hasilnya nanti tidak bisa berlaku pada seluruh anak-anak remaja, penelitian ini mungkin saja hanya berlaku pada anak-anak yang tergolong kedalam juara kelas.
  2. Pengambilan data. Proses pengambilan data juga akan sangat mempengaruhi bias atau tidaknya sebuah penelitian. Misalkan, peneliti ingin meneliti mengenai kepuasan pemberian layanan keperawatan jiwa di Bangsal A. Tapi, peneliti adalah juga merupakan bagian yang penting dan sangat tidak bisa dipisahkan dari Bangsal A dan ikut merawat Klien dan anggota keluarga yang ada di Bangsal A. Ini tentu saja tidak tepat, karena hasil penelitian akan bias, partisipan penelitian mungkin saja akan memberikan penilaian yang memuaskan karena takut nanti peneliti tidak akan memberikan pelayanan yang mereka harapkan di Bangsal.
  3. Study design. Bagaimana seorang peneliti membangun penelitiannya sangatlah penting bagi hasil penelitian yang akan diraih kelak. Misalkan, peneliti adalah seorang perawat sekolah yang ingin melakukan penelitian mengenai stress belajar dari siswa-siswa ditempat Ia bekerja. Untuk mendapatkan data, Perawat ini langsung datang ke kelas dan menyebarkan kuesioner yang dibutuhkan, sambil menunggu agar siswa-siswi mengisinya. Kehadiran Perawat pada saat pengisian kuesioner dikelas akan mempengaruhi bagaimana siswa/I ini memberikan jawaban, siswa mungkin saja akan berpikir bahwa karena perawat ini tergesa-gesa, maka siswa akan menjawab seadanya dan terburu-buru.
  4. Pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian bahkan dapat menyebabkan suatu penelitian menjadi bias. Jadi, berhati-hatilah dalam melaksanakan penelitian. Misalkan, peneliti ingin melihat praktik implementasi asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah gangguan persepsi sensori, halusinasi. Peneliti lalu ikut dinas dan memperhatikan bagaimana perawat melakukan praktik asuhan keperawatan ini (Observasi). Pelaksanaan penelitian ini sangat rentan bias karena bisa saja karena tekanan adanya peneliti disana, perawat yang berencana untuk melakukan praktik asuhan menjadi cemas dan praktik yang dilakukan malah tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya atau bisa saja perawat tersebut merasa karena ingin diteliti, Ia lalu melakukan praktik asuhan tersebut sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga nanti pikirnya hasil penelitian akan menjadi baik.

Bias memang tidak bisa dihindari, tapi jika peneliti tahu dan menguasai penelitiannya, dan tahu bagaimana meminimalisir bias ini, maka penelitian akan berakhir dengan sinyal ‘aman’.

Demikianlah tulisan saya kali ini, Semoga membantu mereka yang sedang berkutat dengan tugas akhir atau penelitiannya.

Bagi yang can relate dengan masalah mengenai bias-nya sebuah penelitian, ayo sharing pengalamanmu disini. Siapa tahu bisa membantu teman-temanmu yang lain.

Semoga bermanfaat.

6 pemikiran pada “Penelitian yang dikatakan, “Bias” seperti apakah itu ?

  1. Setuju banget, apalagi penelitian yg berkaitan atau dilakukan dengan survei itu sangat rentan hasil yg tidak akurat.

    Seperti faktor-faktor yg sdh di jelaskan dan saya sering mendapati beberapa kegiatan survei yg hasilnya hanya kira kira dan jauh dr kata benar. Entah itu dr pihak partisipan atau peneliti.

    Disukai oleh 1 orang

  2. Wah…keren Kak, terima kasih sudah berbagi pengalaman 🙏

    Ya, untuk survey, Ayu rasa kalau pengawasan pengisian angket tidak benar, rentan betul bias. Lalu, kalau angketnya jga tidak sesuai dgn tujuan penelitian bias juga.
    Benar2 sensitif ya.

    Suka

  3. Hai, ibu… Dosen ku. Mau tanya ni jika kita melakukan suatu penelitian nah dalam penelitian ini kita ada programnya, terus respondennya memilih sendiri dari program yang ada, apakah itu termasuk bias

    Suka

  4. Hai, ibu… Dosen ku. Mau tanya ni jika kita melakukan suatu penelitian nah dalam penelitian ini kita ada programnya, terus respondennya memilih sendiri dari program yang ada, apakah itu termasuk bias

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar